Chapter 22

2.4K 159 132
                                    

WARNING🔞🔥

***

Udara di dalam kamar mendadak panas, menyulitkan Elenor mengambil napas panjang seperti sebelumnya. Apalagi saat dalam beberapa saat kedua matanya mengamati Ethan berdiri di depan tempat tidur tanpa mengenakan apapun dan sedang memasang alat kontrasepsi itu pada kejantanannya. Elenor sanksi mengakui ini tetapi Ethan benar-benar jenis pria yang bisa membuat perempuan kehilangan detak jantung ketika menatap keseksiannya.

"Kamu siap?"

Elenor mengangguk. Ethan mulai naik ke atas tubuhnya dan membuka kedua kaki Elenor dengan hati-hati. Elenor tersipu malu. Kendati ini bukan pertama kalinya, tetapi tatapan Ethan sukses membutnya seperti gadis polos yang penuh ketakutan.

"Aku akan berhati-hati." Ethan membimbing tangan Elenor untuk melingkari lehernya ketika secara perlahan-lahan Ethan mendorong kejantanannya ke dalam kewanitaan Elenor.

Suara desahan Elenor terdengar di dekat telinga Ethan. Pelukan perempuan itu kian mengencang saat Ethan perlahan-lahan mulai menggerakan pinggulnya.

"Ummh, Ethan..." Erang Elenor dimana membuat sudut bibir Ethan tertarik. Dia senang mendengar desahan Elenor, apalagi ketika menyuarakan namanya. Ethan menggerakan pinggulnya lebih cepat lagi.

Kepala Ethan jatuh di pundak Elenor saat dia sendiri kesulitan membuat kakinya tetap kuat saat sensasi kenikmatan menerjangnya. Elenor melenguh panjang setelahnya. Dimana artinya mereka berdua sudah mendapatkan titik puncaknya dalam waktu yang hampir bersamaan.

Ethan menjatuhkan tubuhnya di sebelah Elenor. Suara napas mereka yang terengah-engah memenuhi kamar tersebut. Ethan menyuntuh kening Elenor yang berkeringan sehingga perempuan itu menoleh ke arahnya.

"Yang tadi itu luar biasa, Elenor."

"Aku juga menyukainya."

"Sungguh?"

"Kamu sangat gagah, Ethan." Elenor memperhatikan Ethan dalam beberapa saat sebelum mendudukan diri. Ada yang salah dengan dirinya, mengapa juga dia harus memuji Ethan secara terang-terangan seperti tadi? Itu memalukan.

"Kau mau kemana?"

"Mandi. Badanku sudah lengket dan kau membuatnya semakin lengket."

Dari pantulan cermin, Elenor melihat bagaimana Ethan melepaskan alat kontrasepsi itu dari kejantanannya lalu membuangnya ke tempat sampah. Dalam beberapa saat dia dilanda kesulitan untuk beranjak. Ethan menemukannya dalam pantulan cermin. Pria itu menyadari Elenor sedang memperhatikannya.

Ck, sial. Sudah berapa kali kamu mempermalukan dirimu sendiri, Elenor?

Ketika hendak melanjutkan langkah menuju kamar mandi, Ethan tiba-tiba memeluk pinggangnya dari belakang. Memberi kecupan di sepanjang bahunya. Lalu tangannya merambat naik, meremas kedua dada Elenor dan memainkan ujungnya menggunakan ibu jari. Hal itu membuat tubuh Elenor kembali memanas.

"Ethan...," Elenor mengigit keras bibir bawahnya, "Aku mau mandi."

"Kamu nggak cuma beli satu bungkus. Kamu beli tiga kotak sekaligus." Ethan berbicara soal tiga kotak kondom yang dia temukan dalam kantung belanjaan. "Persediaan kita masih banyak dan sekarang aku masih menginginkan kamu. Kamu nggak keberatan kan kalau harus melayaniku lagi?"

Elenor menoleh ke samping lalu meledek Ethan, "Kamu benar-benar cabul."

"Salah sendiri kenapa kamu seksi banget dan selalu bikin dia tegang." Tangan Ethan turun, menyentuh kewanitaan Elenor di bawah sana. Dia tersenyum miring saat menyadari Elenor masih begitu basah. "Sepertinya kamu juga nggak akan bisa nolak."

LOVE OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang