Jani POVAku melihat si Kakek tua dan si belang di sebrang persawahan, rasanya keinginanku untuk mendekat ke arah mereka tercipta begitu kuat. Kusadari dibelakangku para pengikut yang ikut mengejarku juga tatapan kaget penduduk sekitar dan anehnya tidak sedikitpun langkahku goyah untuk menghampiri kedua sosok yang juga berjalan menjauhiku.
Tiba-tiba aku tersadar di pinggiran tebing curam, di bawahnya terdapat danau yang membentang luas. Suasana yang tercipta tampak sama, dengan matahari berwarna kekuningan yang menyorotiku seperti di sawah tadi, hanya saja semuanya sangat berbeda.
Tidak ada teriakan bibi laksmi, tidak ada mayang, tidak ada junta dan penduduk yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Kusadari di tangaku hanya ada satu buah singkong yang kubawa.
"Ku kembalikan engaku keduniamu nak. Bgaimana? Apa kau senang?" Suara kakek tua itu membuatku berbalik, ya kakek tua itu berdiri dengan selayaknya ia yang kutemui pertama kali dari pakain, raut wajah, bahkan caranya berkata dan memandangku.
"Kau tidak bisa seenaknya seperti ini kakek tua! Kembalikan aku ke Harkapura!" Aku benar-benar merasa kesal dengannya, bagaimana ia bisa berpikir memulangkanku dengan keadaan berbadan dua juga suamiku disana.
Kakek tua itu menatapku dalam. "Rasi bintang telah berubah nak, jika kau terus berada di sana kau tidak akan bisa kembali untuk selamanya. Ini kesempatan terakhirmu untuk kembali ke duaniamu." Setelah semua yang ku lalui di sana? Bagaimana bisa aku kembali ke dunia ini?
"Disini bayiku tidak akan memiliki status yang jelas, disini aku tidak punya penghasilan yang cukup untuk membesarkan seorang anak dan disini tidak ada suamiku." Ah Suamiku, rasanya benar-benar sakit meninggalkannya seperti ini, apakah dia juga merasa sakit saat aku tidak ada?
"Kamu tidak bisa membawa suatu hal yang terikat takdir dari masa itu ke masa ini Anjani." Bisik kakek tua itu. "Dan anakmu tidak memiliki takdir disini." Perkataan kakek tua itu mebuat Jani terkejut.
Jani membayangkan apa yang terjadi pada anaknya, dia benar-benar merasa sakit di hatinya. "Kumohon kembalikan aku kesana kakek. Aku tidak bisa hiks aku..aku tidak akan bisa bertahan untuk kedua kalinya! Kumohon biarkan aku kembali ke Harkapura kakek. Aku benar-benar tidak sanggup berada di sini sendirian." Dengan derai air mata bersimpuh di kaki si kakek tua, apapun akan ku lakukan agar aku kembali ke sana.
Kakek tua itu menatap Jani prihatin. Namun tidak bisa berkata banyak tentang rahasia alam semesta. "Ini yang yang terbaik untukmu nak."
Jani seketika berdiri, dengan air mata yang masih bercucuran menatap kakek tua itu. "Kau tidak bisa memutuskan yang terbaik untukku, kau bukan tuhan! Kau tidak bisa seenaknya mengirimku pergi dan kembali begitu saja disaat aku masih memiliki jiwa dan raga ini!"
Kakek tua dengan janggut putihnya menatap Jani dengan dalam, helaan nafas berat yang mengeluarkan uap keluar dari mulutnya. "Aku mengubah keputusanku untuk membiarkanmu kembali ke tanah yang sebentar lagi hancur Raden ayu. Kembali tidaknya kau kesana kau tidak akan bertemu Senopati Byakta."
Rasanya kakiku benar-benar lelah, kurasakan tenggorokanku tercekat ketika hendak berbicara lagi padanya.
"Lantas kenapa dengan kehancuran? Tidak ada yang kutakuti dari kehancuran. Aku lebih takut ditinggal sendirian dari pada kehancuran, lebih baik aku mati bersama mereka yang selalu ada dari pada hidup panjang dalam kesendirian."
Kakek tua menatap dalam mata cantik yang berlinangan air mata itu, sepetinya memang ia harus membiarkan gadis itu menerima takdir yang digariskan untuknya di kehidupan ini untuk membayar kehidupan masa lalu Jani.
"Melompatlah ke jurang jika ingin kembali nak, itu jalan satu-satunya. Tenang saja kau tidak akan mati sperti Nyai Rinjani."
Jani mengerutkan keningnya, meragukan apa yang si kakek tua ucapkan. Benarkah ia bisa kembali ke Harkapura? ke pelukan suaminya juga memiliki buahati? Atau justru mati. Belum sempat Jani memprotes Si belang yang tadi hanya memperhatikan mendorong Jani yang berada di pinggir jurang, membuatnya seketika jatuh ke jurang yang sangat dalam serta jarang terjemaah oleh manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Senopati (END)
Historical FictionKecerobohan yang Jani lakukan berhasil mengantarnya kepada Perpindahan ruang dan waktu membuat Jani terjebak di kerajaan dengan wilayah-wilayah yang Jani tidak tahu sebelumnya walaupun ia seorang mahasiswa jurusan Sejarah. Entah itu Transmigrasi at...