Part 3

2.5K 162 1
                                    

Raka duduk berhadapan-hadapan dengan Rinjani, tatapannya masih begitu diliputi amarah seperti kemarin, dengan mata yang tajam menatap Jani juga tubuh yang ia tegakan hingga membentuk seorang pria matang yang mengintimidasi.

sementara Jani hanya bisa meratapi nasib sialnya bertemu dengan orang semacam Raden Raka, orang terburuk yang harus ia hindari jauh-jauh sebelum orang gila ini membuatnya ikut gila.

Jani berusaha berusaha untuk tenang menghadapi situasi yang terasa amat mencekik dan membuatnya merasa sesak. Setelah sekian lama dirinya menarik diri dari lingkungan sosial, mengapa ia harus bertemu dengan sosok macam Raka ini.

Ah wajah pria ini sebenarnya termasuk tampan, pria berusia matang dengan tubuh atletis yang mampu membuat para gadis di kampusnya terpesona. Ah tipe tipe pria yang tidak akan menikah karena bingung memilih wanita, karena koleksinya sangat banyak.

Jika saja Jani tidak mendapatkan mimpi bagaimana kilasan kehidupan Rinjani mungkin ia akan jatuh cinta terhadap paras Raka yang terlihat gagah dengan seluruh yang dimilikinya.

Huh aneh sekali dia mendapatkan informasi dengan cara seperti itu.

Mimpi Jani

Jani seolah-olah mengikuti pergerakan seorang wanita layaknya menonton film. Wanita itu memiliki wajah yang mirip dengannya, namun tidak begitu mirip.

Jani memiliki kulit seputih susu dengan rambut bergelombang berwarna coklat dan mata yang berwarna coklat, sedangkan Rinjani memiliki kulit eksotis dengan rambut hitam legamnya yang menawan.

Sebenarnya perbedaan Jani dan Rinjani bisa dilihat dengan hanya sekali lihat jika begini, nqmun Jani tak mengerti kenapa Raka seakan tidak mengenali adiknya sama sekali. Begitupun dengan seisi kediaman.

Rinjani, dengan kebaya kotor dar kain yang sudah robek sedang berlarian di tengah hutan, wajah wanita itu menapakan rasa ketakutan yang jelas dengan nafas beratnya.

Malam itu seorang wanita, ah  Rinjani... ia berusaha lari dari kejaran prajurit setia Raden Raka, yang terus mengejeranya tanpa merasa lelah.

Malam ini adalah malam pertama ia berlari dengan gesit setelah sekian lama Rinjani hanya berjalan dengan anggun bak putri bangsawan, ia berlari dengan rasa panik akan tertangkap.

Rinjani terus berlari, ia tidak peduli paru-parunya aka meledak atau ranting-ranting yang melukainya selama pelarian di tengah hutan begini. Menyadari kakaknya sekaligus orang yang ia cintai sampai-sampai ia akan memberikan apapun yang Raka minta termasuk hidupnya.

Pria itu ternyata tidak pernah benar-benar ada rasa untuk wanita malang seperti dirinya.

Seluruh cinta dan kasih yang Raka berikan kepada Rinjani dan ibunya hanya sekedar pura-puraan belaka, tujuannya sangat jelas agar Rinjani yang malang selalu mengikuti segala perintah Raka dengan senang hati.

Rasa sesak memenuhi relung hati Rinjani ditambah prajurit yang berhasil melacak keberadaan gadis itu, Rinjani terus berlari tidak tentu arah berusaha untuk kabur tidak mempedulikan apapun yang menghalanginya bahkan melukainya.

Rinjani tiba diujung tebing yang sangat dalam, di ujung jurang Rinjani memutar ulang kehidupannya, ia menyadari bahwa semua yang ia miliki hanyalah kesemuan belaka yang dibuat oleh Raka.

2 hari lalu hati Rinjani sangat sakit begitu mendengar Rencana terakhir yang dibua Raka untuknya, renaca yang akan menghantarkan nyawa Jani dan Bayinya.

Rinjani verdiri di balik pintu kamar Raka yang sedikit terbuka, kebetulan pergantian penjaga membuatnya bisa dengan mudah berada disini tanpa mendapatkan teguran.

Cinta Sang Senopati  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang