Chapter 29

2.3K 162 212
                                    

WARNING🔞🔥

***

Hujan di luar turun semakin deras, kaca mobil tampak buram dari dalam. Suasana itu terasa menguntungkan kala Elenor tidak mengenakan sehelai benang pun saat penyatuan tubuhnya bersama Ethan sudah memasuki ronde yang kedua. Kursi kemudi terasa sempit, benar-benar sempit. Punggung Elenor bahkan beberapa kali harus membentur stir mobil ketika Ethan membantunya menggerakan pinggul.

Jemari lentik Elenor tertanam pada rambut halus Ethan ketika pria itu mengulum puncak payudaranya dengan rakus. Keduanya terasa amat nikmat.

"Aku suka tubuhmu," Kepala Elenor jatuh di atas pundak Ethan dan kesempatan itu digunakan untuk membuat tanda kepemilikan pada leher perempuan itu. "Kamu sangat indah, Elenor."

"Ah, Ethan." Elenor mengigit lembut pundak Ethan saat dia mencapai titik puncaknya. Tak berapa lama Ethan pun mendapatkan pelepasannya untuk yang kedua kali. Dia meraih dagu Elenor lalu melumat bibirnya dengan keras.

Napas mereka sama-sama memburu. Ethan menyandarkan kepala sambil merapikan rambut Elenor yang menutupi wajah cantiknya. Dia tidak berbohong, Elenor sangat indah dan dia tidak akan pernah merasa puas dengan ini. Sebut dia gila.

"Aku membeli tiga, dua sudah ku gunakan dan artinya masih tersisa satu kondom lagi."

Elenor mengernyit, "Kamu mau lagi?"

"Sekali lagi, ronde terakhir." Ethan menyelipkan rambut Elenor ke belakang telinga. "Tapi kalau kamu capek, aku bisa menunggu. Di luar sedang hujan deras, bahaya juga kalau kita nekad menerobos pulang."

"Aku nggak capek, tapi disini sempit. Aku kurang nyaman."

"Mau pindah ke kursi belakang?"

"Boleh." Dengan hati-hati Elenor mengangkat bokongnya dari pangkuan Ethan sehingga kejantanan Ethan keluar dari intinya.

Elenor merangkak menuju kursi belakang yang setidaknya lebih luas dibandingkan kursi kemudi. Nyatanya dua ronde tidak membuat gairahnya padam. Menyaksikan Ethan merobek bungkusan foil terakhirnya lalu memasangkan benda itu pada kejantanannya membuat gairah Elenor kian membara.

"Kamu yakin nggak capek kalau kita langsung lanjut?" Tanya Ethan melirik Elenor melalui kaca spion. Perempuan itu menggeleng sambil mengigit bibir bawahnya, seperti sengaja ingin menggoda Ethan agar cepat beranjak.

"Ethan,"

"Ya, sayang?"

Elenor meraih ujung kaus hitam Ethan ketika pria itu sudah menyusul di sebelahnya. Ditariknya kaus itu keluar dari kepala Ethan sehingga dia bisa melihat tubuh seksi pria itu yang sejak tadi tidak bisa dia nikmati.

"Kamu nggak boleh curang."

"Kamu nakal juga." Ethan terkekeh ketika Elenor menghusap perut kotak-kotaknya.

"Badan kamu bagus. Wajar sih cewek-cewek di mall tadi pada ngeliatin kamu melulu."

"Gimana?"

"Eh, enggak. Aku bilang badan kamu bagus."

Detik itu juga tubuh Elenor terdorong ke belakang hingga kepalanya hampir membentur kaca mobil, untung telapak tangan Ethan sigap menghalanginya. Mata Elenor terpejam ketika merasakan gesekan hidung Ethan pada wajahnya. Refleks tangan Elenor pun memeluk otot punggung Ethan yang menonjol.

"Apa aku udah boleh mulai sekarang?"

Elenor mengangguk. Dan saat itu pula satu kaki Elenor diangkat naik. Ethan memandanginya di bawah sana dalam beberapa saat. Kendati mereka sudah sering bercinta tetapi Elenor masih saja merasa malu dan terintimidasi oleh tatapan buas Ethan. Maka dari itu dia menggerakan satu tangannya untuk menutup area kewanitaannya.

LOVE OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang