Malem semua
Absen dulu sini
Votenya dan ramein komennya kuyy 🤩
Selamat membaca 💕
******
Setelah menerima dan membalas pesan dari Anara yang meminta izinnya pergi dengan Raja, Dermaga langsung menelepon Ale.
"Halo. Napa, Ga?" ucap Ale saat di seberang sana saat telepon telah tersambung.
"Ke rumah gue sekarang, tapi lo sembunyi."
"Lah gimana?"
"Yang raja raja itu mau ke rumah jemput Nara, ngajak jalan. Gue izinin karena Nara seneng."
"Terus gue ngapain?"
"Ikutin mereka kemana. Nanti share lokasinya ke gue. Gue mau nganter satu paket ini dulu terus nyusul."
"Nanti lo pake handsfree, ya."
"Oke."
"Thanks, Le."
Dermaga mematikan teleponnya sepihak. Ia mengurungkan niatnya untuk beristirahat sebentar di sebuah warung makan dan bergegas mengantar satu paket yang jaraknya tidak jauh dari tempatnya sekarang. Dermaga ingin segera menyusul Ale dan adiknya yang bersama dengan Raja itu.
******
Anara bingung ketika jalan yang mereka lewati bukan jalan menuju rumahnya. Ditambah saat mereka berhenti di sebuah taman.
"Kok ke sini, Bang?" Anara turun dari motor Ale dan melepas helmnya. Dia bertanya sambil mengedarkan pandangan ke taman di depan parkiran motor yang sudah hampir penuh itu.
Banyak sekali yang datang, entah bersama pasangan, teman ataupun keluarga. Ada yang duduk duduk sambil berbincang, berjalan berpegangan tangan, ada yang makan snack sama-sama, banyak juga anak kecil yang sedang bermain ayunan, lari-larian di rerumputan, bahkan ada yang menangis karena terjatuh.
"Ayo!" ajak Ale untuk memasuki area itu.
Mereka berdua berjalan dan mencari tempat kosong yang bisa mereka gunakan untuk duduk. Di salah satu sisi taman mereka menemukannya.
Suasananya berbanding terbalik dengan bagian sisi lainnya. Begitu tenang, sepi, dan memang dipenuhi dengan tanaman hijau dan beberapa pohon saja. Jika berada di sana, rasanya seperti berada di dua tempat yang berbeda.
Tidak banyak yang mendatangi sisi itu. Mungkin memang untuk orang-orang yang ingin menikmati ketenangan. Lagipula bagian ini didominasi oleh orang-orang yang sudah berumur.
"Kenapa kita ke sini?" tanya Anara kembali karena tadi tidak ada jawaban dari Ale.
"Lo sendirian di rumah, kan? Yaudah gue ajak ke sini."
"Bang Ale tahu kalau Bang Maga keluar buat nugas?" Ale mengangguk. Anara merasa heran, semua tentang Dermaga tidak ada yang tidak diketahui Ale.
Beberapa menit mereka hanya berdiam di sana. Anara sempat memecah keheningan dengan meminta difotokan oleh Ale. Suasana kembali hening di antara mereka berdua setelahnya. Masing-masing sibuk dengan ponsel ataupun menikmati ketenangan taman ini.
"Gue mau cari toilet dulu, ya, Ra. Lo tunggu sini aja." Ale berdiri dari duduknya sambil matanya mencari-cari keberadaan toilet di sana.
"Nara sendirian, dong?"
"Kagak. Tuh ajak ngobrol. Bentar doang." Wajah Anara kesal saat mengikuti arah mata Ale yang tertuju pada ibu-ibu dan seorang nenek di sana.
"Bang Ale!" Tangan Anara yang ingin memukul Ale malah menjadi memukul angin saat Ale berlari kelimpungan.
![](https://img.wattpad.com/cover/326350165-288-k118986.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMANTARA : Milik Kita
Ficção Adolescente"Bisa nggak, ya? Semua momen-momen milik kita terlukis juga tersimpan pada hamparan langit di atas sana." Manusia selalu menuntut untuk sempurna. Tidak banyak dari mereka yang mau menerima kelemahan setiap yang dipunya. Hanya sebagian kecil di antar...