Kaluna kembali menggeret kopernya memasuki sebuah apartemen yang kini akan ia tempati bersama dengan Andra. Dengan susah payah gadis itu menarik-narik koper ukuran jumbo tersebut, lalu menoleh kearah belakang.
"Ndra! Lo gada niatan bantuin gue gitu?" cecar Kaluna.
Andra berdiri lalu menunjuk kearah koper miliknya sendiri, "Gue juga punya koper." Singkat, padat dan menjengkelkan.
Keduanya memasuki apartemen kecil yang sudah dipersiapkan keluarga untuk mereka. Tipe apartemen yang berbentuk loft yang memiliki lngit-langit tinggi dan sedikit lebih luas ketimbang tipe apartemen lainnya, setengah lantai diatas terdapat satu kamar tidur sementara lantai bawah untuk ruangan lainnya.
Ketika membuka pintu mereka sudah dapat melihat mini kitchen set yang sejajar dengan sebuah kulkas hitam di sebelah kanan dan kamar mandi di sebelah kirinya, tidak jauh dari situ ada sebuah mini meja makan lengkap dengan dua kursi hitamnya yang beradapan dengan tembok kamar mandi.
Ada sebuah sofa coklat panjang yang menghadap langsung kearah televisi, dilengkapi dengan karpet abu-abu berbentuk lingkaran yang akan menghalau dinginnya lantai jika mereka hendak duduk dibawah. Sementara meja putih kecil di tengah televisi dan sofa itu cukup untuk menyimpan dekorasi vase bunga.
Apartemen mereka memang tidak megah dan luas, cukup simple dan cocok bagi pengantin baru. Di belakang televisi terdapat tangga yang menghubungkan dengan kamar tidur keduanya. Lantai atas hanya tersedia kasur dan lemari, sedangkan lantai bawah ada dapur, ruang televisi, kamar mandi dan juga balkon.
Kesal mendengar jawaban dari manusia tidak tahu perasaan wanita itu, Kaluna kembali menggeret koper jumbonya memasuki ruangan. Menariknya dengan sekuat tenaga lalu membiarkannya di tengah lorong kitchen set dan kamar mandi.
"Waahh ... lumayan juga," pandangan matanya melihat sekeliling apartemen "Enggak terlalu kecil tapi enggak besar juga, cocok deh!" ujarnya semangat.
Kepalanya masih melihat kearah atas, dan bawah. Meneliti setiap ruangan dengan mata yang berbinar bahagia. Melewati ruang televisi lalu menuju balkon apartemen. Membuka pintunya dan menghirup udara segar yang menyapanya, membawa helaian-helaian rambutnya menari dengan angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALUNA
Teen FictionKaluna tidak menyangka jika kesalahpahaman yang ia buat membawanya kepada kehidupan pernikahan di usia remaja. Hidup bersama dengan Affandra Prawara -ketua geng AGNOR yang ditakuti seantero sekolah- bukanlah perkara yang mudah. Hubungan mereka baga...