Assalamualaikum semua
Kabarnya gimana? semogga sehat selalu yakarena saya lagi proses menulis mohon bantuan nya ya. Tolong tandain kalau misal ada typo. Saya fokus ke selesai nya cerita ini dulu. Nanti setelah selesai baru saya periksa lagi, Jadi harap dimaklumi
klik bintang yang ada di bawah dan comment, biar author makin semangat melanjutkan di bab berikutnya.
Terimakasih yang sudah sukarela mengklik bintang nya, semogga kamu selalu dalam lindungan Allah dan semogga sehat selalu jasmani maupun rohani nya.
Author mengucapkan terimakasih yang udah selalu setia menunggu cerita ini update
dan selalu setia vote dan comment ❤️"Meskipun sekarang kamu lagi berada di fase yang sulit,tapi percaya lah Allah akan menolong mu dari arah yang tidak kamu duga."
"Astra cepat turun sekaranggg!" Ucap Arka, memanggil Astra dengan nada tinggi dan tidak sabar. mengapa Arka selalu aja seperti itu kepada Astra?"Iya yah sebentar."
"Cepat! nggak denger kamu? Ayah udah teriak-teriak dari tadi, dasar lelet!"Ucap Arka dengan kesal dan tercampur emosi.
"Maaf yah, tadi Astra ketiduran yah, kenapa Ayah manggil Astra?"Tanya Astra pada Ayah nya.
"Sore-sore gini tidur. kamu nggak liat ibumu repot? sana bantuin jangan jadi beban keluarga, minimal bantu nyuci baju, ngepel, nyapu halaman!" Ucap Arka dengan enteng tanpa dosa, Astra baru pulang sekolah hampir satu hari pasti sangat melelahkan, memang Ayahnya Astra sangat-sangat menyebalkan.
"Astra cape jadi Astra tidur,"Ungkapnya. sekolah emang melelahkan apalagi tiap hari otaknya harus terkuras dengan materi-materi yang banyak.
"Cape? kebih cape mana sama cari uang buat biyayain kamu sekolah Astra?"
"Lebih cape cari uang yah, tapi astra cape lagi nggak enak badan."
"Ayah banting tulang dari pagi sampe malam, tapi ketika Ayah pulang kamu selalu saja bikin Ayah emosi sekali-kali ubah pola pikir kamu Astra! kamu bukan anak kecil! udah sana bantuin ibumu, udah besar itu sadar diri! gak selamanya kamu enak-enakan rebahan mulu, kamu juga harus bantuin ibumu selain sekolah! sekolah gak secape itu dibandingkan dengan cari uang,"Ucapnya.
"Iya yah ini Astra mau bantu," Ucapnya dengan tersenyum, bisa-bisanya Astra nggak melawan orang tuanya? Astra nggak bakalan melawan orang tuanya karena Ayahnya adalah orang tua yang harus di hormati, apalagi Ayah cinta pertama buat anak perempuan.
Astra berjalan menuju tempat cucian, karena di rumah Astra ada mesin cuci, jadi Astra mencuci menggunakan mesin cuci. sambil menunggu cucian Astra menyapu seluruh ruangan yang ada di rumahnya, tak lupa menyapu halaman rumah juga. karena sudah jam 5 Astra tidak mengepel lantai yang ada di rumah.
"Kecapean ya?"Tanya Gressa.
"Sedikit cape bu, tapi gak papa Astra strong ko bu,"Ujarnya dengan tersenyum. sebenarnya Astra berbohong, gak mungkin gak cape membersihkan seluruh ruangan yang ada di rumah di lanjutkan menyapu halaman dan mencuci, tapi Astra tetap tersenyum agar ibunya tidak khawatir dengan Astra.
"Astra bantu ya bu,"Ujarnya menawarkan bantuan ke Gressa.
"Udah kamu duduk aja kamu kecapean. ibu gak tega liat kamu pucat."
"Astra gak papa bu sini Astra bantu," Astra terus memksa Gressa.
"Ya udah ini taro di meja semua. ibu mau goreng ayamnya dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRA ADHARA TAHAP REVISI
General FictionGadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua nya, bahkan Ayah nya tidak menginginkan gadis itu lahir. "kalo Astra nggak bisa di kasih kebahagiaan tolong ambil saja nyawa Astra, Astra rela ya allah." Astra memandang langit, yang pen...