Chapter 7

2.2K 187 29
                                    

Mereka duduk bersisian bersama sebotol wiski dan dua gelas kristal. Hening membentang selama beberapa menit yang panjang. Elenor memperhatikan gerak-gerik Ethan sambil memainkan jemarinya di atas gelas kristal. Pria itu sedang menghisap satu batang rokok yang sebelumnya coba dia sembunyikan dari Elenor. Kini tidak lagi ada kemunafikan, Elenor tahu betapa hancurnya pria itu hanya karena sesosok perempuan.

"Apa kamu mengantuk?"

"Belum."

Ethan mematikan rokoknya pada asbak, "Kamu bisa cium bau rokok?"

"Bisa. Tapi sebenarnya aku nggak suka, baunya bikin aku sesak."

Ethan meraih sesuatu di dalam saku celananya. Sebungkus permen dengan rasa mint itu dia buka dengan cepat lalu dimasukannya ke dalam mulut. "Sekarang apa aku boleh pinjam paha kamu sebentar? Aku mau berbaring. Tapi tenang, mulut aku udah nggak bau rokok."

Tangan Elenor menepuk kedua sisi pahanya. Memberi izin untuk Ethan. Pria itu pun langsung merebahkan dirinya di atas kursi balkon dengan menggunakan paha Elenor sebagai bantalnya.

"Aku boleh tanya sesuatu?"

"Soal apa?"

"Mantan kamu." Tatapan Ethan menajam. Elenor tahu ini sensitif hanya saja dia terlampau penasaran. "Tapi kalau kamu keberataan, aku nggak jadi nanya. Jangan melotot gitu."

"Boleh. Tanya aja."

"Kamu yakin mau bahas soal ini denganku?"

"Yakin. Kamu perempuan yang akan aku nikahi. Jadi silahkan bertanya sebelum aku berubah pikiran."

"Berapa lama kamu pacaran dengan Naomi?"

"Hampir lima tahun. Dua minggu sebelum perayaan anniversary kita yang ke lima, aku mendapati dia selingkuh dengan kakak kandungku sendiri."

"Tapi bagaimana caranya kamu bisa tau tentang perselingkuhan mereka?"

"Aku memergoki mereka sedang having sex di sebuah kamar hotel. Aku diberitahu oleh Jiko yang ternyata udah lama menaruh kecurigaan pada Naomi dan Andrew."

Itu kejam. Elenor meringis membayangkan bagaimana terpukulnya Ethan saat melihat perselingkuhan itu di depan matanya sendiri.

"Dan kalau boleh tau apa yang membuat kamu berdiam diri di balkon alih-alih beristirahat di dalam kamar villa yang nyaman ini?"

"Aku melihat postingan mesra mereka yang sedang menghabiskan akhir pekan bersama di pantai. Dulu, hubunganku dan Naomi jarang terekspos di media sosial. Naomi seakan-akan menyembunyikanku untuk sebuah alasan. Sampai pada akhirnya aku tau dia sedang menjaga perasaan orang lain. Mungkin aku nggak akan sekecewa ini kalau Naomi mengkhianatiku dengan pria lain, bukan kakak kandungku."

"Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Tapi life must go on, Ethan. Kamu nggak bisa membiarkan perasaanmu hanya stuck pada moment menyakitkan itu saja."

Kedua mata Ethan terpejam. Kepalanya mengangguk pelan. Mungkin ini bukan kali pertama Ethan mendapatkan ceramah, Tante Aruna pasti sering mengatakannya hingga Ethan muak. Perasaan memang tidak bisa dipaksakan, tapi bangkit dari keterpurukan itu harus bukan?

"Aku nggak akan membiarkan diriku stuck disini." Ethan memainkan jari jemari Elenor yang ada di atas perutnya. "Maka dari itu aku memilih kamu sebagai Calon Istriku. Kamu perempuan yang kuat. Sosok seperti kamu yang aku butuhkan."

"Kalau kamu menjadikan aku sebagai sarana untuk move on, aku nggak masalah. Asalkan kamu berhenti menunjukan sikap menyedihkan seperti ini di depan orang banyak. Aku nggak mau punya suami lemah kayak kamu."

LOVE OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang