S2 - 7

3.8K 274 34
                                    





Bukan gracia yang membanting pintu,

Itu feni

Gracia hanya berdiri menatap datar shani yang kepergok bercumbu bersama sekertarisnya

"KITA RAPAT SEKARANG, KALIAN BERDUA UDAH DI TUNGGU!" Ucap keras feni mengingatkan 2 orang yang selalu 'Anu' di ruangan ini

"Gre, lu tunggu disini dulu ya, rebahan aja kalo ngantuk, itu ada kulkas kalo haus, ambil aja minum di sana" ucap lembut feni kepada gracia

Menatap feni dengan senyum simpul, gracia mengangguk mengiyakan

Shani menatap nanar ke wajah gracia dengan sedikit salah tingkah

"Fen, kenapa dia di sini?" Tanya shani

"Terserah gue ajak dia, dia adik ipar gue, mau apa lo?!" Ketus feni

"Ya kan ini ruangan gue!"

"Ruangan gue lagi di renov!," Bohong feninyang sengaja membawa gracia ke ruangan shani

'Puk'

Viny menepuk pelan pundak shani

"Udah, ayo rapat" ucap viny meraih tangan shani dan membawanya keluar

Kembali tatapan datar gracia ke arah tautan tangan viny dan shani

"Bentar ya gre" ucap feni sebelum ikut keluar menyusul shani ke ruang rapat

Gracia hanya mengangguk lagi tanpa mengeluarkan suara.







(You Broke me first by:Tata McRae, please play on ur sportify )








Gracia melangkahkan kakinya menuju sofa dimana shani kedapatan olehnya bercumbu dengan viny

Matanya hanya memerah

Tanpa ada raut wajah emosi , hanya datar yang tampak

Menatap selembar surat di atas tumpukan map di atas meja

Gracia meraihnya saat tatapan nya tertuju pada kop yang bertuliskan pengadilan

"Kamu sudah menyadarinya shan, apa sekarang kamu benar-benar akan menceraikan ku?" Monolog gracia sendiri sesaat setelah membaca berkas pernikahan mereka

Meletakan surat itu kembali di atas meja

Gracia menyandarkan pundaknya pada sandaran sofa

Jemari tangannya meremas kerah baju di dadanya

Rasa sakit dan sesak yang sedari tadi ia tahan seakan tak mampu lagi untuk ia luapkan

"Kamu tidak salah shani, aku yang salah.. hiks.. a-aku disini yang salah.."

Lirih gracia dengan uraian air mata yang sudah mengalir

Walau tangannya dengan cepat menghapus

Namun

Air mata itu lagi dan lagi merembes keluar

Perasan di ulu hati yang terasa sangat menyakitkan

"Ini sakit shan, tapi mungkin kamu merasakan jauh lebih sakit dari ini dahulu" kembali lirih gracia menguatkan hatinya di sela tangisan yang sebisa mungkin ia tahan


















2 jam di ruang rapat membuat shani tidak fokus dan menghentikan rapat sepihak

Fikirannya selalu tertuju pada gracia yang saat ini ada di kantornya

Dan parahnya

Gracia tepat berada di ruangannya.

'Ceklek'

Shani masuk ke dalam ruangannya se orang diri

Tampak gracia duduk diam di sofa dengan punggung yang bersandar di sandaran sofa

"Ekhm" shani berdehem untuk mengambil alih perhatian wanita yang masih berstatus sah sebagai istrinya tersebut

Menoleh pelan, gracia menatap sayu ke arah shani

"Udah selesai rapatnya shani?" Tanya gracia

"Ya sudah" jawab singkat shani sedikit tergaguk sambil mencoba biasa saja menuju kursi kebesarannya

"Ada yang ingin aku bicarakan" ucap gracia datar

"C-cari waktu l-lain, saya e G-gue sibuk" ucap shani grogi

Entah darimana datangnya

Keringat dingin mengucur di pelipis shani, dan apa itu tadi

Shani berbicara grogi hampir tercekat

Tanpa sadar, shani menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Ck" decak gracia sedikit tersenyum tipis melihat tingkah shani

"Kamu tidak berubah" celetuk gracia

"Aku hanya ingin memastikan hubungan kita shani, jika masih bisa berharap

Aku sangat ingin kamu kembali

Aku tidak akan pernah mengulang kebodohanku di masa lalu" ucap gracia beranjak dari duduknya hendak keluar ruangan

"Aku akan mengurus surat perceraian kita secepatnya" celetuk datar shani tanpa menatap gracia yang tepat berdiri di depannya

Gracia sedikit tercekat

Kembali hatinya merasakan ngilu dan sesak

Air mata kembali menetes yang dengan cepat gracia usap dengan kasar

Mengalihkan wajahnya menatap dalam mata shani

"Silahkan shan, itu hak mu" gracia berucap dengan pasti

"Hak ku adalah bertahan dan memohon kamu memaafkan ku

Sama seperti yang kamu ucapkan dahulu

Cinta hanya tumbuh sekali untukmu, dan sejauh apapun kamu pergi,

Aku pastikan

Aku adalah tujuanmu kembali" lanjut gracia bertutur sedikit panjang

Shani kembali terdiam dan hatinya seperti di palu

Merasakan sesak yang sama seperti gracia

"Aku sudah tidak mencintaimu gracia" celetuk shani

Gracia tersenyum tipis

"Aku mengenal mu jauh dari siapapun" balas gracia

Melangkahkan kakinya menuju pintu keluar ruangan

Gracia berhenti di ambang pintu yang masih tertutup dengan tangan yang sudah memegang ganggang pintu

"Ego dan pendirian mu akan aku luluhkan shani, keras kepalamu ku pastikan ikut mencair,

Aku tahu isi hatimu

Tatapan mu, gerak-gerik tubuhmu, bisa ku baca bahwa kamu masih menginginkan ku

Tapi, pandangan mu akan dunia ini terlalu kalut shani

Kamu terlalu takut tentang masa depan yang kamu ciptakan sendiri

Dunia seperti pandanganmu itu membuat kita sama-sama saling menyakiti.

Aku permisi"

Ucap panjang lebar gracia sebelum benar benar keluar dan meninggalkan ruangan shani

Shani luruh di kursinya

'BRAKK'

Tangan shani menghempaskan apapun yang berada di atas meja kerjanya



"ARGHHHH!!"




"KENAPA SEAKAN AKU YANG BERSALAH DI SINI, PADAHAL DENGAN JELAS KAMU YANG MENGHIANATIKU GRACIA!!!"












Next.

CHEATER (GreShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang