Bukan gracia yang membanting pintu,
Itu feni
Gracia hanya berdiri menatap datar shani yang kepergok bercumbu bersama sekertarisnya
"KITA RAPAT SEKARANG, KALIAN BERDUA UDAH DI TUNGGU!" Ucap keras feni mengingatkan 2 orang yang selalu 'Anu' di ruangan ini
"Gre, lu tunggu disini dulu ya, rebahan aja kalo ngantuk, itu ada kulkas kalo haus, ambil aja minum di sana" ucap lembut feni kepada gracia
Menatap feni dengan senyum simpul, gracia mengangguk mengiyakan
Shani menatap nanar ke wajah gracia dengan sedikit salah tingkah
"Fen, kenapa dia di sini?" Tanya shani
"Terserah gue ajak dia, dia adik ipar gue, mau apa lo?!" Ketus feni
"Ya kan ini ruangan gue!"
"Ruangan gue lagi di renov!," Bohong feninyang sengaja membawa gracia ke ruangan shani
'Puk'
Viny menepuk pelan pundak shani
"Udah, ayo rapat" ucap viny meraih tangan shani dan membawanya keluar
Kembali tatapan datar gracia ke arah tautan tangan viny dan shani
"Bentar ya gre" ucap feni sebelum ikut keluar menyusul shani ke ruang rapat
Gracia hanya mengangguk lagi tanpa mengeluarkan suara.
(You Broke me first by:Tata McRae, please play on ur sportify )
Gracia melangkahkan kakinya menuju sofa dimana shani kedapatan olehnya bercumbu dengan viny
Matanya hanya memerah
Tanpa ada raut wajah emosi , hanya datar yang tampak
Menatap selembar surat di atas tumpukan map di atas meja
Gracia meraihnya saat tatapan nya tertuju pada kop yang bertuliskan pengadilan
"Kamu sudah menyadarinya shan, apa sekarang kamu benar-benar akan menceraikan ku?" Monolog gracia sendiri sesaat setelah membaca berkas pernikahan mereka
Meletakan surat itu kembali di atas meja
Gracia menyandarkan pundaknya pada sandaran sofa
Jemari tangannya meremas kerah baju di dadanya
Rasa sakit dan sesak yang sedari tadi ia tahan seakan tak mampu lagi untuk ia luapkan
"Kamu tidak salah shani, aku yang salah.. hiks.. a-aku disini yang salah.."
Lirih gracia dengan uraian air mata yang sudah mengalir
Walau tangannya dengan cepat menghapus
Namun
Air mata itu lagi dan lagi merembes keluar
Perasan di ulu hati yang terasa sangat menyakitkan
"Ini sakit shan, tapi mungkin kamu merasakan jauh lebih sakit dari ini dahulu" kembali lirih gracia menguatkan hatinya di sela tangisan yang sebisa mungkin ia tahan
2 jam di ruang rapat membuat shani tidak fokus dan menghentikan rapat sepihak
Fikirannya selalu tertuju pada gracia yang saat ini ada di kantornya
Dan parahnya
Gracia tepat berada di ruangannya.
'Ceklek'
Shani masuk ke dalam ruangannya se orang diri
Tampak gracia duduk diam di sofa dengan punggung yang bersandar di sandaran sofa
"Ekhm" shani berdehem untuk mengambil alih perhatian wanita yang masih berstatus sah sebagai istrinya tersebut
Menoleh pelan, gracia menatap sayu ke arah shani
"Udah selesai rapatnya shani?" Tanya gracia
"Ya sudah" jawab singkat shani sedikit tergaguk sambil mencoba biasa saja menuju kursi kebesarannya
"Ada yang ingin aku bicarakan" ucap gracia datar
"C-cari waktu l-lain, saya e G-gue sibuk" ucap shani grogi
Entah darimana datangnya
Keringat dingin mengucur di pelipis shani, dan apa itu tadi
Shani berbicara grogi hampir tercekat
Tanpa sadar, shani menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Ck" decak gracia sedikit tersenyum tipis melihat tingkah shani
"Kamu tidak berubah" celetuk gracia
"Aku hanya ingin memastikan hubungan kita shani, jika masih bisa berharap
Aku sangat ingin kamu kembali
Aku tidak akan pernah mengulang kebodohanku di masa lalu" ucap gracia beranjak dari duduknya hendak keluar ruangan
"Aku akan mengurus surat perceraian kita secepatnya" celetuk datar shani tanpa menatap gracia yang tepat berdiri di depannya
Gracia sedikit tercekat
Kembali hatinya merasakan ngilu dan sesak
Air mata kembali menetes yang dengan cepat gracia usap dengan kasar
Mengalihkan wajahnya menatap dalam mata shani
"Silahkan shan, itu hak mu" gracia berucap dengan pasti
"Hak ku adalah bertahan dan memohon kamu memaafkan ku
Sama seperti yang kamu ucapkan dahulu
Cinta hanya tumbuh sekali untukmu, dan sejauh apapun kamu pergi,
Aku pastikan
Aku adalah tujuanmu kembali" lanjut gracia bertutur sedikit panjang
Shani kembali terdiam dan hatinya seperti di palu
Merasakan sesak yang sama seperti gracia
"Aku sudah tidak mencintaimu gracia" celetuk shani
Gracia tersenyum tipis
"Aku mengenal mu jauh dari siapapun" balas gracia
Melangkahkan kakinya menuju pintu keluar ruangan
Gracia berhenti di ambang pintu yang masih tertutup dengan tangan yang sudah memegang ganggang pintu
"Ego dan pendirian mu akan aku luluhkan shani, keras kepalamu ku pastikan ikut mencair,
Aku tahu isi hatimu
Tatapan mu, gerak-gerik tubuhmu, bisa ku baca bahwa kamu masih menginginkan ku
Tapi, pandangan mu akan dunia ini terlalu kalut shani
Kamu terlalu takut tentang masa depan yang kamu ciptakan sendiri
Dunia seperti pandanganmu itu membuat kita sama-sama saling menyakiti.
Aku permisi"
Ucap panjang lebar gracia sebelum benar benar keluar dan meninggalkan ruangan shani
Shani luruh di kursinya
'BRAKK'
Tangan shani menghempaskan apapun yang berada di atas meja kerjanya
"ARGHHHH!!"
"KENAPA SEAKAN AKU YANG BERSALAH DI SINI, PADAHAL DENGAN JELAS KAMU YANG MENGHIANATIKU GRACIA!!!"
Next.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHEATER (GreShan)
Fanfiction"Seseorang bisa tak mengakui dirinya, tapi sifat asli seseorang terlihat ketika dia sedang menikmati makanannya" Celetuk datar gracia tanpa menoleh siapapun Gue kira Cool ternyata Jamet _Gracia