40. Bocah tengik

188 17 0
                                    

Assalamualaikum semua
Kabarnya gimana? semogga sehat selalu ya

  karena saya lagi proses menulis mohon bantuan nya ya. Tolong tandain kalau misal ada typo. Saya fokus ke selesai nya cerita ini dulu. Nanti setelah selesai baru saya periksa lagi, Jadi harap dimaklumi

klik bintang yang ada di bawah dan comment, biar author makin semangat melanjutkan di bab berikutnya.

Terimakasih yang sudah sukarela mengklik bintang nya, semogga kamu selalu dalam lindungan Allah dan semogga sehat selalu jasmani maupun rohani nya.

Author mengucapkan terimakasih yang udah selalu setia menunggu cerita ini update
dan selalu setia vote dan comment ❤️

"Ayah....!

lihatlah anak perempuanmu yang dulu cuman bisa nangis minta uang, sekarang dia jadi wanita yang benar-benar mandiri dan kuat, bahunya banyak sekali memikul beban, tapi dia tetap kuat, hatinya selalu rapuh tapi dia tetap kuat, dari apa tubuh anak perempuan ini, terpa badai yang bertubi-tubi Bahkan hatinya pernah hancur, tapi dia tetap kuat sampai detik ini.♡

"Allahumma solli ala sayyidina muhammad 💚 jangan lupa perbanyak sholawat yaww"✨

"Mati bareng yok pak," Ajak Aurora yang mengendarai motornya begitu cepat menyalip ke kanan ke kiri tanpa menghiraukan Bintang yang sudah sangat pucat.

"Kalo mau mati nggak usah ngajak-ngajak gue! turnin gue! gue belum nikahhh!!!! ujarnya berteriak histeris.

"Bapa gak asik! kalo udah takdirnya mati sekarang gak mungkin bapak bisa nikah!" ucap seorang gadis yang tengah mengendarai motornya.

Bintang langsung saja menonyor helem yang dikenakan Aurora dari belakang "Dasar bocah tengik! sembarangan lo kalo bicara!"

cittttt

Aurora mengerem mendadak "Enak aja bocah tengik! bapa tuh yang nyebelin! udah dikasih tumpangan gratis tapi gak bersyukur palah ngomel-ngomel!" ujarnya memutar bola matanya dengan malas.

Saat Bintang pulang dari kampus mobilnya mogok berkahir dia jalan kaki. namun seorang gadis datang dari arah belakang menawarkan bantuan untuk mengantarkan dosennya pulang dengan satu syarat, memberikan dia nilai A maka gadis itu siap mengantarkan Bintang pulang dengan selamat.

Gisella Aurora seorang gadis yang hidup dengan sebatang kara, Ayah nya meninggal dan ibunya menikah lagi dan meninggalkan Aurora. Aurora harus bekerja di cafe setiap ia pulang dari kampus, terkadang juga ia mengikuti balap motor agar mendapatkan uang tambahan untuk biaya kuliahnya.

Bintang duduk di taman dengan nafas terengah-engah karena dia ketakutan. Aurora yang peka pergi membeli air untuk dosennya yang paling menyebalkan. jika dia tidak menawarkan bantuan kepada dosennya ia tidak akan mendapatkan nilai A.

"Nih buat bapa! diminum dulu," ucapnya memberikan air mineral.

"Kamu gak meracuni saya kan?" tanyanya dengan curiga.

"Yaelah pak! sembarangan aja kalo bicara! mana mungkin gue berani racunin dosen gue sendiri!" ujarnya dengan memutar bola matanya dengan malas.

ASTRA ADHARA TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang