21. kaka.....

343 17 0
                                    

Assalamualaikum semua

Kabarnya gimana? semogga sehat selalu ya

  karena saya lagi proses menulis mohon bantuan nya ya. Tolong tandain kalau misal ada typo. Saya fokus ke selesai nya cerita ini dulu. Nanti setelah selesai baru saya periksa lagi, Jadi harap dimaklumi

klik bintang yang ada di bawah dan comment, biar author makin semangat melanjutkan di bab berikutnya.

Terimakasih yang sudah sukarela mengklik bintang nya, semogga kamu selalu dalam lindungan Allah dan semogga sehat selalu jasmani maupun rohani nya.

Author mengucapkan terimakasih yang udah selalu setia menunggu cerita ini update
dan selalu setia vote dan comment ❤️

"Allahumma solli ala sayyidina muhammad 💚 jangan lupa perbanyak sholawat yaww"✨

"Jangan terlalu menyalahkan takdir hingga kita beranggapan bahwa Allah tidak adil"

"Kamu! gak usah ikut campur urusan saya!"Ucap Arka lalu pergi masuk menemui Rafaila yang sedang terbaring.

Tiba-tiba saja Bunyi nyaring dari mesin EKG membuat mata Arka terbelalak karena garis yang ada alat itu tak senormal tadi. Arka mendekat dengan wajah khawatir, tiba-tibat tubuh rafaila kejang-kejang. dengan cepat Arka lari keluar ruangan untuk memanggil dokter.

"Hiks ka lo kenapa?"Tanya Astra yang sudah menangis. Arka berlari memanggil dokter, Astra masuk ke dalam ruangan untuk melihat apa yang terjadi dengan kondisi Rafaila. selang beberapa lama kemudian dokter dan suster sampai diruangan.

"Sepertinya detak jantung pasien melemah. semuanya harap menunggu diluar agar kami lebih fokus menangani pasien" lUcap salah satu suster.

Dengan berat hati mereka keluar meninggalkan Rafaila yang tengah berjuang antara hidup dan mati "Kenapa ini? kenapa kalian diluar semua? Astra kenapa kamu nangis?"Pertanyaan beruntun itu keluar dari mulut Bintang. Bintang yang baru saja pulang mengajar langsung bergegas menuju rumah sakit

"Jantung Rafaila melemah"Jawab Arka

Astra terus menangis, dia tengah mengkhawatirkan kakanya, dia tidak mau sesuatu terjadi pada kakanya. Astra tidak ingin kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupnya lagi.

Rendra yang duduk disebelahnya Astra. mencoba menenangkan astra "Udah jangan sedih lagi mending berdoa buat kakamu di dalam sana," Ujar Rendra. hati Rendra hancur melihat Astra menangis.

"Bener kata Rendra de. lebih baik kita berdoa aja,"Ucap Bintang mengelus bahu Astra.

Arkahanya terdiam terinsuk di lantai. saat ini Arka benar-benar hancur. setelah kepergian Gressa kini, ia takut kehilangan seseorang yang berarti baginya.

Didalam ruangan Rafaila, Dokter dan suster dengan cekatan memeriksa keadaan Rafaila"Detak jantung pasien semakin melemah, Dok" lapor salah satu suster.

Suara putus-putus dari mesin EKG itu menandakan bahwa nyawa Rafaila benar-benar sudah diujung tanduk.

"Sus, siapkan alat kejut jantung"Ucap sang dokter.

ASTRA ADHARA TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang