Bab 19 : Ya kan sayang?

590 81 21
                                    

Kaluna lebih memilih menikmati suasana di jalanan yang dipayungi langit berwarna makin gelap, malam sudah kian berganti menemani dirinya menelusuri jalanan yang semakin malam ternyata semakin ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaluna lebih memilih menikmati suasana di jalanan yang dipayungi langit berwarna makin gelap, malam sudah kian berganti menemani dirinya menelusuri jalanan yang semakin malam ternyata semakin ramai. Sementara Andra tetap fokus menyetir di sebelahnya, juga tanpa mengatakan apapun hanya sesekali melirik kearah Kaluna.

Suasana di dalam mobil bener-bener sudah macam kuburan. Sepi banget. Suara musik pun tidak ada. Bener-bener krik banget deh suasana saat ini. Tapi Kaluna sama sekali tidak terganggu dengan hal tersebut, dia masih saja asik menatap jalanan di luar sana yang ramai dengan berbagai kendaraan.

Andra membelokkan mobil mereka kearah daerah dengan jejeran toko-toko yang bisa dibilang cukup mewah kalau dilihat dari luar. Mobil mereka melitasi beberapa blok dan kembali berbelok kearah kanan untuk bertemu lagi dengan jejeran toko-toko mewah.

Mobil Andra akhirnya berhenti tepat di depan sebuah toko yang terlihat seperti butik. Kaluna melihat Andra melepaskan seatbeltnya dan membuka pintu untuk keluar dari mobil. Kaluna pun melakukan hal yang sama.

Gadis itu mengekori Andra memasuki sebuah butik yang didalamnya bernuansa soft minimalis itu. Pandangan matanya menjelajahi sudut-sudut ruangan yang lumayan besar itu. Sampai ia mendengar ada salah satu staff toko menghampiri Andra untuk menanyakan tujuan mereka datang.

"Saya mau bertemu dengan Bu Amira, Mbak," ucap Andra.

Staff wanita tersebut tersenyum ramah sambil mengangguk, "Maaf Mas, dari mana?" tanya staff itu kembali.

"Bilang saja dari Andra, Mbak."

Kaluna yang mendengar sebuah nama baru itu, hanya bisa mengendikkan bahunya. Tanda tidak perduli dengan apa yang sedang Andra lakukan sekarang. Dirinya lebih memilih memisahkan diri dari Andra dan menelusuri jejeran pakaian-pakaian yang ada disana.

Andra membiarkan Kaluna yang sedang menjelajahi isi toko, pandangannya tetap meneliti gadis tersebut. Melihat dan menimbang, seperti apakah calon tunangannya tersebut.

"Mas, kata Ibu tunggu sebentar ya. Mas dan Mbak nya bisa duduk di sofa sebelah sana, nanti diantar oleh staff kami. Silahkan," ujar Staff perempuan berambut sebahu itu sembari menunjuk dengan jempolnya kearah tempat yang dimaksud.

Mendengar itu, Kaluna menoleh dan buru-buru menghampiri Andra untuk kembali mengekor cowok itu. Kini ada seorang staff lagi yang membawa mereka ke area lebih private namun tetap terbuka. Sementara staff perempuan yang menyapanya diawal berjalan kearah pintu masuk untuk membalikkan papan toko yang tadinya tulisan open menghadap kearah luar toko kini kebalikannya. Yang artinya, mereka menutup toko. Dan yang artinya lagi, toko ditutup hanya karena kedatangan dia dan Andra.

Kaluna merinding, dia sedikit terkesima dan aneh dengan suasana seperti ini, karena ini bukan hal yang biasa untuk dirinya. Malahan ini pertama kali Kaluna merasa seperti orang kaya beneran.

"Widih, keren juga ... " bisiknya lagi masih dengan menatap kearah pintu masuk dan sekeliling toko yang hanya tersisa dua pembeli saja di area kasir.

Gadis itu masih takjub dengan apa yang dia alami, hingga tidak sadar bahwa Andra sudah berhenti didepannya. Sehingga gadis itu otomatis menabrak Andra.

KALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang