Untuk pertama kali—setelah menyandang status sebagi Istri seorang Ethan Arsakala—Elenor menginjakan kaki di Firma Hukum miliki sang suami. Elenor tidak membuat janji, tapi bukan berarti Elenor ingin membuat surprise seperti pasangan yang tengah kasmaran. Kedatangannya adalah bentuk tuntutan akan pembicaraan mereka yang belum tuntas pagi tadi.
Ponsel Elenor berbunyi sebelum Ethan sempat menjelaskannya. Ada telepon dari nomer rumah sakit yang meminta Elenor untuk segera datang karena pasien yang Elenor tangani beberapa hari yang lalu keadaannya mendadak drop.
Elenor memilih untuk menyimpan rasa penasarannya sejenak, walau dia tahu bahwa ucapan Ethan bisa mengisi kepalanya seharian. Maka sebelum dia akan menjadi gila, dia memilih untuk mendatangi Ethan ke kantornnya. Mengesampingkan ego bahwa seharusnya pihak laki-laki lah yang harus menghampiri perempuan duluan.
Banyak pasang mata memperhatikannya dengan tatapan yang beragam. Wajah Elenor pasti tidak asing atau mungkin para pegawai Ethan juga menunggu momen ini sejak lama. Menyaksikan dirinya dengan mata kepala sendiri lalu memberi penilaian.
"Jadi ini yang namanya Bu Elenor? Gila, cantik banget! Lebih cocok jadi model nggak sih dibanding jadi Dokter?"
"Pantes aja gue nggak dilirik Pak Ethan yang abis putus cinta, ternyata saingan gue modelan begini."
"Istri Pak Ethan cantik sih, tapi kenapa auranya seram banget ya, nggak seadem Bu Naomi. Mana mukanya judes, ngeliat kita aja nggak mau senyum, beda banget sama Bu Naomi yang super duper ramah."
"Tapi Bu Naomi itu tukang selingkuh, gue nggak setuju Pak Ethan sama dia. Mending sama yang sekarang lah!"
"Dari mana lo yakin kalau Bu Naomi yang selingkuh duluan? Bisa jadi kan Pak Ethan yang diam-diam punya hubungan spesial sama Dokter Elenor, buktinya aja mereka nikah duluan."
"Apa lo nggak bisa lihat gimana galaunya Pak Ethan abis putus dari Bu Naomi? Pak Ethan pernah hampir pingsan di kantor loh gara-gara nggak makan lalu maagnya kambuh."
"Ya emang sih, Pak Ethan kelihatan sebagai laki-laki baik in relationship, tapi siapa tau ada plot twits yang nggak kita tau. Coba deh lo lihat-lihat lagi muka Istri Pak Ethan, kayak pelakor nggak sih? Serem, anjir! Jangan-jangan dia yang godain Pak Ethan duluan sampai Pak Ethan buru-buru amat mau nikah."
Benar apa kata Serena, jika dia nekad datang maka dia harus tutup kuping. Persetan dengan omongan orang-orang tentang dia. Tapi hal yang paling tidak bisa Elenor terima kala dia dibanding-bandingkan dengan Naomi. Dia jelas jauh lebih baik dibanding mantan kekasih Ethan itu.
Elenor berhenti di depan meja Sekretaris. Perempuan yang tengan bermain ponsel itu terkejut saat mendapati Istri Sang Atasan berdiri di hadapannya.
"Selamat siang, bisa saya bertemu dengan Ethan?"
Perempuan itu bangkit berdiri sambil tersenyum ramah, "Pak Ethan sedang memiliki klien di dalam ruangannya. Mungkin sebentar lagi akan selesai. Apa Ibu berkenan menunggu atau—"
"Saya mau langsung menemui suami saya saja, boleh 'kan?"
"Bo-leh." Aturannya siapapun tidak boleh masuk ke dalam ruangan Ethan saat Ethan sedang memiliki jadwal konsultasi dengan klien. Tapi aura dominan Elenor membuat Sang Sekretaris tidak mampu melarang. "Mari saya antar."
"Enggak usah diantar, saya bisa sendiri. Ruangannya yang ada di depan sana 'kan?"
"Ya, Bu."
"Oke, terima kasih."
Elenor langsung melangkah menuju ruangan Ethan. Tepat ketika beberapa langkah lagi dia sampai, kakinya mendadak terhenti ketika meihat Ethan keluar dari ruangan bersama seorang wanita. Tampaknya jauh lebih tua dibanding Ethan namun gelagatnya masih seperti anak muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE OF MY LIFE
RomantizmSemua bermula dari Elenor, Si Dokter cantik yang tidak pernah percaya akan adanya cinta sejati di dalam hidup. Penyebabnya adalah keluarga. Dia lelah melihat Papa yang selalu merasa insecure dengan apa yang Mama miliki. Dia juga lelah melihat Mama m...