Cewek ngambekan vs cowok pengertian.
Ini tentang Reygan yang kebelet menikahi Qila disaat mereka masih kelas sebelas SMA. Walaupun harus menghadapi berbagai syarat dan Qila yang labil.
Qila sih ngambekan dan Reygan yang pengertian.
Qila yang banyak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ceklek
Suara pintu terbuka, saat pintu terbuka yang pertama kalila Reygan lihat adalah Rendra— sosok Ayah Qila.
Sosok setengah paru baya itu langsung bertanya," Ngapain kesini malam-malam?"
"Biasa Yah, ngapelin pacar," ujar Reygan tersenyum dan mengelus tenguknya.
"Nyamperin pacar tuh siang hari bukan malam hari, masuk sana," walau mengomel tetap sajan Rendra mempersilahkan Reygan masuk lalu ia menutup kembali pintu rumahnya.
"Kamu mau nginep atau cuman berkunjung doang?" tanya Rendra saat sudah mendudukan dirinya di sofa panjang yang ada di ruang tamu tersebut.
"Niatnya sih cuman berkunjung doang, soalnya lagi ngambek. Tapi kalau di bolehin nginep juga Reygan sih yes aja, malahan pengen banget," kata Reygan membuat Rendra mengangguk-angguk paham lalu sambil menyeruput kopi yang tadi sudah di buatnya.
"Terserah kamu mau nginep apa ngga, ga masalah," ucap Rendra santai.
Reygan seketika antutias namun seperdetik kemudian langsung lesu karna teringat sesuatu," Tapi gimana sama tetangga-tetangga yang lain yah? Kalau sampe tau Reygan bermalam disini, apa lagi tidur sekamar sama Qila,"
"Ga masalah kalau mereka ga tau, kamu ga usah pikirin, besok atau lusa Ayah udah mau pindah rumah,"
"Pindah? Kok Reygan baru di kasih tau yah? Pindahnya ga jauh-jauh amatkan Yah?"
"Ga jauh, cuman mau pindah ke London," jawab Rendra dengan santainya berhasil membuat mata Reygan melotot sempurna mendengarnya.
"Hah London? Jangan ngadi-ngadi deh Yah, candaan Ayah garing,"
"Siapa juga yang bilang renyah?" tanya Rendra balik.
"Ahh, Ayah mertua mah gitu yaa...sumpah lawakan ayah ga lucu. Rey serius nanya ini," rengek Reygan tak peduli akan di cap sebagai apa.
"Kamu pikir Ayah lagi ngelawak?"
"Ahh sebal aku tuh, tau ah Rey mau ke Qila aja," ucap Reygan dengan kesal tapi sebelum ingin berdiri ucapan Rendra menahannya pergerakannya.
"Eit—kamu pikir Ayah biarin kamu tidur di kamar Qila? Big no, kamar tamu banyak, tidur di situ," ujar Rendra.
"Lha, aku kirain bakal sekamar sama Qila?" sungguh apakah ini yang di namakan realita tak seindah ekspentasi?
