Bagian 21

194 121 3
                                    

✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩
Happy Reading
✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩

"Mereka kan belum resmi Nayla juga belum bilang sayang kan ke Alfan, lo masih punya peluang, gue dukung lo" ucap Vivi menyemangati Gavin walau dia merasa sedih karena Gavin masih saja menyukai Nayla sejak dulu.

Gavin mengangguk dan secara reflek memeluk Vivi. Vivi mematung beberapa saat, Jantung nya langsung berdegub dengan kencang. "Ini Gavin kenapa meluk gue astaga" batin Vivi.

Vivi secara perlahan mendorong Gavin agar pelukan nya terlepas, Gavin yang paham segera melepas pelukan tersebut. "E-eh sorry Vi"

"Oh iya gapapa"

Tanpa mereka sadari Nayla dan Alfan sudah memperhatikan mereka saat mereka berpelukan "Kiw kiw jadian sana" ledek Alfan sambil menaikkan kedua alis nya.

"Gue udah suka sama orang lain" jawab Gavin

"Wihhh siapa tuhhh?" tanya Nayla kepo sambil mendekat ke Gavin dan duduk di depan nya.

"Lo bakalan tau nanti Nay" jawab Gavin sambil menatap mata Nayla.

Nayla hanya mengangguk kan kepalanya paham. Mereka lanjut bercanda lagi sampai menujukkan pukul 20.00 mereka memutuskan untuk pulang.

"Ayanggg, gue pulang duluu yaaa" pamit Alfan

"Oh iyaa hati-hati di jalan"

"Siap Ayangg"

"Kalian juga ikut pulang?" tanya Nayla pada Gavin dan Vivi.

"Iya Nay kita juga mau pamit" jawab Gavin

"Hati-hati kalian semuaaa" ucap Nayla sambil tersenyum.

"Lo kalo kesepian telfon gue aja Nay" ujar Alfan

"Ahhh itu mah gampang nantii" jawab Nayla

Mereka semua meninggalkan rumah Nayla menyisakan diri nya sendiri. Nayla segera menuju kamar untuk membersihkan badan nya, saat sampai di kamar mandi Nayla menemukan Hoodie milik Alfan yang tertinggal di dalam dengan penuh Noda. Nayla dengan telaten membersihkan Hoodie tersebut. Nayla memcuci nya berserta pakaian milik nya lalu menjemur pakaian nya.

Setelah menyelesaikan acara mandi nya Nayla merebahkan diri nya di kasur empuk milik nya. Nayla membuka ponselnya karena mendapatkan notif dari ponsel nya.

Alfandi

|Ayy kamu lagi ngapain?

Kamu?|
Lagi tiduran|

|Kamu gak nanya balik aku gitu?

Lo kenapa sih kok aku kamu segala|
Lo sendiri lagi ngapain?|

|Aku tuh pacar kamu tauu
|Setiap hari tuh aku mikirin kamu |teruss

Lo maksa gue ya, kalo lo lupa|
Hilih Gombal|

|Berati lo belum bisa nerima gue?

Gue gak gampang kenal sama orang| baru|
Sabarrr|
Kalo gamau yaudah|

|Ehhh gue mau kokk
|Gue bakalan sabar nunggu lo Nay

Oke gue juga bakal berusaha buka| hati buat lo|

|Thanks ya Nay

Nayla hanya membaca pesan terakhir Alfan. Kalau boleh jujur seperti nya Nayla mulai merasa nyaman dengan Alfan. Dari perlakuan dia yang membuat Nayla merasa seperti istimewa. (Istimewa gak tuh)

Nayla menutup ponsel nya lalu segera memejamkan mata nya menuju alam mimpi. Nayla terbangun tengah malam karena ada yang mengetuk jendela kamar nya. Nayla sudah menebak bahwa ini pasti Alfan, karena hanya dia yang berani memanjat balkon kamar nya.

Nayla dengan muka kantuk nya segera membuka tirai dan pintu Balkon nya. Nayla menatap horor ke arah Alfan yang sedang menampakkan deretan gigi nya tanpa rasa bersalah.

"Lo ngapain sihhh?, udah malemm, gue ngantuk Alfann" ujar Nayla sedikit meninggikan suaranya.

Alfan yang awal nya tersenyum kini menatap Nayla dengan dingin. Alfan berjalan mendekati Nayla. Nayla yang melihat tatapan Alfan langsung bergidik ngeri dan secara reflek Nayla berjalan mundur menghindari Alfan yang semakin berjalan mendekati nya.

"Lo-lo mau ngapain?" tanya Nayla gugup

"Lo gak boleh naikin Nada bicara lo sama Gue"

"Kenapa hah?" Nayla kembali meninggikan suaranya.

Tanpa basa-basi Alfan langsung menarik pinggang Nayla dan mencium bibir Nayla lumayan Lama setelahnya Alfan berbisik pada Nayla. "Sekali lagi lo naikin nada suara, gue makan habis bibir lo" bisik Alfan dingin.

Nayla langsung mendorong badan Alfan agar menjauh lalu segera berlari ke dalam dan mengunci pintu Balkon. Alfan tersenyum miring dia kembali memegang bibir nya. "Sama seperti pertama kali, Manisss" lirih Alfan.

Tanpa Alfan sadari seseorang memperhatikan nya sedari tadi di bawah pohon depan rumah Nayla. Seseorang itu mengepalkan tangan nya dengan kesal melihat kejadian dimana Alfan mencium Nayla. "Gue benci lo Nay" lirih nya. Lalu dia segera meninggal kan pekarangan rumah Nayla.

Alfan mendekati pintu Balkon Nayla dan berkata "Sayanggg gue pulang dulu yaa, makasih ciuman nya, gue suka, lain kali lagi ya" ujar Alfan.

Nayla yang masih di depan pintu mendengar apa yang Alfan ucapakan seketika pipi nya menjadi merah seperti tomat. Alfan yang menyadari ada pergerakan dari tirai yang di sebabkan oleh Nayla mengulum senyum nya.

"Gue tau kok Nay lo denger semua yang gue bilang tadi" ledek Alfan

"Lo pergi sanaaa" usir Nayla

"Siap Cantik gue pamit yaaa jangan lupa mimpiin gue yaaa"

"Udahhh sana lo pergii"

"Iya in dulu dong"

"Iya iyaa" jengah Nayla

"Oke sayangkuu I Love You" setelah itu Alfan benar-benar meninggalkan rumah Nayla.

Nayla masih menahan salting karena kelakuan Alfan tadi dan muka nya masih sangat merah, Nayla masih membayangkan tekstur bibir Alfan yang lembut. Kemudian dia memukul kepala nya sendiri. "Heh mikir apaan sih guee, bisa-bisanya bayangin bibir Alfan" gerutu Nayla "tapi emang lembut si" lanjut nya

"Eh astaga kenapa gue jadi gini sihhh" Nayla segera menuju tempat tidur nya lalu menyembunyikan seluruh tubuh nya dengan selimut. Beberapa menit kemudian Nayla kembali tertidur pulas.

࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
To be continue.....
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang