BAGIAN DUA DARI BARA [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
Geng besar yang di pimpin seorang Bara Brayudani, membawa namanya melambung di seantero SMA PK di akhir masa jabatannya sebagai ketua G.O.VA. Laki laki yang di sukai banyak perempuan itu telah mema...
"Untuk semua hal, semoga semuanya segera terwujud" –Aira Almanovan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*** Aira melambaikan tangannya pada Bara yang sedang latihan basket di lapangan sekolah. Perempuan itu berjalan tergesa gesa sambil melihat kearah pacarnya dan juga langit yang sudah mendung gelap gulita.
Bara melemparkan bola basketnya ke sembarang arah, lalu menepi ke koridor di mana Aira sedang tergesa gesa.
"bareng aku aja," ujar Bara dengan tangan di pinggang. Memperhatikan dengan teliti penampilan pacarnya yang sudah memakai jaket putih biru miliknya.
Aira menggelang tanda tak mau. "ga mau ah!" protesnya. "kamu masih lama latihan basketnya."
"ini mau hujan. Dari pada kehujan, tunggu aku bentar." Aira tetap menggeleng sebagai jawaban.
"motor nanti tinggal aja. Aman sayang. Nanti naik mobil bareng aku,"
"tetap tidak jawabannya." Bara menghembuskan napasnya pasrah. "oke terserah kamu lah."
Aira dengan senyumnya menampilkan dua jari jempolnya. Lalu perempuan itu lari secepat kilat kea rah parkiran.
*** Hujan turun dengan sangat deras di sepanjang jalan. Genangan genangan air menciprat ke sana kemari akibat mobil mobil yang melaju seenaknya tanpa melihat pengemudi motor yang lain. Aira tetap tancap gas dengan mantel bening warna biru miliknya dan helm yang menutupi kepalanya agar tidak terkena air hujan.
Derasnya hujan bukan masalah bagi Aira, dingin cuaca juga bukan halangan untuk cepat sampai rumah, tapi, kilat yang menyambar dari langit bukan hal yang bagus untuk Aira. Perempuan dengan mantel biru itu, cepat cepat menepi ke halte yang juga di singgahi pengemudi motor lainnya.
Dengan mendekap erat tasnya di gendongan depan, Aira cepat cepat meneduh dan menutup kupingnya di saat bersamaan dengan suara geluduk yang bergemuruh.
Aira menghela napasnya untuk tenang. Serasa ada yang memperhatikan dari samping, Aira lantas menengok pada bocah perempuan yang sepertinya berusia 5 tahunan, yang ternyata juga sedang menatapnya. Tapi, bukan itu yang membuat Aira sedikit terkejut. Melainkan sosok laki laki di samping gadis kecil itu.
"kenapa?" Tanya sosok laki laki itu pada bocah perempuan itu. yang tak lain adalah Beni Tahtadan.
"haus abang," ucap bocah perempuan itu, melihat ke arahnya.
"minum kamu mana?" Tanya Beni. Aira hanya mendengarkan dua orang itu berbicara dalam diam.
"sudah habis." Aira melirik gadis kecil itu dan juga kakaknya yang ternyata sedang melihat kanan kiri siapa tahu ada yang berjualan. Tapi nyatanya tidak ada.
"ini," Aira menyerahkan satu kotak susu rasa coklat pada gadis kecil itu. Gadis kecil itu melihat kea rah kakaknya, dan gadis kecil itu mengambil kotak susu yang di berikan Aira setelah kakaknya menganggukan kepalanya.