Assalamualaikum semua
Kabarnya gimana? semogga sehat selalu yakarena saya lagi proses menulis mohon bantuannya ya. Tolong tandain kalau misal ada typo. Saya fokus ke selesai nya cerita ini dulu. Nanti setelah selesai baru saya periksa lagi, Jadi harap dimaklumi.
klik bintang yang ada di bawah dan comment, biar author makin semangat melanjutkan di bab berikutnya.
Terimakasih yang sudah sukarela mengklik bintang nya, semogga kamu selalu dalam lindungan Allah dan semogga sehat selalu jasmani maupun rohani nya.
Author mengucapkan terimakasih yang udah selalu setia menunggu cerita ini update dan selalu setia vote dan comment ❤️
"Mengapa? dari banyak nya manusia yang ingin mendekat, aku memilih nya? maka akan aku jawab, aku menyukai semua tentang nya. Tutur kata nya, cara dia tersenyum, cara dia tertawa, dan bahkan cara dia berbicara pun aku menyukai nya. Dia terlalu sempurna jika harus aku definisikan secara sederhana. Dan dia adalah manusia sempurna dengan semua kesederhanaan nya"
Seorang gadis duduk di bangku taman dengan memandang langit yang penuh bintang. setiap malam tiba gadis itu tidak pernah bosan memandang langit bagi nya langit itu indah di malam hari, jika ada nya bintang yang menghiasi.
Astra termenung di bawah sinar rembulan dengan pikiran yang berkelana tentang Rendra. banyak sekali penyesalan dalam diri Astra, terutama Rendra yang ingin meminta maaf kepada nya. gadis itu tidak bisa memaafkan Rendra, mungkin lambat laun akan memaafkan nya dengan ikhlas.
Apakah Astra rindu dengan sosok Rendra? sudah pasti ia sangat merindukan nya, apakah Astra akan menghubungi Rendra? mungkin untuk saat ini ia enggan menghubungi nya.
"Nggak!!! gue gak boleh pikirin dia!" ucap nya.
"Masih kepikiran sama dia?" tanya Bintang
"Gak ko," ujar nya berbohong
"Gak usah bohong! dari tadi Abang di belakang kamu!"
"Kepikiran dikit doang."
"Gak mau coba buka hp lo? pasti dia chat lo."
"Biarin aja. Astra mau tenangin diri Astra bang."
"Kalo dia di ambil orang lo gak cemburu?"
"Buat apa cemburu! aku sama Rendra gak ada hubungan apa-apa!"
"Yakin gak cemburu?" tanya nya dengan terkekeh.
"Seratus persen yakin!" ucap nya
"Tapi kenapa waktu Rendra ke rumah, lo nangis? terus waktu di bandara juga?"
Flashback
Ting tong
Rendra menekan bel rumah Astra, menunggu cukup lama, tidak ada yang membuka kan pintu. Rendra tidak menyerah dia terus berusaha menunggu.
"Assalamualaikum! Astra lo di rumah kan?" teriak Rendra. namun nihil masih sama tidak ada sahutan, karena adzan ashar sudah berkumandang Rendra pergi ke masjid di dekat rumah Astra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRA ADHARA TAHAP REVISI
General FictionGadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua nya, bahkan Ayah nya tidak menginginkan gadis itu lahir. "kalo Astra nggak bisa di kasih kebahagiaan tolong ambil saja nyawa Astra, Astra rela ya allah." Astra memandang langit, yang pen...