"Cepat banget yaa baikannya, aku kira marahannya bakal lama," ujar Kaina.
"Em....kalau aku marahan sama Reygan emang marahannya bentar banget. Soalnya Reygan yang selalu minta maaf duluan dan pake rayuan mautnya buat bujuk aku," ujar Qila.
"Emang rayuan maut Reygan gimana?" tanya Kaina.
Qila pun menjawab. "Kaya kalau marahan sekarang malamnya kemudian datang kerumah dan bawa banyak makanan."
"Ih, sweet banget sih. Ngomong-ngomong soal makanan, gue jadi lapar nih, belum sarapan. Perut gue keroncongan," keluh Kaina.
"Makanya kalau berangkat tuh gak usah di pagi buta, kaya udah ada yang ngejar aja. Tau rasa 'kan lo," cibir Iva.
"Gue gak bisa kalau gak sarapan dan biasanya pas pagi-pagi gini gue bakal sarapan di kantin," ucap Kaina.
"Terus gimana, kamu mau kekantin?" tanya Qila.
Kaina mengangguk. "Iya, mau temanin aku gak? Sumpah aku lapar banget."
"Gak usah di temenin, La. Siapa suruh berangkatnya kepagian, kan gak sarapan dirumah." Qila menoleh saat Iva berbicara.
"Kasian kalau gak ditemenin, nanti kalau Kaina sakit perut gimana, terus pingsan? Ih, gak boleh," ucap Qila cepat.
"Yaudah sana temanin, gue gak mau. Bentar lagi jam tujuh dan guru bakal masuk."
Qila segera menatap jam dinding yang ada di kelasnya, memang benar sudah hampir jam tujuh, tinggal enam menit lagi.
Iva menatap Qila. "Gimana masih mau nemenin si rajin ini?"
"Kalau gak ditemani kasian, tapi aku juga takut guru bakal masuk," cicit Qila.
Kaina membuka suara setelah tadi hanya diam menyimak mendengar perdebatan keduanya. "Yaudah gakpapa kalau kalian gak mau nemenin aku bisa sendiri kok, aku kekantin dulu," ujar Kaina berdiri dari duduknya.
Qila menahan Kaina dengan memegang baju gadis itu. "A—aku temenin..."
Kaina menatap tangan Qila yang menegang baju sekolahnya lalu menatap wajah gadis itu. "Gak usah, La. Nanti yang ada kamu lambat masuk kalau nemenin aku, gakpapa kok aku kekantin sendiri. Palingan cuman beli cemilan buat ganjel perut, gak lama-lama banget."
"Karena itu aku temanin kamu, yaa?"
Kaina menggeleng. "Gak usah, La. Gakpapa aku sendiri a—"
"Musyawarah terus, kalau mau pergi kalian buruan aja, inget waktu," ucap Iva memotong omongan Kaina.
Seolah baru tersadar Kaina pun langsung menarik tangan Qila. "Yaudah, La. Ayo, keburu bel masuk bunyi."
Sesampainya di kantin Qila mengerutkan keningnya saat Kaina malah menariknya pada penjual bakso. "Kenapa malah kesini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET LOVER
Teen FictionCewek ngambekan vs cowok pengertian. Ini tentang Reygan yang kebelet menikahi Qila disaat mereka masih kelas sebelas SMA. Walaupun harus menghadapi berbagai syarat dan Qila yang labil. Qila sih ngambekan dan Reygan yang pengertian. Qila yang banyak...