Bagian 19

202 124 7
                                    

✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩
Happy Reading
✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩

"Diem kan lo?" tanya Nayla "makannya lain kali gak usah ngaku-ngaku" lanjut nya dan melepaskan cengkraman nya dari kerah Elena

Elena segera berlari meninggalkan kelas. "Tu anak demen banget lari perasaan" Jengah Nayla

Nayla kembali ke tempat duduknya, seluruh siswa langsung bertepuk tangan melihat Aksi Nayla yang berani itu. Nayla yang bingung bertanya pada pada Vivi. "Mereka kenapa tepuk Tangan?"

"Mereka pikir lo keren mungkin"

"Kaya nya gue gak ngelakuin apa-apa deh" heran Nayla

"Lo lawan Elena tadi"

"Karna tadi doang mereka pada bilang gue keren"

"Ya karna gak ada yang berani lawan tu anak"

"Sama-sama makan nasi gak usah takut"

Setelah itu guru memasuki kelas dan mereka melanjutkan pelajaran seperti biasa. Tak lama kemudian bel sekolah berbunyi. Alfan sedang berjalan bersama Nayla di tengah perjalanan dia di hadang oleh Gilang dengan tatapan remeh nya.

"Al gue tantang lo main basket lagi sama gue" ujar Gilang

"Lo gak bosen kalah mulu?" tanya Alfan remeh

"Kalo gue menang pacar lo jadi cewe gue"

"Lo waras gak sih?"

"Tentu gue waras"

"Lo kalo waras ngapain jadiin cewe bahan taruhan?, mikir bro udah gede otak nya masih segede biji jagung"

"Sialan lo" maki Gilang

Alfan berjalan meninggalkan Gilang dan tak lupa Alfan juga menggandeng Nayla dengan erat. Alfan menolehkan kepalanya sedikit dan berkata.

"Ahhh sorry Lang gue lupa kalo lo emang gak punya Otak" ujar Gavin sambil tersenyum miring

Gilang mengepalkan tangan nya marah, lalu segera mengambil ponsel nya dan menelepon seseorang

"Hadang mobil Alfan dan habisi dia, nanti gue nyusul" ucap Gilang pada seseorang itu.

Alfan mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang, saat Mereka berada di jalan cukup sepi mereka di hadang oleh sekelompok orang dan menghadang mobil Alfan.

"Lo tetep disini ya, jangan keluar apapun yang terjadi" ucap Alfan sambil mengelus puncak kepala Nayla dan segera menuruni mobil nya dan berjalan mendekat. Alfan sangat terkejut mengetahui siapa dalang di balik semua ini. Ternyata dia Adalah Gilang Dirgantara.

"Lo ngapain sih? Aelah" jengah Alfan

Gilang menoleh pada anak buahnya untuk memberi perintah menghajar Alfan. Alfan mundur beberapa langkah "eishh cupu Banget sih gak berani lawan gue sendiri" ledek Alfan

"Bacot lo anjing" Maki Gilang

"Gue manusia, buta lo mata lo"

Dua orang itu segera mulai memukuli Alfan dengan brutal dan Alfan juga begitu dia juga membalas semua yang telah mereka perlakukan padanya.

Dengan satu pukulan salah satu dari mereka tumbang. Yang lainnya menjadi sedikit panik namun mereka tetap melanjutkan perkelahiannya. Nayla terlihat sedikit terkejut melihat Alfan yang sangat pandai beladiri, Dia tak pernah melihat Alfan yang sebadas ini jadi dia hanya diam menyaksikan nya dengan sedikit ngeri. Lalu saat Alfan terfokuskan pada satu orang untuk menghabisinya dia tidak sadar orang yang pertama dia tumbang kan bangun kembali dan membawa sebuah balok kayu yang bisa di bilang lumayan Besar. Nayla yang melihat itu secara tidak sadar langsung berlari ke arah Alfan dan memeluk nya dari belakang lalu balok kayu tersebut mengenai Nayla.

Bughhhh

Suara yang tercipta lumayan keras Alfan yang merasakan sesorang memeluk nya segera menoleh dan melihat Nayla dengan mata sayu nya. Alfan terkejut melihat Nayla yang melindungi nya, Alfan merasa tubuh Nayla semakin ringan dan Nayla jatuh pingsan di samping Alfan. Alfan segera mendekati Nayla sebelum itu Alfan memberikan pukulan terakhir untuk orang yang di kukungnya hingga dia tak sadarkan diri.

Alfan mengangkat kepala Nayla dan menaruh nya di paha. Saat memegang bekalang kepala Nayla Alfan merasakan tangan nya basah. Alfan menarik kembali tangan nya dan melihat ada noda darah di sana. Alfan menjadi sangat marah, Alfan berjanji akan membalas semua yang terjadi pada Nayla saat ini.

Alfan segera memasukan Nayla ke dalam mobil dan menuju rumah sakit terdekat. Saat sampai dengan tergesa-gesa Alfan menggendong Nayla dan membawa nya masuk kedalam.

"Sus tolong pacar saya" ujar nya yang sudah Panik

Suster tersebut segera menyuruh yang lainnya menyiapkan peralatan yang diperlukan. Lalu Nayla segera di tangani. Alfan mengirimkan pesan pada Gavin dan Vivi.

Gavin

Nayla di rumah sakit|

|Lo apain dia bangsat

Gak usah banyak bacot|
Lo cepet kesini|
Sekalian ajak Vivi|

|Oke

Gavin segera menelfon Vivi dan menceritakan semuanya lalu mereka segera berangkat menuju rumah sakit di tempat Nayla di rawat. Mereka sampai dan menanyakan pada suster disana dsn di tunjukkan ruangan yang mereka cari.

Gavin sampai, dia melihat Alfan yang sudah duduk di lantai dengan tatapan kosong. Gavin yang geram segera menarik kerah seragam Alfan dan memukuli wajah nya sampai tiga kali hingga sudut bibir Alfan mengeluarkan darah segar.

"Lo apain dia Bangsat" ujar Gavin berteriak. Vivi yang melihat keributan itu segera memisahkan mereka berdua. "Vin udah, ini di rumah sakit, kita dengerin dulu penjelasan Alfan"

Gavin menurut dia melepaskan cengkraman pada kerah Alfan. "Lo jelasin Sekarang"

"Gue di hadang sama Gilang sma komplotan nya pas gue lagi berantem salah satu dari mereka mau mukul gue pake balok kayu, gue juga gatau tiba-tiba Nayla meluk gue" jelas Alfan

"Jadi ini semua ulah Gilang?"

Alfan hanya mengangguk saja, saat Gavin akan pergi Alfan melarang nya "jangan sekarang nanti juga bisa yang terpenting sekarang itu Nayla"

Gavin mengangguk setuju lalu duduk di kursi yang sudah di sediakan bersama dengan Vivi dan juga Alfan.

Dokter keluar dan bertanya pada mereka bertiga "kalian keluarga pasien?"

"Iya dok gimana keadaan pacar saya?" tanya Alfan

"Dia baik-baik aja kan?"  Gavin juga ikut bertanya

Jangan lupa Vote dan komen yaaa
Terima kasihh:)

࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
To be continue.....
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang