Part 4

2.1K 148 0
                                    

  

Kembali ke waktu saat ini

Jani pov

si Raka ini mengintimidasiku ketika aku bangun dari mimpi itu dan yang paling menyebalkan adalah dia menduduk kanku di depannya, mencoba untuk mengintimidasiku.
Kurasa dia sering menggunakan cara ini untuk membuat Rinjani tunduk tapi maaf saja aku bukan Rinjani.

Raka menggenggam dan mengelus tanganku dengan perhatian, aku menarik tanganku merasa jijik dengan segala tindakan bejatnya.

Raka memandangku dengan mata yang menyotot tajam, memberiku peringatan dengan tatapan itu. "Salah satu cara agar aku mengampunimu adalah dengan menikahi Byakta Ri, jika kamu menolaknya maka kau akan kujadikan istriku." Raka menyeringai mengelus pipi, hidung, bahkan bibirku dengan gerakan sensual.

Aku yang tersadar dari keterkejutan dengan segera menepis tangannya yang seperti ingin bergelinyar lebih jauh lagi, Raka benar-benar sinting.

Raka menatapku dengan tajam hingga menyipit membuatku bergidik ngeri. "Jadi apa pilihanmu Rinjani? Ingin bersamaku atau bersama Senopati Byakta?" Tanya Raka.

"Aku akan menikah dengan Senopati Byakta!"  dari pada aku bersama dengan Raka yang sudah kuketahui tidak beres, lebih baik aku bersama dengan si Byakta itu, setelah aku pergi dari samping si gila ini barulah aku akan pikirkan lebih lanjut lagi.

Raka bangkit dari kursinya dan tersenym sangat puas dengan pilihanku, ia mendekati ku dengan perlahan menumpukan tangannya pada pegangan kursi yang kududuki "kau tampak lebih berani Ri, biasanya kau hanya terdiam takut dibawah kuasaku." Raka berbisik di telingaku kemudian mengecup pipiku dan pergi.

langsung terbayang olehku bagaimana hubungan Raka dan Rinjani yang sesungguhnya, kurasa lebih dari sekedar kakak beradik. His tentu saja lebih dari sekedar kakak-adik, jika bukan mengapa mereka sampai bisa menghasilkan anak?

Jani POV End

*****


Malam pertama Jani berada di Dunia barunya, ia benar-benar meraskan perberbeda dengan dunianya. walaupun Jani seorang penyendiri bukan berarti Jani anak rumahan, dia berpergian senyap tanpa banyak orang tahu.

Biasanya Jani akan menghabiskan waktu membaca buku atau mengerjakan tugasnya di cafe-cafe yang ramai diperbincangkan sambil mengamati interaksi pengunjung lain dan menebak karakter orang-orang itu, sudah merasa bosan dengan rutinitasnya maka ia akan pergi menikmati keindahan alam seorang diri lalu mengabadikannya lewat lukisan mini.

Malam ini rasanya sangat suntuk, Jani hanya bisa berbaring diatas Ranjang sambil menatap langit-langit kamar dengan bosan, jam segini biasanya ia sedang menikmati live music dengan secangkir kopi latte hangat dan roti bakar rasa coklat.

Jani bangkit dari tidurnya mencoba mengamati lingkungan sekitar, ada beberapa penjaga dan dayang yang berlalu lalang namun itu hanya satu dua orang, Jani ingin keluar untuk melihat-lihat tempat tinggal barunya.

Berpetualangan di dunia baru, dunia dari masa lalau, bukankah itu akan sangat menyenankan? Barangkali Jani akan menemukan suatu hal yang bisa di jadikan penelitian untuk skripsinya nanti.

Jani tentu saja tidak kehilangan akal, seharusnya orang dari masa depan sepertinya lebih pintar bukan? Jani pun membuat siasat kecil agar dayang yang berjaga pergi meninggalkannya.

Jani mengira dayang itu tidak akan kembali ke kamarnya dalam waktu dekat, tadi siang Jani sudah menjalankan aksinya membuat dayang yang dipanggil bibi Laksmi karena ia benar-benar bibinya Rinjani, kakak dari ibunya yaitu Padimi. Jani membuat Bibi Laksmi itu sibuk agar lelah dan cepat tidur.

Cinta Sang Senopati  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang