Setelah menjemput Elenor di rumah sakit pada pukul tujuh, akhirnya mobil Ethan sampai juga di butik tujuan. Aruna—Ibu Ethan—yang mengirimkan alamat sehingga mereka begitu mudah sampai tanpa mencari-cari. Ethan menggandeng tangan Elenor masuk ke dalam. Dan Aruna yang sedang duduk di sofa sambil melambaikan tangan menyambut kedatangan mereka.
"Akhirnya kalian datang juga," Aruna bangkit dan orang pertama yang ia peluk justru sang menantu. "Udah lama kita nggak pernah ketemu. Apa kabar kamu, Elenor?"
"Baik. Ibu sendiri?"
"Saya juga baik." Aruna tersenyum lalu melirik ke arah sang putra. "Ethan nggak banyak merepotkan kamu kan?"
"Ibu." Peringat Ethan.
Elenor menggeleng sambil terkekeh, "Enggak kok, Bu. Kayaknya aku deh yang lebih banyak ngerepotin Ethan. Hari ini aja aku kerja di antar jemput."
"Kalau yang itu memang kewajiban seorang suami, Elenor." Balas Ibu.
Seorang karyawan butik menghampiri mereka, meminta Ethan untuk segera menyusul sang Ayah yang sedang mengukur jas. Ethan meminta Elenor menunggunya sebentar bersama Aruna. Bahkan tidak tanggung-tanggung Ethan berani menciumnya di depan Aruna.
Toh juga cium Istri sendiri, pikir Ethan.
Ethan mengikuti langkah kaki karyawan butik yang akan mengantarnya menuju ruang pengukuran pakaian namun tiba-tiba saja langkah kaki Ethan terhenti ketika dia melihat Naomi sedang berdiri di depan cermin besar, mengenakan gaun pengantin yang memiliki ekor cukup panjang. Rambutnya tergerai hingga punggung, di atas kepalanya terdapat sebuah hiasan berisi permata.
Seharusnya Ethan tidak perlu berdiri mematung, seperti orang bodoh sampai Naomi menoleh ke belakang dan menyadari keberadaannya. Buru-buru Ethan membuang pandangannya saat Naomi menarik kedua sudut bibirnya saat melihat dia.
"Hai. Kamu datang, Than."
"Ya, Elenor punya waktu luang, jadi kami bisa datang bersama."
"Dimana Elenor?"
"Masih menunggu giliran bareng Ibu. Katanya para pria duluan yang diukur setelah itu baru para wanita."
Ketika Ethan hendak melanjutkan langkah kakinya, Naomi melangkah cepat ke arahnya sampai-sampai dia nyaris terjatuh akibat tersandung gaun panjangnya. Untung Ethan dengan sigap menahannya sehingga Naomi membentur dada Ethan terlebih dulu.
"Hati-hati." Kata Ethan sambil membantu Naomi berdiri dengan tegap. Dia juga menunduk, membantu merapikan gaun panjang Naomi yang hampir membuat perempuan itu terjatuh.
"Makasih." Gumam Naomi. Dia tidak bisa menyembunyikan binar di kedua matanya walaupun ketika Ethan bangkit, yang dia temukan adalah wajah datar pria itu lagi. "Aku pasti udah nyium lantai kalau nggak ada kamu. Sekali lagi makasih ya, Than."
"Gaun pernikahan kamu nggak ada yang lebih panjang lagi?" Sindir Ethan dimana membuat Naomi justru senang mendengarnya. "Andrew bakal kerepotan di hari pernikahannya."
"Kamu benar. Gaun ini kayaknya kepanjangan. Badan aku nggak tinggi-tinggi banget soalnya. Aku bakal minta ubah deh kalau gitu."
"Mending kamu tanya pendapat Andrew dulu, dia calon suami kamu."
"Enggak perlu. Paling tanggapan Andrew cuma 'terserah kamu aja' itu nggak membantu aku sama sekali." Naomi mendongak dan tersenyum lebar hingga matanya menyipit. "Makasih sarannya, Than."
"Aku susul Ayah dulu buat ukur pakaian."
"O-ke." Naomi langsung menggeser posisi tubuhnya, memberi Ethan jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE OF MY LIFE
RomanceSemua bermula dari Elenor, Si Dokter cantik yang tidak pernah percaya akan adanya cinta sejati di dalam hidup. Penyebabnya adalah keluarga. Dia lelah melihat Papa yang selalu merasa insecure dengan apa yang Mama miliki. Dia juga lelah melihat Mama m...