38. lulus

202 19 0
                                    

Assalamualaikum semua
Kabarnya gimana? semogga sehat selalu ya

  karena saya lagi proses menulis mohon bantuan nya ya. Tolong tandain kalau misal ada typo. Saya fokus ke selesai nya cerita ini dulu. Nanti setelah selesai baru saya periksa lagi, Jadi harap dimaklumi

klik bintang yang ada di bawah dan comment, biar author makin semangat melanjutkan di bab berikutnya.

Terimakasih yang sudah sukarela mengklik bintang nya, semogga kamu selalu dalam lindungan Allah dan semogga sehat selalu jasmani maupun rohani nya.

Author mengucapkan terimakasih yang udah selalu setia menunggu cerita ini update dan selalu setia vote dan comment ❤️

Ada masanya seperti bunga, semua hal terjadi pada masanya

Yang terbit akan tenggelam
Yang baru akan usang
Yang hidup akan mati
Yang perlu kita lakukan hanya menjalani setiap episode kehidupan dengan cara yang terbaik.
[𝐔𝐬𝐭𝐚𝐝𝐳𝐚𝐡 𝐇𝐚𝐥𝐢𝐦𝐚𝐡 𝐀𝐥𝐚𝐲𝐝𝐫𝐮𝐬]

"Apa pertunangan? lo bohong kan? iyakan lo bohong sama gue? gak gak mungkin," ujarnya berbicara dengan seseorang melalui handphonenya. Rendra segera mematikan sambungan yang masih terhubung dengan seseorang. Rendra selalu memikirkan sosok Astra, sosok yang selalu ada dihatinya.

"Gusti kulo nyuwun lare niku ampun kalih tiang sanes, kulo nyuwun lare niku dados garwa kulo," (Ya Allah aku minta anak itu jangan sama orang lain, aku minta anak itu bisa menjadi istri aku.)  ujarnya berdoa setelah melaksanakan sholat isya.

Rasa sedih dan khawatir ada di diri Rendra, apakah dia harus mengikhlaskan Astra?

"Apa gue harus ikhlasin dia?" pikirnya sembari menitihkan air mata untuk kedua kali. sosok Rendra yang tidak pernah menangis kini menangis untuk kedua kalinya masih dengan gadis yang sama, gadis yang membuat diri Rendra menitihkan air matanya.

"Gak! gue gak bisa!," ujarnya frustasi.

Disisi lain seorang gadis termenung di balkonnya. setelah acara pertunangan selesai Astra pulang untuk istirahat. bohong jika seorang Astra ikhlas menerima lamaran Danen, pasalnya gadis itu tidak ikhlas ada orang lain di hati Astra. namun apakah ini semuanya takdir Astra?

Astra melepaskan cincin pertunangannya dia tatap cincin itu "Kenapa harus cincin ini yang terpakai dijari manisku? bolehkah aku meminta jika ini hanya sekedar mimpi?" Astra terkekeh hambar. tidak mungkin acara pertunangan tadi hanya sebuah mimpi.

Sebagai pembuktian Astra mencubit tangannya "Awww. ternyata ini emang nyata." ucapnya monolog.

Tak terasa waktu semakin larut Astra belum bisa memejamkan matanya. ia teringat sosok Rendra "Rendra.....mm..... Rendra cinta ke gue gak ya? Astaghfirullah gak gak gak mungkin Rendra suka ke gue secara keluarga dia larang gue buat deket sama dia udah pasti dia gak cinta. tapi bukankah waktu itu dia? ah sudahlah itukan sebelum dia pergi ke inggris," ujarnya meyakinkan diri sendiri. Astra bergegas masuk dan tidur.

Waktu semakin berlalu, Semilir angin berhembus dengan cukup kencang. Kicau burung yang berdendang ria, semakin menambah kesan syahdu suasana di sekitar. seorang gadis datang lebih awal dari biasanya, dia sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian hari ini. tak terasa perpisahan semakin dekat masa remaja akan usang berganti dengan massa menjadi orang dewasa.

ASTRA ADHARA TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang