2. Oppa/game

28K 2.1K 259
                                        

K-POPERS SEJATI

"dalam hubungan kita tidak bisa memaksa agar dia seperti apa yang kita inginkan. Jangan membuat seseorang terkekang. Lalu dia pergi meninggalkanmu"

-BaraAira-

***
Hari sabtu kali ini dihabiskan Aira untuk duduk diam di sofa sambil memperhatikan Bara yang sedang bermain game online. Game itu di sambungkan ke TV besar yang ada di ruang keluarga, keluarga Brayudani. Sekitar jam sepuluh pagi tadi, Aira di jemput laki laki itu untuk ke rumahnya. Tapi di sini dia di abaikan.

Aira duduk diem sambil menatap kesal Bara yang duduk di ujung sofa dengan stick PSnya. Aira yang sengaja duduk di ujung sofa meluruskan kakinya di atas sofa. Menendang paha Bara berkali Kali dengan kakinya. Jengkel? Sudah pasti.

Bara menarik kaki Aira untuk naik kepahanya, membuat Aira lebih dekat dengan Bara.

"Bams lo bisa maen ga sih?!" ucap Bara pada angin angin yang ada di ruangan. Matanya masih asik melihat TV dan tangannya bergerak di tombol stick.

"ga usah bacot Bar... " jawab Bams. Tapi tidak ada orangnya.

"goblok! Lo ga usah ilang ilang."

"Bara..." ucap Aira memelas.

Di rumah besar ini hanya ada Bara dan Aira. Bibi di belakang. Sedangkan mamah Bara dan kakaknya pergi ke luar.

"Bara!!!!" teriak Aira di kuping Bara hingga laki laki itu mengusap kupingnya.

"hm... " balas Bara sambil menengok ke arahnya, tapi hanya sebentar.

"is! Bosen." Aira membenarkan duduk nya di sofa dengan benar. Menyilangkan kakinya di atas sofa. Duduk miring menghadap Bara, sambil melihatnya dengan intens, "pulang aja deh aku," Aira ingin beranjak , tapi Bara menahannya. Membuat tubuh Aira berada di pelukannya. Merangkul Aira dan perempuan itu bersandar pada dada Bara.

"iya nanti di anterin pulang. Di sini aja dulu," jawab Bara. Walaupun tubuh Bara mendekap Aira, tapi dia masih bisa bermain game. Bara sedari tadi bermain game dengan Bams dan Cekra. Mereka Mabar online.

"di sini aja dulu," tiru Aira pada ucapan Bara, "dari tadi di diemin doang. Pulang aja lah." Aira kesal. Menyilangkan tangannya di dada.

Bara mencium puncak kepala Aira. Memang benar sedari tadi ia asik bermain game. Aira di ajak ke rumahnya hanya untuk menemani bermain game. Jelas perempuan itu kesal.

Di awal Aira tidak kesal. Bara memberikan ponselnya. Perempuan itu asik hingga larut melupakan Bara. Tapi lama lama Aira malas. Melemparkan ponsel berlogo apel itu ke pemiliknya. Bosan. Sungguh bosan.

"bentar lagi selesai." ucap Bara. Menempelkan dagunya ke atas kepala Aira.

"tapi aku bosen sayang!!!! Ngerti ga sih!" teriak Aira menggelegar ke seluruh rumah. Aira melepaskan dirinya dari rengkuhan Bara.

Aira berdiri, berjalan ke depan TV besar. Sengaja menutupi pandangan Bara dari game.

"Ra... "

Perempuan itu tetap diam. Malah merentangkan tangannya. Bara melemparkan bantal kursi kepada Aira, hingga mengenai kepalanya. Bantal itu mental entah kemana. Bara tertawa. Aira melotot sambil membalikan badannya.

BARA BRAYUDANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang