Bagian 39

162 90 6
                                    

✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩
Happy Reading
✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩

Bartender itu segera menuntun Elena menuju ruang cctv dan menyuruh nya untuk mencari rekaman yang dia perlukan.

Rekaman yang Elena perlukan sudah ketemu, Elena melihat rekaman itu dengan seksama. Elena sangat terkejut mengetahui siapa pria yang membawa nya keluar dari bar, Elena sangat jelas melihat wajah pria itu.

Pria yang membawa Elena bukan lah Alfan namun Gilang, kelas sebelah yang dikenal sebagai rival dari Alfandi Mahendra.

Elena menutup mulut nya tidak percaya atas apa yang dilihat nya barusan. Elena langsung keluar dari ruangan dan mengucapkan terima kasih kepada bartender lalu keluar dari Bar untuk mencari keberadaan Gilang.

Saat di jalan Elena berpapasan dengan Gilang. Elena berjalan menunduk hingga tubuh nya menabrak Gilang. Elena mendongak menatap Gilang dengan sendu. Mata Elena langsung berkaca-kaca. Gilang yang melihat itu bingung dia bertanya pada Elena "lo kenapa?"

"Lo pake nanya sialan"

Gilang hanya diam melihat Elena yang mulai menangis sesegukan.

"Apa yang lo lakuin ke gue malem itu hah?" tanya Elen

Gilang diam dia tidak menjawab pertanyaan Elena "gue hamil bangsat" ungkap Elena pada Gilang.

Gilang menatap Elena tidak percaya dia memegang pundak Elena lalu menatap mata Elena yang mulai sembab "lo serius?" tanya Gilang

Dengan kesal Elena melempar tespek pada wajah Gilang. Tespek itu terjatuh Gilang langsung mengambilnya dan melihat hasil nya. Gilang terkejut bukan main melihat tespek itu menunjukkan Dua Garis.

Gilang langsung memeluk Elena dengan erat. Elena tidak membalas pelukan tersebut dia hanya diam mematung. Gilang melepaskan pelukan nya lalu menatap Elena dalam. "Gue bakal tanggung jawab" ujar Gilang.

"Gue seneng anak itu hadir di rahim lo" lanjut Gilang sambil mengelus lembut perut Elena.

"Kenapa lo lakuin ini sama gue?" tanya Elena yang masih sesegukan

"Gue sayang sama lo Len" jawab Gilang

"Kalo lo sayang gue, lo gak bakal ngerusak gue" ujar Elena

"Gue ngelakuin ini semua supaya kita bisa sama-sama Len, gue tau lo suka sama Alfan, itu yang ngebuat gue benci sama Alfan, Asal lo tau gue udah nyimpen perasaan gue dari lama sama lo, lo terlalu obsesi sama Alfan sampe gak sadar kalo gue sayang sama lo" jelas Gilang panjang lebar

Elena mundur perlahan dia tidak percaya oleh semua yang dikatakan oleh Gilang, karena menurut Elena selama ini Gilang tidak menunjukkan rasa sayang nya pada Elena.

Gilang yang melihat Elena mundur secara perlahan mencoba mendekati nya dan memegang tangan nya. "Kita rawat anak ini bareng-bareng Len" ujar Gilang

"Gue masih sekolah Gilang" jawab Elena

"Gue tau Len, gue juga masih sekolah"

"Mama lo gimana?, dia udah tau hah?" tanya Elena tak habis pikir.

"Kita bilang ke Mama sama-sama Len"

"Gue masih pengen sekolah, kalau sampe ada yang tau gue bakal di keluarin dari sekolah" ujar Elena

"Sementara lo sekolah kaya biasanya aja Len nanti kalau perut lo udah mulai besar kita pergi keluar negeri" usul Gilang.

Mau tidak mau Elena harus menuruti Gilang karena Gilang adalah ayah dari anak yang Elena kandung.

Elena dan Gilang naik Taksi untuk menuju rumah Gilang. Tak lama mereka sampai, Gilang menuntun Elena perlahan sementara Elena memegang erat baju bagian belakang milik Gilang.

Mereka berdua jalan perlahan-lahan. Gilang mulai memasuki rumah nya dan disana Elena bisa melihat jelas ada kedua orang tua Gilang.

Gilang masuk dan langsung duduk di sofa menatap kedua orang tuanya serius. "Dia siapa nak?" tanya mama Gilang

"Dia calon istri Gilang ma, sekarang lagi hamil anak Gilang" ujar Gilang, sementara Elena sudah menunduk takut dihadapan kedua orang tua Gilang.

Gilang memegang pergelangan tangan Elena kuat. Kedua orang tuanya kaget mendengar jawaban Gilang barusan. "Benar Gilang kalau dia hamil anak kamu?" tanya papa Gilang.

Gilang mengangguk meng-iya kan pertanyaan papa nya. Elena bisa melihat kalau papa Gilang saat ini sedang menahan amarah nya. "Gilang siap terima resiko nya Pa, Gilang siap jadi ayah buat anak yang Elena kandung" ujar Gilang yakin

"Gilang jadi ayah itu tanggung jawab besar nak, sedangkan kalian masih sekolah" ujar mama Gilang lembut

"Boleh ya Pa Gilang nikahin Elena?" tanya Gilang.

"Mau gak mau kalian harus tetep Nikah!!!, terus sekolah kalian gimana?" tanya papa nya

Gilang dan Elena bernafas lega mendengar bahwa Mereka di perbolehkan untuk menikah "Kita tetep sekolah kaya biasanya Pa kalau perut Elena mulai membesar Gilang bakalan bawa mereka ke luar negeri"

"Kalau memang seperti itu Papa setuju, lalu bagaimana dengan orang tua Elena"

"Saya yatim piatu om" jawab Elena

Jawaban Elena membuat semua orang disana terkejut kecuali Gilang karena dia sudah tau latar belakang Elena.

Mama Gilang merasa Iba terhadap Elena, mama Gilang mendekati Elena dan memeluk nya erat-erat, Elena jug membalas pelukan itu tak kalah erat.

"Yasudah kalian istirahat, sekarang sudah malam" titah Papa Gilang

Mama melepaskan pelukan pada Elena lalu menyuruh Gilang untuk mengajak Elena ke kamar nya untuk segera tidur.

Elena duduk di tepi kasur menundukkan kepala nya. Gilang mengangkat dagu Elena dengan jari telunjuknya. "Kenapa?" tanya Gilang namun Elena hanya diam tidak menjawab pertanyaan Gilang.

"Tiga hari lagi kita Nikah ya" ujar Gilang yang membuat Elena membulatkan mata nya terkejut.

"Santai aja muka nya gak usah kaget gitu, dan gue minta sama lo" ujar Gilang menjeda ucapannya membuat Elena menatap nya bingung.

"Lupain Alfan, buka lembaran baru sama gue, kita rawat dia sama-sama" lanjut Gilang sambil mengelus lembut perut Elena.

"Gue bakal usahain itu, Gue bakalan coba hapus perasaan gue ke Alfan" jawab Elena

Gilang menatap Elena dengan senyuman hangat yang tak pernah Elena lihat selama ini. Elena membalas senyuman Gilang tersebut.

Gilang menuntun Elena untuk naik ke kasur dan mulai menyelimuti diri nya dan Elena. Gilang memeluk Elena dengan erat dan mulai memejamkan matanya.

࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
To be continue.....
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang