"Permisi, Ibu. Ini saya Elenor. Boleh saya masuk?" Tanya Elenor sambil mengetuk pintu kamar Aruna yang tertutup. Berharap bahwa dia akan mendapatkan balasan dari dalam.
Tiba-tiba pintu terbuka. Elenor terkejut sampai harus mundur beberapa langkah. Wajah Aruna tampak muram. Dia pasti sehabis menangis akibat mendengar bentakan dari Andrew.
"Ibu baik-baik aja?"
Aruna mengangguk, "Cuma sedikit syok."
"Mendengar kabar kehamilan Naomi?"
Lagi, Aruna mengangguk. "Juga karena semua orang selalu menghargai perasaan perempuan itu dibandingkan saya. Apa kamu mau temani saya ngobrol di dalam, Ele?"
"Boleh?"
"Boleh. Ayo masuk." Aruna membuka pintu kamarnya lebih lebar. Elenor tersenyum canggung lalu melangkah ke dalam sambil mengamati isi kamar tersebut.
Ada banyak sekali foto-foto yang terpasang di dinding kamar. Mulai dari foto Aruna dan Rudy saat masih muda, foto pernikahan mereka, foto saat Aruna hamil anak pertama, lalu foto saat Aruna hamil anak kedua yang didampingi oleh Rudy dan Andrew kecil.
Dari sana Elenor bisa mengambil kesimpulan bahwa Aruna adalah sosok wanita yang sangat cinta keluarga.
Berbeda dengan dirinya, Andrew dan Ethan adalah orang-orang yang sangat beruntung bisa dilahirkan ditengah-tengah hubungan keluarga yang harmonis.
"Itu foto saya waktu mengandung Ethan. Saya kira yang lahir akan perempuan ternyata saya punya jagoan lagi." Sahut Aruna di belakang tubuh Elenor. Lalu jari Aruna menunjuk foto di sebelahnya. "Nah, kalau yang ini waktu saya baru aja habis melahirkan Ethan. Lihat deh, Ethan waktu lahir gemuk sekali!"
"Lucu."
"Ya, Ethan memang lucu. Tapi saat menginjak enam bulan, Ethan sering sekali sakit-sakitan. Entahlah, Dokter anak yang saya percayai saat itu hanya berkata bahwa Ethan kekurangan nutrusi selama ada di dalam kandungan. Mulai dari sana perhatian saya selalu tertuju pada Ethan. Apa-apa yang selalu saya pentingkan adalah Ethan sampai-sampai saya lupa bahwa saya juga memiliki Andrew yang saat itu sudah berusia lima tahun."
Aruna menghela napas sejenak, "Saya nggak bisa menyalahkan Andrew sepenuhnya karena dia tumbuh menjadi orang yang tempramen. Saya yang salah, dulu saya kurang memberikannya pendidikan moral. Dia tumbuh dewasa bersama lingkungan sekitar. Tapi walaupun saya tau Andrew seperti itu, hati saya tetap sakit ketika dia membentak saya. Seperti tadi misalnya."
Memutar tubuh, Aruna meletakan kedua tangannya di atas pundak Elenor. "Mempunyai seorang anak itu bukan hal yang mudah. Kita harus punya kesiapan mental menjadi seorang Ibu. Saya bisa mempercayai bahwa suatu saat nanti kamu bisa menjadi Ibu yang baik, menghasilkan cucu dengan bibit unggul untuk saya. Tapi saya nggak bisa mempercayai Naomi. Saya nggak bisa, Elenor."
"Apa karena Naomi pernah menyakiti Ethan?"
"Ya, itu salah satunya. Tapi banyak lagi alasan yang membuat saya khawatir. Dia dan Andrew nyaris sama. Selama dia berpacaran dengan Ethan, Ethan banyak sekali membantu dia untuk berubah."
"Maksud Ibu?"
"Naomi juga sakit. Semua berawal dari kecelakaan yang Ayahnya alami akibat menyetir saat mabuk hingga meregang nyawa. Lalu dia juga harus membantu biaya pengobatan Ibunya yang sudah lama didiagnosa kanker. Kamu tau, Ethan banyak sekali membantu dia ketika dia sedang berada di titik terendah hidupnya. Ethan membantu mengurus pemakaman Ayah Naomi, memberi modal Ibu Naomi untuk menmbuka ruko tempat berjualan kue, dan banyak lagi yang Ethan lakukan untuk dia tapi dia sama sekali nggak bisa menghargai Ethan. Naomi itu perempuan tidak tau diri. Bagaimana saya bisa mengampuni dia, Elenor?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE OF MY LIFE
RomanceSemua bermula dari Elenor, Si Dokter cantik yang tidak pernah percaya akan adanya cinta sejati di dalam hidup. Penyebabnya adalah keluarga. Dia lelah melihat Papa yang selalu merasa insecure dengan apa yang Mama miliki. Dia juga lelah melihat Mama m...