Bagian 41

159 106 5
                                    

✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩
Happy Reading
✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩

Vivi dan Nayla mengemasi buku buku mereka lalu memasukkannya ke tas masing masing. "Yuk Nay kantin" ajak Vivi.

"Duluan aja, gue sama Alfan mau ke taman belakang" ujar Nayla

"Lo mau ngapain?" tanya Vivi

"Si Elena ngajak ketemuan, katanya mau ngomong sesuatu" jelas Nayla

"Gue ikut boleh gak?" tanya Vivi

"Oh ayok deh kalo lo mau ikut" jawab Nayla.

"Kalian mau kemana?" tanya Gavin dengan suara khas orang bangun tidur.

"Ke taman" jawab Nayla

"Ngapain gila"

"Katemu Elena"

"Weh anjir lo udah punya Nayla masih mau ketemu Elena"

"Masih ngelantur nih anak, Elena ngajak gue sama Nayla buat ketemuan sama dia Vinn, bukan ngajak gue doang" jelas Alfan

"Ohhhh, gue ikut juga dong"

"Terserah lo"

Akhirnya mereka berempat menuju taman belakang. Nayla bisa melihat dengan jelas Elena duduk dengan seorang pria yang Nayla tidak tau siapa itu karena posisinya membelakangi Nayla. Mereka mendekati Elena. "Len lo mau ngomong apaan?" tanya Nayla

Elena berdiri dan pria tersebut membalikkan badan nya. Nayla, Alfan, Vivi dan Gavin terkejut bukan main karena ternyata Pria tersebut adalah Gilang. Elena memegang tangan Nayla lembut. "Nay gue mau minta maaf sama lo, sama Alfan juga" ujar Elena menatap sendu ke arah Alfan.

"Ternyata yang gue liat di bar itu bukan Alfan Nay, tapi Gilang, dan anak yang gue kandung ini anak Gilang" ungkap Elena.

Alfan terkejut mendengar itu. "Al, maafin gue ya selalu gangguin lo, lo pasti risih ya Al?"

"Iya gue risih banget, tapi gapapa untung sekarang lo udah sadar, dan sebelum lo minta maaf udah gue maafin Len" jawab Alfan

Elena menatap ke arah Nayla. "Iya gue juga maafin lo Len" Jawab Nayla

Tanpa disangka Elena memeluk Nayla dengan erat sambil menitikkan air matanya. "Makasih Nay" ujar Elena.

Nayla membalas pelukan tersebut sambil mengelus punggung Elena. Elena melepaskan pelukan tersebut lalu menatap Nayla. "Nay 3 hari lagi gue bakalan Nikah sama Gilang, kalian berempat mau gak dateng ke nikahan gue?, gue gak ngundang siapa-siapa cuma kalian berempat aja gimana?" tanya Elena sambil mentap mereka satu persatu.

Nayla menganggukan kepala nya begitu pun yang lainnya. Alfan meninju kecil pundak Gilang. "Wehh sat set amat lo Bro, main nikah aja" ujar Alfan bercanda.

Gilang menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal "hehehe iya nih, btw maafin gue ya Al" ujar Gilang

"Ini kenapa pada maaf-maafan idul fitri masih lama oy" Gavin membuka suara

Gilang menatap sinis ke arah Gavin. "Wohh sinis amat tuh, gue colok nih mata Lo" ujar Gavin. Alfan menginjak kaki Gavin bermaksut untuk menyuruhnya diam.

"Minta maaf soal apa Lang?" tanya Alfan

"Sorry gue udah sering gangguin lo curang juga pas tanding basket, gue lakuin itu karena benci sama lo" ungkap Gilang

"Kaya nya gue gak ngapa-ngapain lo deh, kok bisa benci sama gue si?" Tanya Alfan tak habis pikir.

"Gue cemburu sama lo, Elena terlalu ngejar lo Al sampe dia gak tau kalo gue punya perasaan sama dia" jujur Gilang.

"Oalah lo benci gue karna nih cunguk" ujar Alfan sambil menunjuk Elena dan Gilang hanya menggukkan kepala nya.

"Sorry ya Al"

"Gapapa kali santai aja" jawab Alfan

"Dah ah yuk ke kantin gue laper" ajak Nayla.

"Kuy kuy cacing-cacing gue udah mulai main bola ini di dalem perut" ujar Gavin

"Hihhh lo cacingan yaaa" ujar Vivi

"Enggak lahh" jawab Gavin

"Tadi itu cacing-cacing"

"Itu tadi perumpamaan Vivi ku sayanggg" jawab Gavin

"Busettt udah sayang-sayangan nihhh" ujar Alfan

Vivi yang melihat itu langsung salting brutal, bayangkan di panggil sayang sama mas Crush apalagi di depan temen temen.

"Ciee merah pipi nya" Goda Nayla sambil menoel-noel pipi milik Vivi.

Vivi langsung menutupi wajah nya karena malu di ledek oleh teman-teman nya. Gavin yang melihat itu segera melepaskan Almamater nya lalu ia gunakan untuk menutupi wajah Vivi yang merah. Vivi menerima Almamater itu lalu dia gunakan untuk menutupi wajah nya.

Gavin menyuruh mereka semua untuk berhenti meledek Vivi. Mereka semua menurut lalu diam seketika. Vivi perlahan-lahan memunculkan Kepala nya dari balik Almamater milik Gavin. Gavin menahan mati-matian rasa gemas nya kepada Vivi yang terlihat seperti anak kecil yang katahuan makan permen diam diam.

"Gemes banget gilaa, apa gue culik aja ya" batin Gavin menahan gemas.

"Yuk ke kantin" Vivi berusaha cuek atas kejadian tadi walaupun pipi nya masih sedikit memerah. "Ayuk Len sekalian bareng kita sama Gilang juga" ajak Nayla

"Emang boleh Nay?" tanya Elena ragu

"Iya  boleh" jawab Nayla

Elena mendongak melihat ke arah Gilang. Gilang mengangguk kan kepala nya dan tersenyum. Lalu mereka segera berjalan menuju kantin dan duduk di tempat kosong.

"Biarin gue yang pesenin, kalian mau apa?" tanya Vivi

"Gue samain kaya punya lo aja Vi" jawab Nayla.

"Kalian?" tunjuk Vivi pada yang lainnya. Semuanya menjawab sama dengan yang Vivi pesan. Mereka tau bahwa Vivi pasti akan memesan mie ayam karena itu adalah makanan kesukaan nya.

"Oke gue pesenin dulu ya" Vivi mulai meninggalkan mereka dan memesan makanannya dan teman-teman nya.

"Vin lo udah nembak si Vivi?" tanya Nayla

"Mati dong kalo di tembak" jawab Gavin

"Enggak salah sih tapi ya gak gitu juga bego" ujar Alfan

Nayla melempar kerupuk yang ada pada meja mereka ke arah Gavin  "Nembak cinta bego bukan nembak beneran"

"Oalahhh ituu, Nanti pulang sekolah gue bakal nembak dia" jawab Gavin

"Widih sat set juga nih orang" ujar Alfan

"Lo pikir gue binatang apa?"

"Emang binatang kan"

"Wohhh nantangin nih anak" ujar Gavin sambil berancang-ancang akan memukul Alfan.

"Aduhhh beratemmm Teruss" jengah Nayla.

Alfan dan Gavin hanya tertawa melihat Nayla yang sepertinya tertekan karena ulah mereka.

Gavin memukul pundak Gilang lumayan keras hingga Gilang terkejut. "Buset yang mau nikah diem-diem aja dari tadi, gak bisu kan?"

"Heh Gavin mulut lo astaga" ujar Nayla

"Hehehe Sorry gue masih canggung sama kalian" jawab Gilang

"Jangan canggung dongg, siapa tau nanti kita jadi bestie" ujar Gavin

࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
To be continue.....
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang