Chapter 13

2.2K 170 160
                                    

Pada siang hari itu, Ethan dikejutkan dengan kedatangan tamu yang tidak pernah dia undang sebelumnya. Andrew dengan santainya masuk ke dalam ruangan Ethan tanpa mengetuk pintu dan mengucapkan permisi. Ethan tidak seharusnya heran, sejak dulu Kakaknya itu memang selalu bersikap semena-mena terhadap dirinya.

"Ternyata Firma Hukum lo masih segini-segini aja tapi Ayah selalu bangga-banggain lo di depan semua orang." Komentar Andrew kala menatap sekeliling ruangan Ethan lalu mendudukan dirinya di sofa.

"Mau apa lo datang kesini?"

"Apa gue nggak boleh temu kangen bareng adik gue sendiri? Semenjak putus dari Naomi, lo hampir nggak pernah menunjukan batang hidung lo di rumah. Dan gue bener-benar muak denger Ibu selalu bilang kangen sama lo setiap hari."

"Gue nggak punya banyak waktu. Jadi buruan bilang apa tujuan lo datang kesini."

"Lo nggak mau nyuruh anak buah lo buat bikinin gue kopi dulu?"

Ethan mendengus, hampir kehilangan kesabaran. Bangkit dari tempat duduknya, Ethan pun berdiri di depan mejanya sambil melipat tangan di depan dada. Pandangannya tidak lepas dari sosok Andrew yang menatapnya sinis.

"To the point aja. Gue bilang gue nggak punya waktu buat ngeladenin lo, Andrew."

"Terus lo bisanya ngasi waktu buat siapa? Pacar baru lo?"

Bibir Ethan terkatup setelah mendengar pertanyaan itu. Seharusnya Ethan tidak perlu kaget lagi jika Andrew akan mencari tahu tentang sosok perempuan yang tidak sengaja dia temui di restoran sushi seminggu yang lalu. Andrew akan selalu penasaran dengan apapun yang Ethan lakukan.

"Lo nggak perlu kaget gitu karena gue tau kalau lo udah punya cewek baru. Ibu cerita semua ke gue dan juga Ayah. Dia bilang lo udah berhasil move on dari Naomi dan udah dapet pengganti yang jauh lebih baik dibanding Naomi. Semudah itu, Ethan? Seriously?"

"Itu sama sekali bukan urusan lo."

"Tentu itu urusan gue. Lo cuma mengenalkan cewek itu kepada Ibu. Apa lo nggak anggap keberadaan Ayah dan gue ditengah-tengah keluarga kita?"

"Nanti pasti gue akan ajak dia untuk bertemu dengan kalian semua. Jadi simpan dulu semua rasa penasaran lo."

"Ibu bilang dia cucu dari seorang konglomerat di Indonesia. Gila, keren juga adik gue milih target! Gue pikir setelah putus dari Naomi lo bakal gila, tapi ternyata lo milih buat mainin perasaan cewek lain."

"Gue nggak mempermainkan hati siapapun."

"Terus apa namanya? Gue tau lo cuma jadiin Si cucu konglomerat itu sebagai pelarian."

"Tutup mulut lo, Andrew!" Salah satu tangan Ethan terkepal di balik punggung. "Gue nggak pernah ganggu hidup lo bahkan setelah lo ngerebut pacar gue. Dan gue juga minta sama lo buat berhenti ganggu hidup gue. Urus aja apa yang menjadi urusan lo, berhenti ikut campur dengan urusan gue."

"Sebagai Kakak yang baik tentu aja gue harus tau bagaimana kehidupan Adik gue 'kan?"

"Sayangnya gue nggak butuh perhatian palsu dari lo." Ethan menunjuk ke arah pintu keluar. "Sebelum kita akan begulat disini, lebih baik lo keluar. Kedatangan lo sama sekali enggak penting."

"Lo semakin sensi aja sama gue." Andrew bangkit dari duduknya lalu menarik ujung jasnya. "Apa sampai sekarang lo belum bisa mengikhlaskan Naomi buat gue?"

"Silahkan ambil. Gue nggak butuh seorang pengkhianat di dalam hidup gue."

Andrew melangkah lebih dekat kemudian berbisik di dekat telinga Ethan, "Tiap malam gue bisa cium bibir merah mudanya. Gue bisa menghirup aroma tubuhnya . Gue bisa meraba kulitnya yang lembut. Dan, gue juga bisa membuat dia menjerit kenikmatan di bawah tubuh telanjang gue."

LOVE OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang