Perkenalkan Senopati, ini adikku dan calon istrimu Rinjani." Raka tersenyum manis, memperkenalkan ku dengan Senoapati Byakta yang dibalas oleh pria itu dengan senyum tipis dan anggukan.
" Perjalanan kesini lancar nyai, terimakasih." Jawab Byakta singkat dengan mata yang menatap lekat Jani.
-
-
-Mata keduanya menatap satu sama lain, mata Jani yang menatap terkejut terhadap calon suaminya demenyara Byakta menatap calon istrinya dengan senyum tipis penuh makna.
Baik Jani maupun Byakta tidak ada yang menyangka bahwa orang yang mereka temui tanpa sengaja pada kemarin malam adalah calon pasangan mereka, mereka terpaku sibuk dengan pikiran
masing-masing, pada akhirnya suara Raden Raka yang mempersilahkan Byakta masuk menyadarkan mereka.Anjani duduk dengan kaku dan setelah rombongan Byakta telah disambut dengan hangat, Jani cukup peka hingga bisa menyadari bahwa orang-orang yang dibawa Byakta terus mencuri-curi pandangan tak terkecuali Byakta yang melirik Jani sekilas-kilas namun sering, orang bodoh mana yang tidak menyadarinya.
Jani POV
Sejak aku berada disini aku merasa dunia ini benar-benar bukan dunia yang akan dan nyaman untukku, sedari awal rasanya sudah sangat salah aku berada disini.
Tatapan penasaran yang mereka berikan kepadaku sudah cukup membuatku risih, belum lagi tatapan orang-orang yang dibawa Senopati Byakta cukup membuat jantungku berdetak cepat, apalagi seorang pria yang berdiri di samping Senopati yang seperti ingin menghilangkan keberadaanku dari muka bumi ini.
Byakta melirikku sekilas kemudian ia berdiri ditempatinya sambil memiringkan tubuhnya kearah Raka. "Raden pasti sudah tahu untuk apa sebenarnya kami kemari, yaitu untuk menjadikan Nyai Rinjani menjadi istri saya." Raka menampakkan senyum palsu.
"Ya Senopati, tentu saya tahu."
"Maharaja telah menurunkan titahnya yang agung kepada saya dan pasukan untuk kembali dengan segera, saya memohon kepada Raden Raka untuk melakukan pernikahan dengan secepat mungkin. Mohon Raden tidak tersinggung dengan permintaan saya." kulirik wajah Raka, senyum palsu yang nampak lembut kini berubah jadi seringai, entah aku tidak mengerti maksudnya dan kulirik juga Senopati Byakta yang terlihat tidak terpengaruh dengan ekspresi Raka, wajahnya masih datar dengan matanya yang mengawasi pergerakan si Raka.
Rasanya aku ingin sekali pingsan ditempat, kenal saja tidak ini mau dinikahkan dengan negeri seberang. Bahkan aku baru tahu nama kerajaan itu tadi siang aku bersumpah jika aku melihat kakek tua itu lagi aku akan memaksanya memulangkan ku.
"Senopati, saya menghargai keinginanmu dan Rajamu, namun sejujurnya ini terlalu mengejutkan untuk saya terima..." Belum selesai aku menyelesaikan perkataanku, Senopati sudah lebih dulu menyelaku dan itu benar-benar tepat sasaran.
"Jika yang Nyai Rinjani inginkan adalah sebuah perkenalan maka mari kita berkenalan pada malam ini juga." Dia pria yang sangat peka, kurasa aku harus berhati-hati dengannya, tentu saja status yang dimilikinya sesuai dengan dirinya, itu yang kurasakan.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Senopati (END)
Fiction HistoriqueKecerobohan yang Jani lakukan berhasil mengantarnya kepada Perpindahan ruang dan waktu membuat Jani terjebak di kerajaan dengan wilayah-wilayah yang Jani tidak tahu sebelumnya walaupun ia seorang mahasiswa jurusan Sejarah. Entah itu Transmigrasi at...