Seorang anak remaja duduk didepan rumah menunggu seseorang yang akan mengajaknya jalan, namun yang di nanti-nanti tak kunjung datang "Mas Danen gimana sii jadi ngajak aku main gak? udah cape nunggu gini!"Gumamnya dengan kesal. karena Danen tak kunjung datang.
Setelah 30 menit menunggu akhirnya yang dinanti-nanti tiba di rumah "Assalamualaikum dek,"Ucap Danen tersenyum manis.
"Walaikumsalam! dangu sanget! kula sayah ngentosi mas saking kala-wau!"Ujarnya dengan cemberut. (lama banget! aku cape nunggu mas dari tadi!)
"Sepurane aja nesu ya dek, wau ana sathithik kendala,"Ujar Danen mengelus lembut kepala Amira (Maaf jangan marah ya dek, tadi ada sedikit Kendala)
"Kendala apa? mas ngerti ora aku nunggu wis 1 jam!"(Kendala apa? mas tau gak aku nunggu udah 1 jam)
"Wau ijin kalih abangmu dhisik, terus dijalan macet parah mula aku nembe teka. sepurane ya dek, aja marah-marah maneh mengko ayune ical!"Ucapnya mencubit pipi Amira. (Tadi ijin sama abangmu dulu, terus dijalan macet parah makanya aku baru sampe. maaf ya dek, jangan marah-marah lagi nanti cantiknya ilang!)
"Iya aku maafin! seje kali aja ing baleni maneh! aja gawe aku nunggu terlalu suwe! nunggu tanpa kepastian iku kesel!"(Iya aku maafin! lain kali jangan di ulangi lagi! Jangan bikin aku nunggu terlalu lama! menunggu tanpa kepastian itu cape!)
"Siyap tuan putri! wau iku ngode mas gawe asih kepastian menyang kowe?"(Siap tuan putri! tadi itu ngode mas buat kasih kepastian ke kamu?)
"Ora ora ngono! ayo budhal, yen ora gelem ya wis ora sida lunga wae!"Ujarnya. (nggak gak gitu! ayo berangkat, kalo gak mau ya udah gak jadi pergi aja!)
Danen terkekeh melihat wajah Amira yang merah "Sida lunga ayo munggah!"Ujarnya menarik tangan Amira. (jadi pergi ayo naik!)
Motor Danen membelah jalanan kota dengan kecepatan sedang, dia tidak ingin mengendarai motor dengan kebut-kebutan, karena ada Amira yang duduk dibelakang Danen tidak ingin membuat Amira terluka. sepanjang perjalanan Danen memikirkan ucapan Amira, apakah saatnya Danen menyatakan cintanya pada Amira?
Sedari kecil Danen, Rendra dan Amira selalu bermain bersama. kedekatan mereka sampai beranjak dewasa hingga seorang Danen memiliki perasaan pada Amira, namun Danen tidak kunjung menyatakan perasaannya pada Amira.
Sembari menikmati sepoi-sepoi angin, Danen memikirkan ucapan Amira yang tadi, apakah hari ini saatnya yang tepat untuk menyatakan perasaannya?
Danen melihat wajah bahagia Amira dari spion motor kiri nya, Amira terlihat bahagia. Danen tersenyum melihat wajah cantik sosok Amira, setelah berkendara sekitar 20 menit akhirnya mereka sampai di sebuah mall besar.
"Ko mrene?ajeng nopo?"Tanya Amira (Ko kesini? mau ngapain?)
"Nonton bioskop dulu cantik! setelah dari sini kita makan ditempat biasa,"Ujarnya mencolek hidung mancung Amira. Amira menatap horor ke arah Danen, Danen hanya terkekeh.
Mereka segera masuk dan membeli tiket, tidak hanya membeli tiket saja Danen juga membeli popcorn dan aqua. Danen memilih film horor agar terkesan romantis, dari sebagian perempuan tidak menyukai film horor karena takut, maka dari itu Danen memilih film horor.
Orang-orang mulai memasuki ruang bioskop. Amira dan Danen duduk paling belakang, hanya mereka berdua yang duduk paling belakang. saat film mulai di putar Amira terlihat fokus menatap layar di depan, dia tidak menghiraukan Danen yang menatapnya dengan lekat.
"Biasanya perempuan takut sama hantu, lah ko Amira gak takut?"Batinnya. melirik ke arah Amira, disaat hantu muncul perempuan yang ada di ruangan teriak-teriak sedangkan Amira hanya diam menikmati popcorn nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRA ADHARA TAHAP REVISI
Genel KurguGadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua nya, bahkan Ayah nya tidak menginginkan gadis itu lahir. "kalo Astra nggak bisa di kasih kebahagiaan tolong ambil saja nyawa Astra, Astra rela ya allah." Astra memandang langit, yang pen...