Assalamualaikum semua
Kabarnya gimana? semogga sehat selalu yakarena saya lagi proses menulis mohon bantuan nya ya. Tolong tandain kalau misal ada typo. Saya fokus ke selesai nya cerita ini dulu. Nanti setelah selesai baru saya periksa lagi, Jadi harap dimaklumi
klik bintang yang ada di bawah dan comment, biar author makin semangat melanjutkan di bab berikutnya.
Terimakasih yang sudah sukarela mengklik bintang nya, semogga kamu selalu dalam lindungan Allah dan semogga sehat selalu jasmani maupun rohani nya.
Author mengucapkan terimakasih yang udah selalu setia menunggu cerita ini update
dan selalu setia vote dan comment ❤️"Allahumma solli ala sayyidina muhammad 💚 jangan lupa perbanyak sholawat yaww"✨
"Jika akhirnya kamu bukan milikku, setidaknya disetiap doaku pernah menyebut namamu."
"Ayah mau menjodohkan kamu dengan teman bisnis Ayah! Ayah gak menerima penolakan kamu!"Ucap Arka tidak ingin mendengar penolakan dari Astra.
Degggg
Ucapan Arka terus terlintas dalam benak Astra. tak pernah menyangka Ayahnya menjodohkan dirinya dengan teman bisnisnya "Kenapa gue harus di jodohin? kalo gue di jodohin sama om-om gimana? padahal gue masih sekolah,"Ujarnya berkelana memikirkan siapa jodohnya.
ceklek
Bintang masuk ke kamar Astra. saat ini hanya Bintang yang memberinya nasehat "Abang bang, kenapa Astra harus di jodohin si bang?"Tanya Astra
"Abang juga gak tau de. Ayah gak bilang apa-apa sama Abang,"Ucapnya
"Astra gak mau di jodohin. Astra kan masih sekolah,"Ucapnya pada Bintang dengan tiduran di paha Bintang.
"Mau gimana lagi? Abang juga gak bisa bantu kamu,"Ujarnya merasa iba sembari mengelus kepala Astra yang tidak tertutup jilbab.
"Seandainya jodoh Astra om-om gimana bang? Astra gak mau sama om-om."
"Kamu berdoa aja biar jodoh kamu gak om-om. Abang yakin Ayah gak bakalan jodohin kamu sama om-om walaupun Ayah benci sama kamu," Ucapnya.
Bintang yakin ayahnya tidak akan mencarikan jodoh sembarangan. karena waktu melewati pintu kamar ayahnya, bintang samar-samar mendengar ayahnya menangis.
flashback
"Sebagian besar, Ayah ingin meminta maaf ke kamu karena banyaknya tekanan yang Ayah lakukan terhadapmu. Ayah selalu membuat kamu meneteskan air mata setiap hari, Ayah gak ingin membuat dirimu tertekan, namun apalah daya Ayah yang terlalu terobsesi akan nilai tinggi. sekarang Ayah sadar nilai hanyalah angka tapi kebahagiaanmu nomor satu."Ucapnya dengan meneteskan air mata.
Bintang terharu mendengar pengakuan ayahnya, meskipun belum secara langsung meminta maaf atas perbuatannya terhadap Astra "Bang! Abang! ko melamun si?"Tanya Astra melambaikan tangannya di depan wajah Bintang.
"Eh- e iya kenapa de?"
"Abang ko ngelamun si?"
"Nggak papa. sekarang kamu tidur besok berangkat sekolah. inget jangan gadang ngerjain tugas!"
"Iya siap abang!"Ucapnya. Bintang keluar dari kamar Astra dengan wajah yang sedikit berbeda dari biasanya, kali ini ia terlihat lebih bahagia.
"Ya Allah terimakasih telah membuka pintu hati Ayah. Bintang bersyukur akhirnya Ayah sedikit demi sedikit bisa peduli dengan Astra,"Ucapnya dengan tersenyum.
"Oh ya gue kan harus ke rumah sakit. kebiasaan banget gue pelupa, "Ucapnya dengan menepuk keningnya.
Bintang sosok Abang yang sangat sayang kepada adik-adiknya. contohnya sekarang, di saat Astra butuh sandaran Abangnya selalu ada dan sekarang Bintang harus menjenguk adiknya yang satu. sosok Bintang selalu menghabiskan waktunya untuk adik tercintanya, meskipun lelah dengan tugas seorang dosen, dia tidak akan pernah lupa dengan tanggung jawab sebagai sosok Abang. meskipun hari sudah malam Bintang tetap menjenguk rafaila.
"Ya Allah siapapun jodoh gue nanti semogga bisa buat gue bahagia. jika boleh meminta gue ingin jodoh yang gue inginkan salah satu cowo dari sekolah hamba,"Ujar Astra.
"Ko gue doanya gitu. gue gak boleh terlalu berlebihan berharap. belum pasti dia juga ada rasa,"Ucapnya berbicara sendiri.
"Lagian gue bukan wanita yang paham agama, gue jauh dari kata Sholehah. gue juga bukanlah wanita yang cantik fisik maupun batin. gue hanyalah wanita biasa, sederhana dan jauh dari kata sempurna. sejauh ini gue hanya belajar menjadi sebaik-baiknya wanita yang dirindukan syurga, meskipun gue gak tau bagaimana takdir ku kelak."
"Lebih baik gue tidur dari pada memikirkan jodoh yang gak pasti."
****
Seorang cowo dengan rambut yang masih basah terkena air wudhu keluar dari kamar mandi untuk melaksanakan sholat Sunnah tahajud. dia selalu terbangun di pukul 3 dini hari "Assalamualaikum warahmatullah, assalamu'alaikum warahmatullah,"Ucapnya selesai melaksanakan 2 rakaat sholat tahajud.
"Ya Allah aku mencintai salah satu hambamu, jika boleh meminta jadikan dia sebagai makmumku."
kringgg kringg
Alarm pagi berbunyi, seorang gadis masih terlihat mengantuk di pukul 5 pagi. namum dia harus bangun mengerjakan rutinitas pagi seperti sosok ibu rumah tangga meskipun dia belum memiliki suami.
''Kenapa hari ini cepat pagi? padahal gue masih ngantuk,"Ucapnya namun tetap bergegas menuju dapur.
Astra pun bergegas berkutat dengan peralatan dapurnya. gadis itu ingin memasak sayur sop dan bersama lauk dan lain-lain. setelah selesai di lanjutkan membersihkan rumah dan di akhiri dengan mandi, bersiap-siap ke sekolah. makanan sudah tertata di meja makan tinggal menunggu Abang dan Ayahnya turun untuk makan pagi bersama "Siapa nih yang masak pagi-pagi?"Tanya Bintang basa-basi.
"Astra dong. cobain insyaallah enak bang," Ucapnya.
"E- em Ayah sarapan dulu! Astra udah masak yah. sekali aja Ayah makan masakan Astra," Ucapnya memohon.
"Ayah bisa makan di kantin kantor."
"Yah coba sekali aja hargai Astra yang udah masak,"Ujar Bintang tidak ingin membuat sang adik sedih.
"Nggak papa bang kalo Ayah mau sarapan paginya di kantor. masakan ini biar Abang yang habisin,"Ucapnya tersenyum getir.
''Tuh adikmu aja gak mempermasalahkan. Ayah udah telat, Ayah berangkat dulu. assalamualaikum!"Ucapnya.
"walaikumsalam,"Jawab Astra dan Bintang.
Diluar terlihat Arka belum menjalankan mobilnya. ia merasa kali ini udah menyakiti hati Astra yang sekian kalinya.
"Maafin Ayah,"Ucapnya melihat nanar ke arah rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRA ADHARA TAHAP REVISI
General FictionGadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua nya, bahkan Ayah nya tidak menginginkan gadis itu lahir. "kalo Astra nggak bisa di kasih kebahagiaan tolong ambil saja nyawa Astra, Astra rela ya allah." Astra memandang langit, yang pen...