13. ruang percaya dan dipercaya

16.4K 1.5K 602
                                    

RUANG PERCAYA DAN DIPERCAYA

'kepercayaan, sesuatu yang sederhana tapi jika di abaikan, akan meimbulkan kecewa.'

-Aira Alma-

***
Ketukan di rumah besar itu membuat pemiliknya segera membukakan pintu untuk tamunya. Hira, mamah Bara membuka pintu utama rumahnya.

Senyumnya terkesan pudar sesaat saat dia tau siapa yang bertamu ke rumahnya.

Kedua orang yang bertamu tadi sudah di persilakan masuk ke rumahnya. Dengan murah hati, mamah Hira melayaninya.

"biasa lah Ra, kaum sosialita. Ikut lah ya, orang kemarin ikut masa ga ikut yang ini. Nanti di kira kamu yang hartanya banyak udah bangkrut lagi." ucap Dewira—mamah Arnisa dan Asta, dengan terkekeh.

Mamah Hira sebenarnya malas meladeni ucapan orang orang seperti ini, tapi dirinya yang tidak enak kan terhadap orang lain, itu yang membuat susah.

"Berlian lo, masa ga minat," tawar Dewira lagi. Mantan pacar Bara, Arnisa yang ada di sebelah ibunya hanya tersenyum. Dirinya memang tidak seberapa akrab dengan Arnisa, karna Bara juga jarang mengajaknya ke rumah.

"ya udah," putus Hira. Dewira terpekik senang mendengarnya, "nah gitu bisa makin akrab kita. Apa lagi sampe besanan," ucap Dewira. Hira hanya tersenyum, dalam hatinya sudah mendumel yang tidak tidak.

"Baranya mana? Kok sepi?" tanya Dewira basa basi.

Hira yang melihat anaknya yang akan ke dapur setelah olahraga itu menunjukannya ke Dewira, "itu lagi mau minum," jawab Hira.

"Bara udah lama ga ketemu." sapa Dewira. Bara tersenyum paksa, "anterin tante bolehkan? Sekalian maen, udah lama loh. Bukan Nisa aja yang kangen tante juga," ucap Dewira tanpa malu.

Ibu dan anak yang tadi biasa saja, merubah raut mukanya datar. Mereka saling pandang satu sama lain.

***

Disinilah keputusanya, Bara yang ogah ogahan mau tidak mau mengantar Nisa dan Dewira. Ini keputusan mamahnya.

Mamahnya tipekal orang yang tak tahan dengan bacotan orang lain. Mengusir kedua orang dari rumahnya adalah keputusan yang tepat.

Bara berdiri di belakang kedua orang yang sedang mutar mutar di mall itu. Tadi niat langsung pulang, tapi ketika di jalan Dewira bilang ingin mampir ke mall terlebih dahulu.

"sini Bara kok di belakang," ucap Dewira, menarik Bara ke samping Arnisa.

Bara sedari yang malas menanggapi ucapan ibu dan anak itu hanya melakukan saja. Arnisa yang ada di samping Bara tampak malu malu perempuan itu sesekali mendongak untuk melihat Bara.

Keadaan  tidak ada yang tau, semuanya berjalan begitu saja. Aira yang berada sama, di mana Bara berada sekarang, tengah meneliti Bara dari jauh.

Dia menerka nerka bahwa itu Bara, tapi jika nanti ia memanggilnya tapi salah orang Aira sendiri yang malu. Tapi Aira yakin itu Baranya.

Aira melangkahkan kakinya ke arah Bara. Perempuan itu melihatnya dari samping bukan dari depan.

Aira menepuk pundak laki laki itu, si pemilik yang sadar langsung menengok ke sampingnya.

"kan bener," ucap Aira. Tapi perempuan itu langsung menengok siapa di sebalah Bara.

"siapa ya?" tanya Dewira yang penasaran.

Aira menunduk singkat dan langsung memperkenalkan siapa dirinya, "saya pacarnya Bara tante," jawab Aira ramah, "nama saya Aira," sambungnya. Dewira yang tau langsung menanggapinya dengan kata O saja.

BARA BRAYUDANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang