67. hot news

150 13 1
                                    

Mobil Vhi berhenti di parkiran apartemen Kuki, segera ia turun dari mobil dan melangkahkan kakinya menuju kamar sahabatnya itu. Seperti biasa memang ia sering sekali menghibur Kuki. Bahkan, tadi sebelum datang ke apartemen sengaja membeli kudapan untuk dinikmati bersama.

Setelah sampai di depan apartemen segera saja menekan bel. Tak lama sampai akhirnya pintu terbuka menunjukkan sosok Kuki. Pria itu sudah mengenakan piyama, sejak sore tadi sudah pulang dari kantornya.

Melihat sahabatnya membuatku Kuki tersenyum, menunjukkan susunan gigi rapinya yang mirip seperti kelinci. "Ada apa nih lo ke sini malam-malam gini?"

Tanpa menunggu persetujuan dari sang pemilik apartemen Vhi segera merangsak masuk ke dalam. "Gue ke sini karena tadi Rei ngasih tahu kalau dia bilang pacaran sama Yuga ke Lo."

Kuki hanya berdecak, seraya mengacak rambutnya yang basah. "Ya udahlah, gue siapapun yang dia pilih yang penting bahagia."

Keduanya berjalan menuju ruang tengah. Vhi sejarah menyalahkan televisi, Seraya merebahkan tubuhnya di sofa. Dia mencari channel film yang bisa ditonton malam ini bersama sahabatnya. Pria itu kemudian meletakkan kantong berisi makanan yang tadi dibeli.

"Lo emang sahabat gue yang paling berbesar hati." Vhi katakan itu seraya menepuk-nepuk bahu Kinan.

"Ya, mau gimana lagi? kalau emang itu udah pilihannya Rei gue mau apa? Lagian, dari dulu gue mah nggak pernah mau maksa perasaannya dia ke gue kan?" Kinan merebahkan tubuhnya ke sofa, sebelumnya mengambil keripik kentang yang berada di plastik dan menyantapnya.

Vhi berbaik hati dengan membukakan sekaleng soda untuk sahabatnya itu. "Ya, Lo kayaknya Emang kurang grecep aja sih. Seharusnya dari awal itu udah nunjukin kalau lo ada perasaan ke dia."

Kinan itu orangnya bukan tipe laki-laki yang suka tergesa-gesa. Banyak hal yang harus ia pikirkan, dan yang terlebih penting adalah bagaimana perasaan wanitanya. "Gue cuman nggak mau kalau Rei ngerasa nggak nyaman kalau gue ada di dekatnya. Gue cuman mau jadi orang yang bisa dia percaya dulu, sebelum jadi orang yang dia sayang."

Vhi menggelengkan kepalanya. Sahabatnya itu memang tipe pria baik-baik. Dan memang seperti pada umumnya laki-laki seperti Kuki itu terlihat kurang menantang. Terlalu berhati-hati hingga membuat wanita yang ia sukai jadi bingung sendiri apakah perasaan yang ia rasakan itu benar atau tidak.

"Lo nggak harus yang terlalu hati-hati kayak gitu sih. Cewek zaman sekarang itu biasanya lebih senang sama cowok yang kelihatan bad boy, gerak cepat, intinya sekarang itu Udah nggak zaman lagi cowok good boy. Bukan berarti harus jadi bad boy beneran sih, Ini cuman kayak gimana caranya lo ngedeketin cewek secara gercep."

Vhi tentu saja mengerti hal itu. Karena dia merasa kalau perempuan itu lebih tertarik dengan laki-laki yang membuat penasaran, laki-laki yang bisa membuat mereka berdebar. Dan biasanya pria seperti sahabatnya itu, memang selalu kalah dengan laki-laki yang bergerak cepat seperti Yuga.

"Ya udahlah, gue emang dari dulu cuman berharap kalau Rei itu harus bahagia." Sebenarnya kasihan juga mendengar penuturan dari Kinan. Dari semua hal yang paling diharapkan adalah kebahagiaan dari Rei gadis yang ia sukai.

Vhi menepuk-nepuk bahu kuki. Berharap dengan cara yang ia lakukan itu akan memberikan Kuki kekuatan. "Ya udah, gue berharap kalo lo bisa dapat seseorang yang lebih baik lagi."

"Kayaknya, gue nggak berminat dulu sama hal cinta-cintaan deh. Buat ngelupain rasa suka gue aja tuh, belum tentu bisa hilang dalam waktu dekat."

"Gue cuman bisa mendoakan yang terbaik buat lo aja deh," kata Vhi.

Keduanya kemudian sibuk dengan kegiatan masing-masing. Vhi sibuk dengan mengganti channel televisi di hadapannya. Sementara Kinan sibuk menyantap kudapan dengan pikiran yang terus saja bercabang.

Kemudian ponsel Kinan berdering, dia menatap pesan yang masuk dari dalam ponsel miliknya. Jemarinya bermain di atas layar tatapannya menjadi memicing ketika membaca apa yang ia lihat di layar.

"Vhi, liat deh," panggilnya.

Mendengar panggilan itu membuat Vhi bergerak mendekat. "Woiy?"

"Ini Yuga kan?"

***

Pagi ini Rei sudah bersiap pagi ini sudah dengan pakaian yang rapi untuk berangkat bekerja. Merapikan riasan kini di depan meja rias, merias wajahnya dengan peralatan makeup mahal yang dibelikan oleh nenek ayu.  Kini seluruh hal yang dikenakan adalah barang-barang mewah dan bermerk.

Setelah selesai berpakaian dan merias diri, biasa gerak berjalan turun untuk menuju meja makan dan sarapan. Ketika sampai di tanggal, dia sudah melihat Rizal yang berdiri di sana memegang dokumen dan juga tas kerjanya.

"Selamat pagi Bu."

"Pagi Mas. Ada dokumen baru lagi?"

Ditanya seperti itu membuat Rizal menganggukkan kepalanya. "Beberapa dokumen baru udah masuk, dan masih ada beberapa dokumen lama yang belum sempat diperiksa kemarin."

Rei mengganggukan kepalanya sambil melangkahkan kaki menuju rumah makan. Ketika sampai di sana di segera duduk, dan menunggu panggilan dari Yuga. Biasanya pria itu selalu menghubungi di pagi hari.

"Terus hari ini kita jadi ketemu sama direksi? "Rei bertanya mencoba memastikan lagi. Karena kemarin Rizal mengatakan, kalau hari ini kemungkinan besar mereka akan memiliki rapat bersama dengan para direksi.

"Hari ini ketemu sama direksi sekitar pukul 11 Terus kita istirahat duluan pergi makan siang dan makan dilanjut sekitar pukul setengah dua. Bisanya nggak selesai sekitar jam 04.00 sore dan setelahnya Ibu bisa langsung pulang."

Biasanya memang seperti itu, ayu memang sangat kelelahan setelah bertemu dengan orang banyak. Jadi setelah rapat direksi biasanya dia akan segera pulang untuk beristirahat.

"Tapi, kalau memang setelah pertemuan itu saya masih harus di kantor ya nggak apa-apa Mas. Jadi saya bisa selesaikan dokumen-dokumen nanti sekalian." Rei  memang tak suka menunda pekerjaan. Lagi pula dia bukan tipe orang   introvert. Jadi berkegiatan dengan orang banyak tidak terlalu menghabiskan tenaganya.

"Takutnya Ibu nanti kelelahan. jadinya lebih baik pulang aja lagi pulang nggak ada urgensinya untuk menyelesaikan dokumen saat itu juga."

"Kalau saya selesaikan sekarang, besok saya akan lebih ringan kerjanya."

Saat sedang mengobrol dengan Rizal tiba-tiba saja Vhi berlari turun dari kamarnya, anak itu masih terlihat berantakan dan baru saja bangun tidur. Ia menghampiri Rei kemudian duduk di samping sang kakak. Sejak tadi memegang ponsel, dan kini menyerahkan ponsel miliknya kepada Rei.

"Ngapain sih lo buru-buru banget kayak gitu?"

"Gue sengaja buru-buru karena mau liatin ini ke lo. Coba lihat deh."

Rei segera Menatap layar ponsel yang diberikan oleh Vhi. Melihat sebuah berita dengan judul yang cukup menggelitiknya.

"Seorang pengusaha rumah pemilik taman bermain dikabarkan membawa lari dan berselingkuh dengan ...."

"Jangan cuman baca caption nya, Tapi Coba lo lihat orang di foto itu. Itu Yuga kan?"

Rei sebenarnya bisa melihat dengan sekali tetap saja kalau itu adalah yuga. Akan tetapi, iya sama sekali belum Mau memastikan secara langsung jika tak bertanya secara langsung. "Gue akan tanya dulu ke orangnya."

Maju Duda Mundur Jejaka (MYG//JK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang