Bab 39 : Loh, ditinggal?

335 41 7
                                    

Anggota AGNOR berkumpul di tempat biasa, dan seperti biasa mereka semua melakukan kegiatan yang mereka sukai seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggota AGNOR berkumpul di tempat biasa, dan seperti biasa mereka semua melakukan kegiatan yang mereka sukai seperti biasa. Ada Tama yang sedang duduk dekat jendela sambil menatap laptopnya entah sedang apa, lalu ada Ozzi dan Ata yang juga 'sibuk' berantem sambil bermain bowling, sedangkan Ranu sibuk menjadi call center bagi pacarnya yang entah keberapa. Dan Andra sendiri? Sibuk dengan pikirannya, cowok itu hanya duduk terdiam tanpa memikirkan riuh yang diakibatkan suara Ozzi dan Ata.

 Dan Andra sendiri? Sibuk dengan pikirannya, cowok itu hanya duduk terdiam tanpa memikirkan riuh yang diakibatkan suara Ozzi dan Ata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesekali Tama melirik Andra, untuk memastikan bahwa itu masih manusia, belum terasuki penghuni gedung kosong belakang sekolah. Setelah sekian jam berlalu dan dia masih melihat Andra yang sama saat terakhir ia lihat, akhirnya Tama mengangkat tubuhnya untuk berpindah duduk di sebelah Andra.

"Perlu gue handle dia?" tanya Tama.

Mendengar sebuah pertanyaan dari sosok Tama, membuat yang lain menghentikan apa yang mereka lakukan. Ranu langsung buru-buru menutup telponnya dengan alasan mau boker, Ozzi dan Ata langsung saling memisahkan diri sendiri saat mereka tengah bergelung di lantai karena Ozzi melakukan kecurangan saat bermain bowling.

"Jadi gimana Ndra? Manusia mana yang perlu gue santet, apa lo mau kirim teluh aja? Apa banaspati?" sosor Ozzi ikutan mendekat tapi cowok itu masih duduk dilantai, jadi dia ngesot-ngesot mendekati Andra. Cocok jadi Zisot, Ozzi Ngesot.

PLAK!

"Hush, lo belajar ilmu biasa aja enggak pinter-pinter. Gimana ilmu hitam, yang ada elu nya yang jadi tumbal," ledek Ranu sambil mengeplak pala Ozzi.

Andra menggelengkan kepala, ini menjawab pertanyaan Tama yaa ... bukan pertayaan aneh Ozzi.

"Kenapa?" heran Ata.

Terdengar helaan nafas berat dari Andra, lalu cowok itu menyenderkan tubuhnya pada punggung sofa, menengadah sambil menyugar rabutnya. Tanda bahwa ia sedang pusing memikirkan sesuatu.

Cowok itu kembali menggelengkan kepalanya, "Gue masih ragu karena enggak lihat dengan mata kepala gue sendiri," jelasnya "Gue cuman enggak mau gegabah aja."

KALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang