Malem mantemann
Absen sini
Part ini ada kemungkinan baper tipis tipis 🤭
Ramein komen dan votenya jangan lupaa
Selamat membaca!
******
Hari ini Anara duduk sendiri, Faye sedang tidak masuk. Anara hanya diam menyendiri sejak tadi karena ia memang tidak begitu dekat dengan teman sekelasnya. Sesekali mengobrol jika memang ada hal yang perlu dibicarakan. Hanya dengan Faye, Anara bisa lebih sedikit terbuka, meskipun terkadang masih ada rasa canggung.
Sekarang waktunya istirahat, Anara mencuci tangannya setelah selesai memakan bekal. Lagi-lagi Anara tenggelam dalam pikirannya. Pertanyaan pertanyaan terus berputar di dalam kepalanya sejak kemarin malam. Seperti,
Darimana Raja tau instagramnya?
Kenapa Raja tiba-tiba memberi Anara coklat dan bunga?
Kenapa Raja melakukan semua hal yang sekarang dia lakukan? Padahal baru dua atau tiga hari mereka bertemu.
Yang paling mendasari dari semua pertanyaan yang Anara pikirkan adalah Bagaimana Raja tau namanya? Padahal Anara tidak pernah memperkenalkan nama meskipun saat Raja memperkenalkan diri saat itu.
Untuk yang kedua kalinya, air di wastafel itu kembali banjir karena Anara yang larut dalam pikirannya. Untung saja ada seseorang yang mematikan kerannya.
Anara tersadar saat merasakan basah pada bagian roknya yang ternyata terkena air yang meluber dari wastafel. Spontan dia mundur beberapa langkah agar airnya tidak menyebar dan membasahi lebih banyak bagian dari seragam yang dipakainya. Tangannya ia kibas-kibaskan agar air yang ada di tangannya sedikit kering.
Pandangan matanya beralih menatap seseorang yang berada di sebelah wastafel. Sontak mata Anara membesar dan mendadak menghentikan kegiatannya.
Untuk yang kedua kalinya juga, Raja yang mematikan keran wastafel itu? Kebetulan macam apa ini.
"Kayaknya lo hobi banget ngelamun, ya?" Raja menyandarkan diri ke wastafel sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Senyuman yang ia tarik sedikit terselip ledekan di sana.
"Apa sih?!" Anara berjalan untuk masuk ke kelasnya, memang berniat untuk meninggalkan Raja. Namun sayang, langkahnya terhenti saat pergelangan tangannya dicekal oleh Raja.
Anara menoleh ke arah Raja dengan wajah yang menggambarkan kalau dia seperti bertanya, "Kenapa?"
Seakan tau apa yang ada di dalam pikiran Anara, cowok itu langsung berkata, "Kalau lo mikir darimana gue tau nama lo, instagram lo atau apapun itu, lo nggak perlu tau."
Tunggu sebentar. Apakah Raja cenayang?
"Yang penting kita berdua udah saling kenal. Lo Nara dan gue Raja." Anara mendengarkan, tapi dia tidak berhenti memutar pergelangan tangannya untuk bisa lepas dari cekalan Raja.
"Naraja," lanjutnya berhasil membuat mata Anara membulat.
"Cocok namanya, jadi nyambung gitu."
Blush
Tidak-tidak. Kenapa akhir akhir ini pipi Anara cepat sekali memanas?
Anara berusaha melepaskan jari-jari Raja yang masih melingkar di pergelangan tangannya. Saat dia berusaha kuat untuk melepaskan, Raja mendadak melepaskan cekalan tangannya sampai membuat Anara sedikit goyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMANTARA : Milik Kita
Teen Fiction"Bisa nggak, ya? Semua momen-momen milik kita terlukis juga tersimpan pada hamparan langit di atas sana." Manusia selalu menuntut untuk sempurna. Tidak banyak dari mereka yang mau menerima kelemahan setiap yang dipunya. Hanya sebagian kecil di antar...