Mengurung diri di ruang ruang kantornya , shani menatap nanar berkas dari pengadilan
Surat yang di bawakan feni siang tadi untuknya
'Ceklek'
Tampak viny masuk kedalam ruangan shani setelah mengetuk pintu terlebih dahulu
Tahu tentang apa masalah yang di hadapi bos nya tersebut, viny menepuk pundak shani memberinya semangat
"A-aku mau sendiri kak" celetuk shani saat vini masuk dan duduk di dalam pangkuannya
"Iya, aku tau.. aku kesini hanya membawakan makan untuk mu shan" ucap viny menaruh paperbag berisi makanan siap saji di atas meja kerja shani
"Makasih kak" ucap shani tersenyum tulus
Viny bangkit dari pangkuan shani
"Sekalian aku pamit mau pulang ya, ini sudah lewat dari jam pulang kantor shan, jangan lama disini.. feni masih di ruangannya menunggumu" ucap viny
Sesaat viny mencondongkan tubuhnya untuk mengecup pipi shani seperti biasa namun
Kali ini, shani berusaha menghindar
"Maaf kak, sepertinya kita mulai harus berjarak dari sekarang" ucap shani
Viny menatap bingung lalu menegakan lagi tubuhnya
Seketika viny tersenyum miring
"Yakin ni, mau berjarak shan?" Ucap viny agak berat di dekat telinga shani
Tangan nya membuka kancing kemeja atasnya tepat di hadapan wajah shani
Mendudukan tubuhnya di atas meja , viny mengarahkan gundukan gunung kembarnya di depan wajah shani
"Shan.. semingguan ini dia tidak kamu belai shan.." goda viny sedikit bergerak erotis
'Deg'
Otak shani kembali Blank
Di hadapkan bukit kembar yang sangat sintal dan menggemaskan untuk di remas membuat mulutnya sedikit terbuka sesekali menyeringai
Tanpa sadar, kepala shani bergerak sendiri
"hmpp" wajahnya tenggelam di celah dua gundukan viny
"Hmmmss?, " Viny berdehem bercampur desahan
viny menekan wajah shani dan menggesekan puting nya di pipi mulus dan merah shani
Saat shani hendak melumat
Tiba-tiba bayang-bayang gracia kembali muncul
'Deg'
Secepat kilat shani menjauhkan wajahnya dan menegakan duduknya
Tangannya yang bergetar menahan hasrat nya berusaha ia fokuskan untuk menutupkan kembali bra serta memasangkan lagi kancing kemeja sekertarisnya itu
"Hahahaaa....., Dasar" ucap viny seakan meledek shani
"Bagaimanapun juga, kamu tetap lah shani, sepertinya jika gracia kembali menjadi istrimu, dia harus merantaimu shan hahahaa...." Ledek viny yang bangkit sambil terkikik
"Kak viny sih!, Seneng godain aku ih!" Kesal shani memajukan mulutnya
"Jika boleh saran, belajar kendalikan nafsumu shani, ingat lah jika kamu adalah milik orang lain, jaga nafsumu shan" peringat viny sebelum keluar dari ruang shani
shani, dia merenungi kalimat terakhir viny sebelum dia pergi
tangannya bergerak kembali mengambil berkas surat perceraiannya, sejenak shani menatap kosong pada lembar kertas tersebut
"aku gk pernah sekalipun mencintai orang lain seumur hidup ku gracia, tidak pernah sedikitpun aku mengganti posisimu di hatiku, bukan kah itu berarti aku memang tidak pernah menghianatimu gre?"
lirih shani bermonolog sendiri sambil sesekali menarik dalam nafas jengahnya
"bukankah bermain dengan banyak wanita hanya sepintas bermain?
aku tidak pernah mencintai apa lagi membagi hatiku pada mereka layaknya kamu pernah membagi hatimu dengan chiko,
aku hanya tidak bisa terima hubungan kita terdapat darah daging dari seseorang yang memang pernah singgah di hatimu gracia"
kembali lirih berbicara sendiri shani sambil sesekali memejamkan matanya dan meremas kuat surat perceraian mereka
"Salah shani"
suara feni mengalihkan lamunan shani
feni masuk dan mendekat ke arah shani, ikut menelisik surat yang berada di tangan shani
"Pola fikir lo, sama sudut pandang lo tentang sebuah hubungan itu salah shan"
"jelasin , bagian mananya yang salah fen?"
"pertama, lo terlalu obsesi sama gracia yang membuat lo buta, lo berkeinginan wajib hubungan lo sama gracia hanya milik lo, lo terlalu kaku, tidak bisa melihat dari perasaan dia, dimana kesalahan lo membuat celah chiko bisa masuk di hatinya
Masalah hati, manusia tidak bisa di atur shani, bukan seluruhnya salah gracia jika dia sedikit oleng karena memang chiko selama denganya ngetreet gracia dengan baik
Tapi masalah kelakuan dan sifat, manusia bisa merubahnya sendiiri, tapi lo seperti gk mau merubah sifat buaya lo, kepala batu lo, selalu lagi-lagi menyalahkan gracia tentang hubungan kalian, bukankah lebih mudah jika lo tidak hanya memaafkan, tapi juga bisa menerima kesalahannya di masa lalu?"
shani yang memang memiliki otak rada-rada mencoba sekeras mungkin menafsirkan ucapan feni,
tampak dari jidatnya yang berkerut dan sedikit keringat di pelipisnya
"dah lah, capek ngomong sama lo, BEBAL!" celetuk feni menggelengkan kepalanya
shani hanya menatap datar ke arah feni
"mending kita pulang dah, itu paperbag dari viny tadi, bawa pulang aja kita makan di rumah,
gue nginep di rumah mlm ini nemeni lo, kali aja lo bunuh diri abis di cere in gracia"
acuh feni membereskan berkas di meja kerja shani dan membawa paperbag pemberian dari viny
shani hanya masih tampak diam dan memikirkan penuturan feni
'Deg'
"Fen?" panggil shani
"apa?"
"Emang gue udah sah cerai ma Gracia?"
feni menatap tak percaya
"LO UDAH CERE SHANEE! MAKANYA BACA YANG BENER BEGO!,
GRACIA UDAH JADI JANDA,
SIAP-SIAP NANGIS LO SI GRE KAWIN MA CHIKO!"
Next.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHEATER (GreShan)
Fanfiction"Seseorang bisa tak mengakui dirinya, tapi sifat asli seseorang terlihat ketika dia sedang menikmati makanannya" Celetuk datar gracia tanpa menoleh siapapun Gue kira Cool ternyata Jamet _Gracia