S2 - 16

3.5K 202 29
                                    

(Tak mampu lupa by:Putri ariani, please play in ur sportify).















Shani bangkit setelah mendengar teriakan feni, dan bergegas kembali kedalam mobilnya setelah mengusap kasar air matanya

"SHAN, TUNGGU LO MAU KEMANAA?" Teriak feni mencoba mengejar shani

namun terlambat


shani sudah melajukan mobilnya kembali





"hiks.. bangunin gue gre, ini hanya mimpi kan hiks.." isak shani sambil menyetir mobilnya dengan laju



melewati jalanan raya yang sedikit padat, shani terus melajukan mobilnya tanpa arah dan tujuan

saat shani mengelap kasar air matanya,

tiba tiba..

mobil truk dengan kencang di tikungan depan secara tiba tiba membelok tajam

"ARGHHH" Teriak shani sambil membanting stir ke kanan, menabrakan ke terotoar dengan cepat

'Brukh' mobil shani sedikit menyenggol bahu jalan

"Fuhhh selamat" lirih shani sambil memejamkan matanya dan menetralisir degub jantungnya

namun, suara ban mengerem dari belakang kembali membuatnya tercekat









'CIIIIIIIIIIIIIEEEEEEETTTTTTTTTT'





'BRAKKKKKKKKKKKK'






Sebuah benturan sangat nyaring terdengar tepat di belakang mobilnya

tak lama

'BRAAKK!!!!'


sebuah mobil SUV kembali terguling di atas terotoar lalu tepat membentur samping mobilnya, membuat shani sedikit tersungkur ke samping sebelum pecahan kaca melukai mata kanannya

'Awshh' ringis shani memegangi mata kanannya yang sepertinya kemasukan beling kaca pintu mobilnya dan membuat darah merembes keluar menggantikan air matanya yang memang belum kering

mencoba mengangkat kepalanya menoleh kesamping
.

.

.

.

.
'DEG'
.

.

.

.

mata kiri shani terbelalak

itu adalah mobil chiko

dengan gemetar, shani melepaskan seatbelt nya dan berusaha membuka pintu mobilnya yang penyok

sekuat tenaga shani mencoba membuka pintu namun sepertinya pintu samping kanannya itu sudah rusak

tampak beberapa orang yang berada disana dan pengendara lain yang kebetulan lewat ikut singgah dan membantu evakuasi korban dari mobil suv di sampingnya
.
.
.
.
.
.
.
.

'Deg'
.
.
.
.

.
.
.

dengan pasti walau hanya melihat dengan 1 mata kirinya, shani melihat chiko yang sudah berlumuran darah di kepalanya di angkat orang-orang keluar dari dalam mobil itu

Sekelebat shani melihat satu penumpang lagi di dalam mobil yang terdapat chiko di dalamnya

Penumpang di balik kemudi yang seperti sudah tidak sadarkan diri.


lemas


tubuh shani lemas ,


1 hal yang di fikirannya saat ini dan doa yang ia rapal dengan cepat











'Jangan gracia hiks.. aku mohon tuhan .. jangan gracia"








Lirih shani dengan bibir bergetar sambil mencoba berpindah tempat kekiri untuk keluar dari mobilnya






'Ceklek' pintu bagian kiri masih bisa di buka






sambil menutup mata kanannya agar darah tidak lagi merembes keluar, shani dengan langkah gontai mendekati mobil suv tadi memeriksa ke adaan chiko

"Hiks... c-chiko!" lirih shani mematung

melihat chiko sudah di baringkan orang di terotoar dengan kondisi lengan kanan yang sepertinya patah

Dan tulang tengkuk yang juga sepertinya patah

Menatap kondisi chiko membuat shani lagi lagi tak mampu berkata-kata

Syok

Membeku





Dan..




tak lama

.


.

seperti waktu yang di putar pelan, shani melihat orang-orang mengevakuasi seorang wanita dengan pakaian kebaya

kebaya putih polos yang sudah berubah warna menjadi berbercak kemerahan

wanita bersanggul melati dengan kepala, hidung serta mulut yang menyemburkan darah


shani luruh di aspal terdiam

mulut yang terkatup rapat tidak lagi bisa ia paksa untuk berkata sekalipun untuk merintih

nafas yang seakan tidak bisa lagi ia bisa hembuskan

juga seluruh anggota tubuh yang sudah tidak bisa lagi ia gerakan

Sesaat shani merasa dunia benar-benar terhenti.



'Brukk'


shani tersungkur terlentang kebelakang di atas aspal terotoar dengan pandangan kosong menatap langit yang tidak lagi menyilaukan untuk di tatap

beberapa tangan terasa menyentuh tubuhnya dan shani merasa tubuhnya di angkat dan di baringkan di samping chiko

riuh ramai suara warga dan juga beberapa suara sirinai ambulance serta polisi tak lagi mampu di dengar telinganya

mencoba menoleh di sampingnya

shani menatap gracia dari jarak agak jauh yang di angkat warga dan beberapa orang memakai pakaian kesehatan menuju kedalam ambulance

dengan tatapan kosong namun shani masih bisa melihat, seseorang menutup wajah gracia dengan kain ,

itu frans

seseorang yang tampak meraung dan luruh di sisi mobil ambulance adalah frans

mencoba mengangkat tanganya untuk meraih gracianya, shani merasa seseorang kembali menepuk-nepuk wajahnya

sekelebat bisa shani pastikan itu adalah feni

feni yang menangis sejadi-jadinya dengan mulut yang seperti memanggil-manggil namanya

setelahnya

gelap

hanya gelap dan suram yang shani rasakan.










next.

CHEATER (GreShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang