✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩
Happy Reading
✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩Nayla melepaskan tangan Vivi dari mulut nya "Bener kan Gavin Crush lo?" Nayla sedikit memelankan suaranya.
Vivi sempat terdiam mendengar perkataan Nayla. Vivi menjawabnya dengan sedikit ragu "Iya Nay Crush gue Gavin"
Nayla tersenyum kepada Vivi "Kenapa gak lo ungkapin?" tanya Nayla.
"Gue cewe Nay"
"Ehmm bener juga, kalo gitu gue suruh Gavin buat nembak lo aja"
"Ehhh jangan Nayy"
"Kenapa loh gapapa dong nanti kita bisa double Date"
"Jangan Nay, Gavin suka sama orang lain soalnya"
"Siapa?" tanya Nayla
"Udahlah lupain Nay, guru udah dateng noh" tunjuk Vivi ke arah guru tersebut.
Kali ini sang guru tidak menjelaskan tentang materi melainkan dia menceritakan kisah nya sampai di bisa menjadi guru. Seluruh siswa mendengarkan nya dengan rasa bosan , bahkan ada yang sampai tertidur mendengarnya. Akhirnya guru itu menghentikan ceritanya saat bel pulang sekolah berbunyi.
"Baiklah tolong pengalaman saya di jadiin pelajaran yaa, kalau Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil, berdoa aja gak cukup yaa, sekian terimakasih" tutup guru itu.
Para siswa segera mengemasi barang-barang nya dan memasukannya ke dalam tas masing-masing begitu pun Nayla dan kawan-kawan nya.
Mereka berempat berjalan bersama menuju parkiran saat di tengah perjalanan Vivi mendapat pesan dari Papa nya bahwa dia sudah menunggu di gerbang sekolah. Vivi langsung saja berpamitan kepada Nayla.
"Nay, gue balik dulu ya udah di jemput My Father"
"Idih sok inggris lo"
Vivi hanya menampilkan deretan giginya dan meninggalkan mereka bertiga.
"Nanti berhenti di taman deket parkiran ya Gue mau bicarain sesuatu" Alfan dan Gavin hanya memgangguk.
Alfan, Nayla dan Gavin berhenti sejenak di taman dekat parkiran. Nayla duduk di kursi yang tersedia sementara Alfan dan Gavin duduk lesehan di depan Nayla. Gavin yang melihat paha Nayla sedikit terekspos langsung saja dia melepas hoodie nya dan menaruh nya di atas pangkuan Nayla.
Nayla sempat terkejut secara tiba-tiba Gavin melepas hoodie nya dan menutupi paha nya. "Paha lo keliatan Nay, gue gak suka" ujar Gavin karena tau Nayla sedang kebingungan.
"Oh iya makasih ya"
"Jadi pacar ya cekatan dong" sindir Gavin
Sementara Alfan hanya mendengus kesal. "Lo kenapa ngajak kesini Nay, mau ngomongin apa" tanya Alfan
"Lo bingung kan, siapa orang terdekat yang suka sama lo?" tanya Nayla, dan Gavin hanya mengangguk.
"Yang Vivi maksut itu dirinya sendiri, jadi orang yang suka sama lo itu Vivi, tapi Vivi ga berani bilang ke lo katanya lo suka sama orang lain" jelas Nayla panjang lebar.
Gavin mendengarkan dengan seksama setiap perkataan yang Nayla ucap kan, Gavin langsung paham yang dimaksut. "Jadi Vivi selama ini suka sama gue"
"Masa lo gak sadar si sama perlakuan dia selama ini ke lo, lo gak ngerasa gimana-gimana gitu?" tanya Nayla
"Gue gak ngerasa apapun sama dia"
"Perlakuan dia ke lo gimana? Lo ngerasa ada yang beda gak dia ke Lo sama dia ke yang lainnya"
"Gue gak terlalu merhatiin itu"
"Goblok lo Vin"
"Diem lo"
"Dah ah kan sekarang kita dah tau siapa yang di maksut Vivi, lo deketin aja Vivi, siapa tau nyaman" saran Nayla
"Gue coba ya Nay"
Nayla menganggukkan kepalanya lalu mereka segera berjalan menuju parkiran dan mengantar Nayla pulang ke rumah nya.
Mereka bertiga turun dari mobil Gavin, Nayla langsung berpamitan untuk masuk ke rumah nya meninggalkan Gavin dan Alfan.
"Lo coba aja deketin Vivi, Nayla biar sama Gue" ujar Alfan tiba-tiba membuat Bagi seketika menatapnya
"Gue bakal coba itu, gue bakal coba lupain Nayla pelan-pelan walaupun susah" ucap Gavin sambil menatap Balkon rumah Nayla atau lebih tepat nya kamar Nayla.
"Tapi hangan jadiin Vivi pelampiasan juga"
"Gue tau Al, lo gak usah ngasih tau Gue"
"Okelah, gue pulang" pamit Alfan
"Yaudah sana"
Alfan meninggalkan Gavin seorang diri disana, Gavin segera memasuki mobil nya dan pergi dari rumah Nayla.
Saat sampai di rumah Gavin sudah di sambut oleh Mama dan juga adik nya yang sedang menonton acara televisi. Gavin menghampiri Mama nya dan duduk di samping nya. Gavin menatap mama nya dan bertanya.
"Ma kalau cewe suka duluan sama cowo itu gimana" tanya Gavin sambil menatap Mama nya.
"Ada yang suka sama abang?" tanya Mama lembut.
"Iya Ma, ada, mama tau Vivi kan?"
"Vivi sahabat abang dari kecil itu?"
"Iya ma, dia suka sama Gavin, menurut mama gimana?"
"Kalau cewe udah suka duluan itu berati dia tulus sama abang"
"Abang mau jujur ma"
"Iya jujur aja"
"Sebenernya Abang udah dari lama suka sama Nayla, tapi Nayla nya udah jadian sama cowo lain"
"Lepasin, abang coba buka hati aja sama Vivi"
"Tapi ma...." belum sempat Gavin menjawab perkataan mama nya sudah terlebih dahulu mendahului nya.
"Cewe kalo udah suka duluan tulus nya gak main-main abang, sebenernya Mama udah nebak kalau Vivi suka sama abang, keliatan dari tatapan nya"
"Mama kok gak bilang sama Gavin"
"Mama mastiin dulu, terus tadi abang bilang sendiri kalo katanya Vivi beneran suka sama abang"
"Tadi aja Gavin tau dari Nayla"
"Yaudah abang coba lupain Nayla pelan-pelan yaa, Mama tau itu bakalan susah buat abang, tapi di coba dulu, abang juga gak bisa maksa Nayla buat bales perasaan abang kan?" jelas mama nya panjang lebar Gavin hanya diam sambil mencerna semua perkataan mama nya.
"Cinta gak bisa di paksa, Jadi abang harus bisa lupain Nayla dan coba buka hati sama Vivi yaa, kasian dia setiap hari pasti makan hati dia kalo abang ngomongin soal Nayla"
"Lah iya juga Ma, Gavin selalu cerita ke dia soal Nayla, bahkan dia udah tau kalo Gavin suka sama Nayla udah dari lama"
"Nah makanya sekarang jangan cerita apa-apa ke Vivi yaa"
"Iyaa maa"
Mama mengelus kepala anak pertama nya itu dengan sayang. Gavin membalas dengan memeluk pinggang mama nya. Alia menoleh dan melihat Gavin sedang berpelukan dengan mama nya langsung menghampiri Gavin dan menggigit tangan Gavin dengan keras hingga membuat Gavin berteriak kesakitan.
"Arghhh tangan guee copott" teriak Gavin
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇
To be continue.....
࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇

KAMU SEDANG MEMBACA
Crush
RomanceMenceritakan seorang Gadis pindahan dari Korea selatan yang disukai oleh ketua basket di sekolah baru nya. Ketua basket tersebut sangat tampan dan menjadi idaman para gadis, Namun belum pernah ada yang mendapatkan hati nya. Sang ketua langsung meny...