Bab 28 : Engagement.

468 85 23
                                    


Tangannya terus menerus bertautan, sedikit bergetar dengan degup jantung yang karuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya terus menerus bertautan, sedikit bergetar dengan degup jantung yang karuan. Gadis itu menatap pantulan dirinya di cermin, mengenakan kebaya berwarna soft pink dengan tatanan rambut sanggul sederhana. Makeup yang digunakan pun terlihat natural, tidak menor seperti kebanyakan.

Matanya menatap gelisah pada jam dinding yang ikut terpantul di cermin. Berkali-kali mencoba metode menenangkan diri, namun semuanya gagal dan rasa gugupnya tetap ada. Gadis itu tidak menyangka bahwa hari ini akan tiba, ia mengira akan menjalani hari ini sekitar sepuluh tahun kedepan. Tapi nyatanya waktu itu malah mendatanginya secepat ini.

TOOKK!! TOOKK!!

Kaluna menoleh kearah pintu masuk ruang dimana ia berada sekarang, seseorang menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Kaluna tersenyum kaku saat melihat Mbak Nara melemparkan senyum pepsodent-nya dan perlahan memasuki ruangan.

"Haii, calon adik iparku!" sapa Nara dengan ceria.

Kaluna membalas dengan melambaikan tangan, "Udah datang semua Mbak?"

Nara mengangguk, diluar sana dua keluarga besar sudah datang dan berkumpul. Mereka sibuk mempersiapkan rundown acara pertunangan hari ini yang dipimpin oleh wedding organizer milik Tante Amira. Sementara setelah selesai make up, Kaluna hanya terduduk diam di kamarnya sampai saat ini.

Calon kakak ipar Kaluna mendekatinya dan memandang balik Kaluna dari cermin tersebut, tersenyum tulus sembari memegang kedua bahunya.

"Mba tahu, bukan ini yang kamu inginkan sekarang. Harusnya saat ini kamu fokus untuk belajar dan kumpul bareng temen kamu. Tapi, sekarang kamu harus bersedia terikat oleh seseorang yang juga memiliki nasib yang sama dengan kamu."

Kaluna menunduk dengan senyuman tipis, mendengarkan apa yang akan Nara sampaikan. Karena kesannya apa yang akan ia ucapkan sedikit serius.

Nara pun melanjutkan, "Setiap fase kehidupan pasti ada maknanya, termasuk saat ini. Kamu akan tahu dan merasakannya di kemudian hari," ia berhenti sejenak "Mbak tahu, Andra mungkin bukanlah sosok yang kamu bayangkan akan menjadi imam dalam rumah tanggamu kelak. Tapi, Mbak yakin apa yang Allah sudah takdirkan untuk kamu, sekalipun itu seorang Andra dengan kekurangannya maupun kelebihannya, pasti ada maksud dan tujuannya. ."

***

Jujur saja, apa yang Nara ucapkan kepada Kaluna tepat sebelum acara berlangsung. Terus-menerus terngiang di kepalanya.

Saling belajar ya, karena nantinya hanya ada kamu dan Andra dalam satu kapal yang kalian naiki.

Benar, nantinya hanya akan ada dirinya dan-

"Heh! Lo ngapain sih melototin gue kayak gitu," bisik Andra disampingnya "Kesurupan apa gimana?"

"Ck! Si brengsek emang," desah Kaluna tak kalah berbisik.

KALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang