✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩
Happy Reading
✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩"Alfan lo apa-apaan sih? Lepasin, sakit tau" ringis Elena
"Emang gue Peduli" jawab Alfan dingin
Alfan membawa Elena ke depan gudang sekolah kemudian Alfan melepaskan cengkraman tangannya pada Elena. "Lo ngapain bikin Nayla cidera?" tanya Alfan
"Suka-suka gue lah" jawab Elena acuh
"Gak usah ganggu dia Lagi" tegas Alfan
"Lo gak berhak ngatur gue" ujar Elena lalu meninggal kan Alfan sendirian di sana
"Ck kalau sampai Nayla kenapa-kenapa habis lo sama gue Elena" batin Alfan. Alfan berjalan kembali ke kelas nya.
Sementara itu di kelas Gavin langsung menghampiri Nayla dia melihat tangan Nayla sudah memerah akibat kopi itu, lalu Gavin segera menuntun Nayla ke UKS. Mereka sampai di UKS Gavin menyuruh Nayla untuk duduk sementara Gavin mengambil kotak P3K
"Nay tangan lo gapapa?" tanya Gavin.
"Gapapa kok cuma agak perih aja"
"Yaudah sini gue obatin" Gavin mengambil salep untuk luka bakar lalu mengoleskannya pada tangan Nayla. Nayla sedikit meringis kecil saat Gavin mengoleskan salep itu.
"Tahan bentar ya Nay"
"Iya Vin gue tahan kok"
Gavin mengambil perban lalu membungkus tangan Nayla dengan perban. Kemudian mereka kembali ke kelas. Nayla melihat Alfan sudah duduk di kursi belakangnya dan dia sedang fokus bermain ponsel. Nayla tak menghiraukan nya lalu dia segera duduk di kursi nya sendiri.
Selang beberapa menit guru memasuki kelas itu. Mereka memulai pelajaran seperti biasanya. Pada saat jam ke dua pelajaran mereka harus berganti baju karna pelajaran selanjutnya adalah olahraga.
Nayla berganti baju bersama para gadis yang ada disana. Selang beberapa menit Nayla selesai berganti baju lalu keluar dari ruang ganti dan langsung menuju lapangan.
Saat sampai di lapangan Gavin datang dan langsung menarik tangan Nayla.
"Loh ini kenapa gue di tarik, bukan nya kita mau olahraga, kok lo ngajak gue ke Tribun?"
"Busett banyak bener nanya nya" Gavin menghentikan langkah nya lalu menoleh pada Nayla.
"Kita itu disuruh ke tribun sama pak Ali, soalnya Alfan mau tanding gitu sama kelas sebelah" jelas gavin
"Lah kok tiba-tiba langsung tanding"
"Si Alfan di tantang sama kelas sebelah, dah ah ayok ke tribun" Gavin menggandeng tangan Nayla.
Saat akan ke tribun Nayla berpapasan dengan Alfan, dan bisa di akui kalau kali ini Alfan terlihat sangat tampan.
"Ganteng banget gilaa" batin Nayla "Eh apaan sihh gue udah gila kaya nya" lanjut Nayla
Alfan yang merasa Nayla memperhatikannya dia langsung memberikan Nayla berupa kedipan maut nya yang membuat para gadis bisa terpesona, namun berbeda dengan Nayla yang malah memandangnya julid.
Alfan heran kenapa hanya gadis itu yang tidak tertarik padanya, padahal jika Alfan mau dia bisa memilih di antara gadis-gadis yang ada di sini, namun Alfan sudah sangat tertarik dengan Nayla.
Nayla sampai pada tribun lalu dia segera duduk di samping Gavin.
"Vin ini nama grup nya apaan?" tanya Nayla
"Grup? Ini kita lagi mau tanding basket Nay kok jadi grup" bingung Gavin
"Ihhh maksudnya tuh kan mereka mau tanding itu apa lawan apa gituu, Nama grup basket mereka" jelas Nayla
"Oalahhh itu nama nya Tim Nayy, Devils itu ketuanya Alfandi Mahendra lawan nya Union ketuanya Gilang Dirgantara"
Nayla hanya mengangguk saja. Pertandingan di mulai dengan Tim Devils sudah berhasil mencetak skor 1-0. Alfandi terlihat sangat mahir dalam mendrible bola dan mengopernya kesana kemari, saat mendekati Ring Alfandi melompat dengan sekuat tenaga lalu memasukan bola basket itu ke Ring dann masuk jadi skor mereka sekarang 2-0. Gilang te terlihat sangat kesal, bagaimana tidak dia yang mengajak Alfandi untuk bertanding masa harus dia juga yang kalah. Akhirnya babak pertama permainan di menangkan oleh Tim Devils.
Lanjut pada babak ke dua mereka bertanding dengan serius kali ini tim Union berhasil mencetak skor yaitu 2-1 lalu di lanjutkan lagi oleh tim Devils. Skor menjadi 3-1 babak dua sudah berakhir. Mereka istirahat sebentar untuk minum lalu sedikit berdiskusi untuk strategi selanjutnya.
Babak ke tiga di mulai Gilang mulai mendrible bola dengan lihai lalu tak lama setelah itu di rebut oleh Alfan lalu di rebut kembali oleh Gilang dan dia langsung memasukan nya ke Ring skor mereka menjadi 3-2 mereka terlihat sangat fokus untuk pertandingan ini bahkan keringat mereka mulai bercucuran dari pelipis nya. Saat Alfan sedang menggiring bola itu tiba-tiba di rebut oleh Gilang dan melempar nya ke Ring dan Langsung masuk kini Skor mereka seri 3-3.
"Jago juga lo" ujar Alfan.
"Gue emang jago asal lo tau" remeh Gilang
"Gak usah sombong dulu masih ada satu babak lagi dan gue pastiin gue yang bakal menang"
"Widih percaya diri banget lo"
"Iyalah harus secara gue paling jago disini" remeh Alfan. Gilang yang geram segera menarik baju Alfan agar mendekat "kita liat aja siapa yang bakal menang" bisik Gilang
"Oke kita liat aja, dan yang pasti itu gue" balas alfan juga berbisik.
Babak terakhir di mulai mereka mulai mendrible bola lalu mengoperkannya kesana kemari namum belum ada satu pun bola yang masuk ke Ring. Mereka sudah menghabiskan waktu sekitar 8 menit tapi skor mereka masih Seri yaitu 3-3. Karna Alfan tau waktu nya sudah mepet lalu dia segera merebut bola dari tangan Gilang dan langsung memasukkan nya ke dalam Ring dan bola tersebut masuk dengan mudah nya. Bersamaan dengan itu waktu bermain nya sudah selesai dan di menang kan oleh Alfan. Dengan Skor 4-3
Alfan dan tim nya berpelukan lalu dia melihat ke arah Tribun, Alfan melihat ke arah Nayla yang sedang bercanda dengan Gavin. Azka yang menyadari nya langsung menggeplak punggung Alfan.
"Deketin dong jangan diem aja" ucap Azka
Nayla sedang bercanda dengan Gavin terkejut karna tiba-tiba para gadis langsung berteriak secara bersamaan. Nayla menoleh ke samping lalu bertanya pada Eva
"Mereka kok pada teriak-teriak emang kenapa" tanya Nayla penasaran
"Liat noh di bawah Alfan lagi ngapain" tunjuk Eva
Nayla menoleh dia melihat ke arah Alfan lalu memasang raut dingin
"Woy Alfan, lo jangan tebar pesona dong" kata Ren
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
To be continue.....
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush
RomanceMenceritakan seorang Gadis pindahan dari Korea selatan yang disukai oleh ketua basket di sekolah baru nya. Ketua basket tersebut sangat tampan dan menjadi idaman para gadis, Namun belum pernah ada yang mendapatkan hati nya. Sang ketua langsung meny...