Aloow
Absen hadir di sini!
Komennya yang rame gais 🙏🏻
Salam 😋🤟
******
Lambang memutuskan untuk berhenti dan mampir sebentar di sebuah taman yang berjarak 1 km dari rumahnya. Cowok itu baru saja mengantarkan berkas-berkas yang ketinggalan milik ayahnya ke kantor. Kalau langsung pulang ke rumah, Lambang tidak tahu harus melakukan apa selain melincahkan jarinya di atas layar ponsel atau di atas senar gitar miliknya. Dia sedang bosan untuk bergelut dengan keduanya.
Meskipun di taman itu dia juga tidak tahu akan melakukan apa. Tapi, setidaknya masih ada banyak hal yang bisa dipandang oleh matanya seperti motor dan mobil yang memadati jalan. Beberapa orang yang sedang berdagang di pinggir jalan. Anak-anak kecil yang sibuk berlari-larian di satu sisi taman yang memang di desain khusus tempat bermain untuk anak kecil. Beberapa orang yang saling bercengkerama di sisi lain taman.
Jadi, ada hal lain yang bisa dia lihat selain dinding abu-abu tua bergradasi abu-abu muda di kamar miliknya di rumah.
"Ah pas banget tempatnya." Lambang menghirup udara taman dalam-dalam.
Cuacanya cukup terik hari ini. Tapi, tidak terlalu terasa karena banyaknya pohon-pohon sekitar yang membuat udara di sana terasa begitu sejuk.
Saat berjalan mencari tempat untuk dirinya duduk. Lambang tersita perhatiannya oleh seorang bapak tua yang sepertinya baru saja datang. Bapak itu membawa banyak sekali balon yang ia ikat menjadi satu di stang sepeda miliknya. Bapak itu berhenti tepat di area parkir.
Kedua sudut bibir Lambang terangkat. Ada sesuatu yang muncul dalam pikirannya. Langkahnya berbalik menuju ke arah parkiran.
"Halo, Pak!" sapa Lambang yang dibalas senyuman oleh sang Bapak.
Sebenarnya Lambang ingin bertanya untuk apa balon-balon itu. Pertanyaannya bahkan sudah terjawab sebelum ia menanyakannya. Saat matanya melirik ke arah kertas yang bapak itu kalungkan di lehernya.
Pandangan Lambang beralih ke arah dalam taman. Tepatnya ke arah anak-anak kecil yang sedang bermain di sana.
"Cukup," gumamnya.
Lambang kembali beralih ke bapak tua itu. "Saya beli semuanya, ya, Pak."
"Serius, Nak? Saya baru sampai saja sampai. Kamu betulan mau borong balonnya?" Lambang menganggukkan kepalanya.
Tangan Lambang merogoh pada saku jaket yang dipakainya. Merasakan beberapa lembar kertas kasar yang tergulung di sana. Tapi, tunggu. Kenapa ada geronjalan lain di sakunya? Ah astaga. Ternyata sebuah spidol yang kemarin lupa ia masukkan ke dalam kotak pensil lagi selesai pelajaran seni budaya.
Lambang mengulas senyum sangat lebar sampai hampir terlihat giginya saat melihat bapak tua itu beribu kali mengucapkan terima kasih kepadanya. Dan tak henti-henti mengucap rasa syukurnya.
"Dulu ada juga anak laki-laki seperti kamu," gumam bapak tua itu saat jarak Lambang sudah lumayan jauh.
Lambang kembali masuk ke area taman. Berjalan ke sisi tempat bermain anak-anak kecil.
"Siapa yang mau balon?" Lambang mengangkat balonnya saat sudah berada di tengah-tengah mereka. Anak-anak kecil itu berlarian mendekat ke arah Lambang.
Kaki Lambang yang goyah karena digoyang-goyangkan oleh beberapa anak itu menandakan bahwa mereka sudah sangat menginginkan balon yang dipegangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/326350165-288-k118986.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMANTARA : Milik Kita
Fiksi Remaja"Bisa nggak, ya? Semua momen-momen milik kita terlukis juga tersimpan pada hamparan langit di atas sana." Manusia selalu menuntut untuk sempurna. Tidak banyak dari mereka yang mau menerima kelemahan setiap yang dipunya. Hanya sebagian kecil di antar...