✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩
Happy Reading
✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩Elena sedang berada di gudang sekolah bersama Clarissa.
"Gue tadi liat Nayla lagi main sama kucing di depan ruangan kepsek, lo bisa bantu gue?" tanya Elena
"Bantu apaan?"
"Gue benci sama Nayla gue pengen buat dia gak betah di sini"
"Sama gue juga gak suka sama dia, mana Gavin deket banget lagi sama dia"
"Nah gimana kalo kita kerja sama, nih lo pukul dia pake ini pas dia udah pingsan kita bawa dia ke gudang ini berhubung udah jam pulang juga jadi gak bakal ada yang tau" Jelas Elena
"Oke gue setuju"
Elena menyerah kan balok kayu ke Clarissa. Clarissa langsung keluar gudang dan mencari keberadaan Nayla dia menoleh ke kiri kanan depan belakang memastikan tidak ada orang lalu segera memukul bagian belakang kepala Nayla
Bughh
Nayla langsung tak sadarkan diri Clarissa segera menyeret tubuh Nayla ke arah gudang dan menutup pintu nya.
Elena sudah menyiapkan berupa Kursi dan juga tali, lalu mereka mengangkat Nayla mendudukkan nya di kursi itu dan mengikat nya dengan tali tersebut.
Nayla terbangun saat sesuatu menyiram wajah nya. Nayla kebingungan karna dia bangun di gudang sekolah. Tiba-tiba seseorang menjambak rambut Nayla hingga di mendongak. Nayla melihat siapa yang melakukan ini padanya.
"Kalian ngapain nyulik gue hah?" tanya Nayla lantang.
Plakk
Tanpa aba-aba Elena menampar Nayla sampai sudut bibir nya mengeluarkan darah.
"Lo bisa gak sih Jauhin Alfan?"
"Denger ya, gue sama sekali gak deket sama Alfan" jawab Nayla. Nayla berusaha melepas ikatan pada tangan nya dan berhasil namun nayla tak langsung melepasnya dia masih menunggu saat yang tepat
"Kalau untuk Gavin lo bisa jauhin gak?" pinta Clarissa tiba-tiba
"Kalian berdua ada hak apa nyuruh-nyuruh gue"
Lagi lagi Elena menampar Nayla. Nayla sudah geram dia langsung berdiri dan membalas menampar Elena. Tentu nya Elena dan Clarissa bingung bagaimana cara nya Nayla bisa lepas dari ikatan itu.
"Kenapa? Kaget ya? Gue bisa lepas sendiri, easy" ucap Nayla sambil menjentikkan jari nya
Brakkk
Bersamaan dengan itu Alfan dan Gavin memasuki gudang. Elena yang melihat itu sontak mendorong Nayla sampai tubuh nya terbentur meja yang berada di gudang itu dan kepala nya tergores ujung meja hingga mengeluarkan darah segar.
Alfan dan Gavin sontak menghampiri Nayla yang terduduk di lantai.
"Lo kenapa ikut kesini, kejar sana" suruh Alfan pada Gavin.
"Idih lo aja sana"
"Udah gak usah di kejar" lerai Nayla.
"Nay lo gapapa?" tanya Gavin
"Iya gue gapapa, btw kalian tau dari mana gue ada di sini?"
"Tadi gue liat Gavin bingung gitu gatau nyari apaan terus gue tanya kan katanya lagi nyariin lo" jelas Alfan
"Ohh gituu" Nayla mendengarkan
"Iya Nay terus kita denger ada suara tamparan jadi langsung dobrak pintu itu tadi" tunjuk Gavin pada pintu.
"Yuk Nay gue anterin pulang" Tawar Alfan
"Nayla balik sama gue" tekan Gavin
"Nay lo pilih mau pulang bareng siapa?" tanya Alfan
"Bareng Gavin" jawab Nayla
"Hahaha mampus tuh" ledek Gavin
Gavin dan Nayla segera meninggalkan Alfan sendiri di gudang.
"Awas aja kalian berdua besok" batin Alfan
Sebelum pulang Gavin membawa Nayla ke apotik dan membeli beberapa obat luka untuk Nayla. Gavin membersihkan luka Nayla di dalam mobil dengan hati-hati dan penuh perasaan.
"Ashhh" Nayla sedikit meringis kecil.
"Maaf yaa gue pelan-pelan" lembut Gavin.
Gavin lanjut mengobati luka Nayla saat sudah selesai Gavin bertanya.
"Mereka ngapain nyulik lo segala?"
"Mereka nyuruh gue buat jauhin lo sama Alfan"
"Terus? Lo setuju?"
"Ya enggak lah gila kali gue mau di suruh-suruh Mereka, idih ogah banget" jawab Nayla ketus
"Nay gue bingung deh sama lo?"
"Bingung kenapa?"
"Lo tuh kadang kayak bocil kadang bisa galak bisa judes, lo bisa ganti-ganti sifat?"
"Lo baru tau?"
"Ya enggak juga si"
"Nahh makanya udah ayok anterin gue pulang, gak sabar besok mau ketemu Vivi" girang Nayla
"Luka lo gak sakit apa?" tanya Gavin heran
"Nyeri doang si tapi masih bisa gue tahan kok" jawab Nayla
Gavin mengantarkan Nayla pulang ke rumah nya. Nayla dan gavin langsung memasuki ruang keluarga disana terdapat Bunda dan Papa Nayla. Bunda menghampiri Nayla ketika dia melihat sesuatu di dahi putri nya.
"Nayla ini kenapa" tanya bunda sambil menyingkirkan rambut Nayla.
"Jatoh doang kok bun" jawab Nayla
"Gak ada yang bully kamu kan Nay?" tanya papa nya serius sambil melipat tangan nya dan berjalan menghampiri mereka.
"Gak ada kok Pa, aman aja, kalau pun ada bisa Nayla tangani kok" jawab Nayla
"Bagus Nay kalo dia pukul bales pukul, tapi jangan sampe kamu duluan yang mukul, ngerti Nayla?"
"Siapp ngerti banget Pa" ucapan Nayla sambil hormat kepada Papa nya
"Oh iya papa tau gakk besok Nayla izin gak masuk sekolah"
"Kenapa Nayla?" tanya bunda
"Nayla sama Gavin mau jemput Vivi di bandara"
"Ohh udah balik ya mereka" ucap papa
"Enggak mereka Pa yang balik cuma Vivi aja yang lainnya engga pulang mereka menetap disana cuma Vivi yang kesini" jelas Nayla panjang lebar.
"Oalahhh gituuu"
"Yaudah sana masuk Nay mandi, badan kamu bau banget tau" ledek papa
"Ihhh papaaa" teriak Nayla.
Gavin mencolek bahu Nayla menggunakan satu jari. Nayla menoleh.
"Emm Nay gue pamit balik ya"
"Iya Vin hati-hati" Nayla berjalan mendekati Gavin lalu mendekati telinganya dan membisikan sesuatu.
"Lo jangan bilang sama Ortu gue soal kejadian tadi di gudang" bisik Nayla "Gue bisa handel Sendiri" lanjut nya masih berbisik
Nayla menjauh dari telinga Gavin sambil tersenyum dan Gavin hanya mengganguk
Gavin mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang dia memikirkan yang Nayla alami tadi. Gavin geram dengan Elena dan Clarissa bisa-bisa nya menyekap Nayla dan menyuruh Nayla menjauhi diri nya.
"Elena Clarissa liat aja besok"
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
To be continue.....
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush
عاطفيةMenceritakan seorang Gadis pindahan dari Korea selatan yang disukai oleh ketua basket di sekolah baru nya. Ketua basket tersebut sangat tampan dan menjadi idaman para gadis, Namun belum pernah ada yang mendapatkan hati nya. Sang ketua langsung meny...