BAGIAN DUA DARI BARA [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
Geng besar yang di pimpin seorang Bara Brayudani, membawa namanya melambung di seantero SMA PK di akhir masa jabatannya sebagai ketua G.O.VA. Laki laki yang di sukai banyak perempuan itu telah mema...
"Kita harus tau kata sewajarnya dan sekadarnya untuk perasaan yang ga bisa di kendalikan." Dillapy
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CHAT BARAAIRA
AIRA ALMA; mobil kamu udah aku tarok di basement. Kuncinya udah aku kasih ke mamang yang jaga tadi. Katanya bakalan di anterin ke kamu. Aku pulang naik ojol aja.
BARA BRAYUDANI; kok gitu? Kenapa ga ke atas dulu. Airaa kamu ketemu siapa? Kan aku bisa anteri kamu pulang.
BARA BRAYUDANI; temen temen kamu aja masih di sini.
BARA BRAYUDANI; heyy sayang kok ceklis sih. Kamu kenapa? Jangan buat aku kepikiran aneh aneh.
BARA BRAYUDANI; Raaa... kamu aneh abis keluar. Ada yang ngomongin aku aneh aneh kan.
BARA BRAYUDANI; apa kamu ketemu sama Leon Beni?
BARA BRAYUDANI: sayang...
BRAKK!!!
Lemparan ponsel iphone 14 pro max miliknya ke meja kaca yang ada di depannya membuat anak anak yang lagi sibuk dengan urusan masing masing terlonjak kaget dan melihat ke arahnya.
"Woy Bar! Untung ga pecah tuh kaca. Kan brabe jadinya." Ucap Joko yang masih syok.
"Mau kemana lo?" Tanya Cekra yang melihat Bara grasak grusuk beranjak dari duduknya.
Bara tak menjawab. Laki laki itu langsung mengambil jaket beserta kunci motornya di meja yang berbeda.
Mereka semua saling melempar pandang pada satu sama lainnya. Heran dengan kelakukan Bara yang tiba tiba berubah kacau. Bahkan seseorang yang mengantarkan kunci mobil miliknya tak di hiraukannya.
"Ngapa itu sih aden teh, mukanya nyeremin amat." Ucap mamang yang mengantarkan kunci mobil Bara.
"Ga tau tuh mang, kesambet kali." Ucap Cekra yang menerima kunci mobil Bara.
"Kok kuncinya di mamang, yang bawa mana?" Tanya Real dengan datang sambil minum teh botol.
"Mbanya cuman nyerahin aja tadi terus naek ojol. Bilangin suruh ke lantai ini mas. Mamang kira sih aden ga kesini lagi, taunnya masih di tempatin." Jelas mamang tersebut.
"Makasih yang mang," ujar Cekra.
"Sami sami mas..."
***
Aira diam memandang salah satu karya seni rupa yang berada di salah satu galery seni Hadiprana. Perempuan itu menatap lukisan yang ia sendiri tidak tahu makna, jenis, ataupun aliran karya seninnya seperti apa.