46. dijemput Toto

216 29 4
                                    

Apa yang dilakukan oleh Yuga jelas membuat Rei kesal setengah mati. bagaimana bisa atasannya itu seenak hatinya bersikap seperti ini? Rei memang telah berjanji, tapu bukankah seharusnya Yuga bisa mengerti? Apalagi saat ini hari libur, bukanya Yuga seharusnya tak memiliki wewenang atas dirinya?

"Kalau memang ada urusan yang harus lo selesaikan enggak apa-apa kok," ujar Jimmy sambil menatap ke arah Yuga.

Rei merasa kesal, ia ingin bisa menghabiskan waktu bersama dengan Jimmy setelah sekian lama hanya wacana. Dan kini ketika ia memiliki waktu, kini malah diganggu oleh Yuga, atasannya.

"Kita kan udah lama enggak jalan Jim?" Rei katakan itu karena ingin sekali menghabiskan waktu bersama dengan Jimmy. Ia kemudian menatap pada Yuga yang menatap dengan penuh harap. Rei lalu melangkahkan kakinya agar lebih dekat lagi dengan Yuga.

Yuga tersenyum senang dan mengira kalau Rei mau dan bersedia ikut dengannya. "Ayo kita pergi."

"Setelah hari ini, semua selesaikan? Perjanjian itu tinggal beberapa jam lagi kan? Setelah ini saya mau keluar dari pekerjaan ini. Bapak, buat saya enggak nyaman." Rei katakan dengan tegas.

Yuga menatap Rei penolakan yang ia terima malah menarik atensinya, jadi semakin penasaran, ingin membuat Rei menurut. Mungkin sedikit aneh, tapi Yuga suka penolakan membuat ia bisa berusaha lebih lagi.

"Akan ada waktunya kamu serahkan diri ke aku Mine." Yuga katakan itu, pelan, lembut, bukan mengancam. Yuga mengatakan itu sebagai sebuah pernyataan yang akan terjadi.

Rei gelengkan kepala atas besar kepala yang diungkapkan oleh Yuga. Terlalu percaya diri, tunjukan dominasi yang menurut Rei jadi menyebalkan. Sementara ia juga tak bisa membalas perkataan Yuga. Karena tak ingin menjilat ludah sendiri, tak tau apa yang akan terjadi kedepannya.

Ponsel Rei berdering membuat tatapannya berpaling dari Yuga, ia segera menerima. "Halo?"

"Non, hari ini ditunggu di rumah sama Ibu. Ada yang mau dibicarakan. Saya di rumah, tapi Non enggak ada." Suara Toto terdengar. Satu lagi masalah yang melanda disaat ia ingin hilangkan penat akibat beban kerja.

"Saya di luar Pak Toto."

"Ada di mana biar saya jemput. Ini penting sekali."

Rei jadi pusing, badmood, kesal. Semua hal seolah ingin mengaturnya. Padahal hanya butuh waktu sebentar saja untuk bisa bersama dengan Jimmy. Ia menoleh pada Jimmy yang kini menatap tak fokus pada sekitar, merasa tak enak. Rei ingin berjalan mendekat pada Jimmy sebelum Yuga memegangi pergelangan tangan gadis itu.

"Saya enggak bisa ikut bapak dan juga enggak akan pergi sama Jimmy."

Rei memberitahu Jimmy mengenai apa yang terjadi. Dan setelahnya ia mengajak keduanya untuk ke pintu utama, menunggu Toto yang akan menjemputnya. Jujur saja ini membuatnya jadi cemas. Lagi-lagi ia harus menghadapi nenek ayu, jika saja ia bisa menolak penawaran yang diajukan oleh nenek ayu.

Rei duduk tangannya saling meremas karena tengah merasa cemas. Jimmy memerhatikan ia lalu genggam tangan Rei dan menepuk-nepuk tangan itu.

"Semua akan baik-baik aja ya? Gue percaya Lo bisa ngelakuin semua dengan baik kok." Jimmy mengatakan itu coba memberikan keyakinan pada sahabatnya itu.

Rei anggukan kepala, sementara Yuga hanya menatap coba tahan kecemburuannya. Ia penasaran dengan apa yang terjadi, semua tentang Rei begitu menarik, bahkan dengan sosok gadis itu. Buat ia ingin mengetahui dan memetakan sendiri semua tentang gadis yang menarik hatinya kini.

"Memang kamu mau ke mana?" Yuga bertanya.

Rei menatap ke arah Yuga. Pria itu belum mengetahui mengenai ia sepenuhnya. "Pekerjaan baru."

Maju Duda Mundur Jejaka (MYG//JK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang