46. Kehangatan yang Lama Pergi

1.8K 179 8
                                    

Alooo apa kabar?

Jangan lupa vote sama komennyaa yaww 🥰

Btw part ini mengandung ... Baca aja deh wkwkw

Met baca all 💗

******

Tatapan matanya kosong. Anara tenggelam dalam pikirannya. Suara-suara ramai yang ada di kelas sampai terdengar begitu jauh di telinganya. Dia benar-benar tenggelam.

Untung saja saat ini untuk mata pelajaran sudah selesai. Hanya menunggu pengumuman kelulusan, wisuda, dan informasi-informasi ke perguruan tinggi. Jadinya para siswa disana bisa bersantai.  Guru yang masuk pun sekarang biasanya membiarkan kelas kosong, hanyak sekadar masuk ke dalam kelas untuk memenuhi jam pembelajaran, atau masuk lalu sharing di kelas. Dan kebetulan kelas Anara sekarang kosong.

Pikiran Anara masih berputar-putar mengingat pagi tadi.

Duk ... Duk ... Duk ...

Langkah kaki Anara yang sedang turun ke lantai bawah itu terkesan tergesa-gesa. Bagaimana tidak? Cewek itu tidak sabar dan excited menyambut pagi ini.

Seakan ikut menyambut dengan kegembiraan, cuaca di pagi hari ini sangat mendukungnya. Cahaya kuning di jam enam pagi ini sudah sangat terang kilaunya seperti jam delapan di hari-hari biasanya. Tetapi, meskipun begitu sang mentari tidak membawa panasnya di pagi hari ini, justru angin semilir yang membuat udara terhirup dengan segar. Menjadi semangat awal pagi untuk manusia-manusia yang sedang bersiap dengan segala aktivitasnya.

Apalagi hari ini adalah hari spesial untuk Anara. Hari dimana ia dilahirkan ke bumi ini. Ditambah kini hidupnya kembali berjalan dengan baik. Membuat cewek itu senang berkali-kali lipat.

Anara langsung menuju ke dapur. Menduga bahwa Ibu dan Abangnya pasti sudah menunggunya di sana.

"Pagi!" sambutnya dengan penuh semangat.

Semangat yang berkobar dan senyum yang sangat lebar tiba-tiba menjadi hening, bingung, dan bertanya-tanya saat mata Anara tidak menangkap seorang pun berada di sana.

Mereka tidak mungkin masih berada di kamar masing-masing karena Anara melihat pintu kamar mereka terbuka dan memang sudah kosong, tidak ada orang di dalamnya.

Oh. Mungkin mereka di ruang tengah?

Anara berjalan ke ruang tengah untuk mengeceknya. Tapi, nihil. Ia masih tetap tidak menemukan Nima dan Dermaga.

Cewek itu memutuskan untuk mengelilingi setiap sudut rumah, bahkan bagian belakang halaman rumah. Hasilnya masih tetap sama. Anara tidak menemukan keberadaan keduanya.

Kemana? Tumben sepagi ini mereka sudah tidak ada di rumah?

Sambil terus bermonolog di dalam kepalanya, Anara kembali menuju ke dapur. Ia memang tidak menemukan Dermaga dan Nima. Tetapi, menemukan bungkusan roti dan susu kental manis rasa coklat yang ada di atas meja.

Sarapan kesukaan Dermaga. Mungkin saja memang mereka berdua sudah sarapan duluan? Mungkin memang sedang ada keperluan pagi-pagi hari ini. Tapi, tak biasanya.

Anara jadi berpikir dan mungkin bisa disebut traumanya muncul? Trauma ditinggalkan? Ia takut jika saja ... Sekarang dirinya kembali ditinggalkan, sekaligus?

Ah ... Anara berpikir terlalu banyak.

Akhirnya, Anara memutuskan untuk menyiapkan roti lalu di atasnya ia beri susu kental manis rasa coklat untuknya sarapan. Sambil memakan rotinya, jari-jari di tangan kiri Anara bermain di atas layar, mengetikkan sesuatu di sana. Tepatnya, mencari nomor kontak Dermaga untuk ia hubungi.

BUMANTARA : Milik KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang