Assalamualaikum semua
Kabarnya gimana? semogga sehat selalu yakarena saya lagi proses menulis mohon bantuan nya ya. Tolong tandain kalau misal ada typo. Saya fokus ke selesai nya cerita ini dulu. Nanti setelah selesai baru saya periksa lagi, Jadi harap dimaklumi
klik bintang yang ada di bawah dan comment, biar author makin semangat melanjutkan di bab berikutnya.
Terimakasih yang sudah sukarela mengklik bintang nya, semogga kamu selalu dalam lindungan Allah dan semogga sehat selalu jasmani maupun rohani nya.
Author mengucapkan terimakasih yang udah selalu setia menunggu cerita ini update
dan selalu setia vote dan comment ❤️Bukan siapa tentang mereka, tapi persahabatan yang luar biasa.
Flashback
Waktu itu Danen bilang lo milik dia maksudnya ini? Kenapa lo tega sama gue Astra? kenapa lo sembunyiin ini sama gue? selama ini lo anggap gue apa?" ujarnya sembari menitihkan bulir air mata.
"Maaf Adira bukannya gue gak mau cerita sama lo, tapi gue butuh waktu buat ceritain ini semua," ucapnya.
"Gue gak habis pikir sama lo! kenapa lo selalu seperti ini? kenapa? gue dimata lo itu apa? lo tau kan kita udah berteman lama, apa lo gak percaya sama gue? lo gak percaya kalo gue gak bisa jaga rahasia lo hah?" tanya Adira menatap sahabatnya dengan nanar.
"Gue butuh waktu sendiri!" ujarnya lalu pergi meninggalkan Astra. Astra menatap pilu punggung sahabatnya.
Sahabat merupakan sosok yang bukan hanya menjadi teman, tetapi juga akan mengulurkan pertolongan ketika kita sedang dalam kesusahan. Terkadang, kita teramat merasa bersyukur jika memiliki orang lain yang menjadi sahabat sekaligus saudara yang mau untuk mengukir cerita bersama. mau menemani pada saat sulit kita, mau tertawa bersama dan melakukan hal bersama. meskipun dalam persahabatan akan adanya permasalahan, tetapi sahabat tidak akan pergi hanya ketika permasalahan itu terjadi. kemarahan juga tidak akan membutuhkan waktu yang lama untuk kembali akur seperti sedia kala.
Masih teringat jelas usai kejadian acara kelulusan tadi pagi. sosok sahabat yang sejak dulu berada didekatnya begitu kecewa karena dirinya. bukan Astra tidak percaya dengan sosok Adira, ia hanya ingin merahasiakan pertunangannya. ia rasa belum saatnya untuk semua orang tau, ada kalanya seseorang butuh privasi.
"Ucapan sahabat lo gak usah di dengerin!" celetuk Danen. Danen berada di rumah Astra karena ia ingin mengajak Astra ke suatu tempat.
"Gue gak mikirin Adira! lo sok tau!" jawabnya dengan sinis.
"Gak usah boong sama gue! gue tau lo lagi mikirin dia! lo tenang aja, gue jamin sahabat lo maafin lo," ujarnya tersenyum.
"Daripada mikirin sahabat lo itu, mending kita jalan-jalan ke pasar malam gimana? lo mau?"
"Hm gimana ya. gue males keluar rumah," jawabnya dengan mengerucutkan bibirnya.
"Danen udah jadi tunangan kamu sebentar lagi jadi suami kamu! lebih baik kamu nurut sama dia. udah sana kalian pergi.......Ayah ijinin ko," ucapnya menepuk bahu Danendra.
"Tapi yahhh......
"Gak ada tapi-tapian! sebentar lagi dia jadi suami kamu! kamu harus nurut sama dia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRA ADHARA TAHAP REVISI
Narrativa generaleGadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua nya, bahkan Ayah nya tidak menginginkan gadis itu lahir. "kalo Astra nggak bisa di kasih kebahagiaan tolong ambil saja nyawa Astra, Astra rela ya allah." Astra memandang langit, yang pen...