S2 - 3

3.7K 253 31
                                    






Shani memarkirkan mobilnya di parkiran rumahnya

Fikiran nya melayang  pada beberapa jam yang lalu saat pertemuannya bersama gracia di pernikahan feni

Tak habis fikir, bisa-bisanya gracia menarik dan memeluk tubuhnya memintanya kembali

Bukankah gracia sudah bahagia bersama chiko dan anaknya

Apa yang ada di fikiran mantan istrinya itu, apa gracia tidak memperdulikan perasaan chiko yang hanya diam melihat gracia memeluknya

Namun jujur,

Shani sangat merindukan pelukan gracia

Wangi vanila khas wangi rambut gracia masih jelas tercium di ujung hidung shani

Menempel enggan hilang di badannya bekas pelukan gracia

Sejenak shani memalingkan pandangannya keluar kaca mobil

Tatapan nya jatuh pada sepeda motor vario yang sudah sangat berdebu

Senyum sedikit ia sunggingkan di kedua ujung bibirnya

Kembali lagi flashback masa masa pendekatannya dengan gracia terngiang di kepalanya

Masa-masa sma

Masa dimana cinta masa kecilnya yang selalu ia kejar untuk di wujudkan

"Harusnya dulu aku gk biarkan kamu kembali ke indonesia gre" lirih shani bermonolog sendiri

'Deg'

Seketika shani menggeleng

"Gk, gue harus move on" ucapnya kembali dengan pasti

Lalu ia beranjak keluar mobil dan masuk ke dalam rumahnya pada dini hari itu























Gracia meniup lilin ulang tahunnya

Di atas kue berwarna merah hati dengan potongan-potongan coklat dan cherry tertata cantik di atasnya

Lilin berbentuk angka 21 th, sudah padam menyisakan asap kecil yang sudah membias

Ulang tahun yang bertepatan dengan malam pernikahan frans dan feni

"Udah lewat tengah malam chik, sebaiknya lo pulang" ucap gracia yang melihat chiko dengan telaten memotongkan kue untuknya

"Makan dulu biar sesuap gre, habis ini aku pulang" sahut chiko sambil tersenyum

Gracia memakan potongan kue dari suapan yang di berikan chiko

"Makasih chik" ucap gracia tulus

"Kamu berhak bahagia gracia, setidaknya dia akan tumbuh sehat jika ibunya kembali ceria" lirih chiko sambil menatap anak yang sudah tertidur pulas di gendongan gracia

Gracia menatap lirih anaknya

"Jika dia tidak ada , mungkin ak tetap bersamanya, tapi, dia juga yang membuatku bertahan untuk hidup" ucap gracia pelan

"Maaf gre, jika kita tidak minum berlebihan ...."

"Sudah chik, jangan di bahas" potong gracia cepat

Chiko menatap nanar

Sedikit menghela nafas beratnya, chiko mendekat kearah gracia

'Cup'

"Aku pulang ya, titip dia" bisik chiko setelah mencium kening anaknya yang berada di gendongan gracia

Gracia hanya mengangguk

'srekk'

Chiko mengacak rambut gracia pelan

"Jangan nangis malam ini ya" ucap chiko tersenyum simpul

"Ck, sana lo" usir gracia memasang wajah masamnya

Chiko berjalan gontai menuju pintu keluar rumah gracia

"Inget gre, jangan nangis lo!" Kembali peringat chiko sebelum benar benar keluar dari rumah gracia lalu menghilang dari pandangan

Benar saja

Baru beberapa langkah chiko beranjak pergi

Isak tangis gracia ahirnya keluar

Malam itu, pukul 12 lewat gracia sesegukan di ruang tamu rumahnya sambil memeluk erat anak di gendongannya

"A-aku rindu dia , hiks.. a-aku sakit shan.. hiks.. ini sulit"

Gumaman tertatih dan isak tangis menggema di seluruh ruangan rumahnya

Untung saja gracia hanya sendiri, orang tuanya serta frans masih di hotel menginap di sana setelah pesta pernikahan frans tadi

Gracia butuh waktu sendiri malam ini

Pertemuan dengan shani, yang memang sudah ia duga malam tadi , sama seperti ekspetasinya

3 tahun tak bertemu, bukan waktu yang mudah untuknya

Penyesalan,

Penyesalan masa remajanya yang masih ego tinggi dan tak bisa berfikir jauh kedepan.

Pernikahan terlalu dini untuknya dan shani waktu itu, membuat emosinya masih tak stabil

Ia sudah menguatkan hatinya , namun ia sendiri sudah bisa pastikan bahwa memang ia tak sanggup

Hatinya rapuh

Shani pasti menolaknya

Shani pasti mengacuhkannya

Sedikit terdengar suara gelisah dari anak di gendongannya

Gracia menghapus kasar air matanya lalu bangkit dengan perlahan menuju kamarnya

Tak lama,

Suara pintu kembali terdengar terbuka

"Mamah?" Panggil gracia menghentikan langkahnya

Mama nya pulang kerumah bersama ayahnya

"Mama gk bisa tidur di hotel gre, mama hawatir sama kamu" lirih mama gracia sambil cepat menghampiri gracia

"Gege gk papa mah"

"Mama lebih mengenal mu gracia, jauh lebih mengenalmu di banding diri mu sendiri" tutur mamanya sambil memeluk gracia hangat

"Mamah..hiks.. , gege rindu dia" isak gracia kembali di pelukan mamanya

"Jalani kehidupan mu yang sekarang gracia, mama tau, dia juga masih merindukanmu" tutur mamanya pelan

"Gege sangat kenal dia, gege tau dia masih sama,

Hatinya , tatapannya, tak ada kebencian di pancarannya,

Hanya cinta, cinta yang masih sama besarnya seperti dulu.

Tapi, gege faham sifatnya

Sebesar apapun rindunya

Sebesar apapun cinta nya,

Dia, Shani, akan Tetap pada pendiriannya

Jika dia Tidak ingin kembali, maka dia tidak pernah kembali"

Jika dia Tidak ingin kembali, maka dia tidak pernah kembali"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Next.




CHEATER (GreShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang