Malam pun tiba
Geracia teringat ciumannya dengan chiko dalam kamarnya
"Bisa-bisa nya gue nyium chiko!" Monolog gracia di depan cermin
'tuk tuk tuk'
Gracia mengetuk kepalanya sendiri merutuki kebodohannya
"Kayaknya disini gue yang bermasalah" lirih gracia
Tak lama
Ketukan pintu kamarnya gracia dengar sebelum melihat sosok ibunya datang
"Gege?" Panggil mamanya
"Iya mah?"
"Sini nak, deket mamah" pinta mamanya yang sudah mendudukan badannya di sisi kasur gracia
Gracia bangkit dari kursi meja riasnya beranjak menuju sisi mamanya
"Anak mama dah besar ya?" Ucap mamanya membelai rambut gracia
Sedikit salfok pada leher gracia yang masih terdapat kissmark dari shani
"Hmm apa neh?" Ketus mamanya menatap kissmark tersebut
Gracia tercekat
Menatap arah pandang mamanya
Tersenyum sedikit miris gracia hanya mampu berucap
"Ah? Eh anu eh anu" bingung sedikit memucat takut di semprot mamanya
"Shani ?" Tebak mamanya
Gracia menatap tak percaya atas kebenaran tebakan mamanya
"Kok?" Tanya gracia menggantung
"Mama tau, nak shani yang bilang"
"HAH?" kaget gracia
"Iya, nak shani sudah nelpon mama minta maap hilaf udah cium-cium anak mamah"
Gracia hanya melongo
Semudah itu shani memberi tahu mamanya tentang kelakuan mereka berdua?
"Mama gk marah?"
"Marah"
Gracia kembali menunduk takut
"Tapi mama menghargai kejujuran shani" ucap mamanya sambil membelai rambut nya
"Sedekat apa mama sama dia?" Lirih gracia
Mamanya tersenyum sekilas sebelum menjawab pertanyaan gracia
"Sedekat mama sama kamu"
Kembali gracia tercengang
"Sebelumnya mama , papa sama frans minta maaf udah bohong sama kamu tentang pertunangan shani sama frans"
"Kami hanya ingin melihat reaksi kamu tentang dia
Sudah lama nak shani sering menghubungi mama, papa, frans juga menyatakan perasaannya sama kamu,
Mama marah dan kaget awalnya
Namun mama kembali lagi mengingat tentang kebahagian kamu gracia
Tidak ada 1 pun yang boleh menghalangi kebahagiaan kamu ge, termasuk mama"
Tutur panjang mamanya membuat haru di hati gracia
"Mah" lirih gracia dengan mata yang berkaca-kaca
"Mama sayang sama shani, dari awalnya yang hanya iba teehadapnya , karena kita semua tau dia terlahir dan hidup sebagai anak yang tidak memiliki orang tua gre,
Mamah tidak berhak mengambil kebahagiaannya ketika ia sudah menyatakan bahagianya adalah kamu,
Semua kembali sama kamu gre, kalau kamu masih mau dengannya silahkan pilih dia, mama papah dan frans ikut bahagia atas mu"
"Hikss mahh hikss" ucapan mamanya terpotong mendengar isak tangis gracia
"Kok nangis?" Tanya mamanya
"Gege terharu"
"Cup cup cup" mamanya memeluk erat tubuh gracia
"Lalu gimana sama chiko?" Tanya mamanya lagi
Gracia kembali meringsuk di pekukan mamanya
"Gege bingung mah"
"Kamu fikirin lah dulu ya, di luar ada nak shani sama feni"
"Hah?" Kaget gracia melepaskan pelukan mamanya
"Ngapain mereka?"tanya kaget gracia
"Udah , cuci muka dulu baru keluar y" ucap mamanya sekilas mencium pipi gracia sebelum pergi meninggalkan kamarnya
Gracia sedikit membeku
"Ngapain dia?!" Monolog gracia
Di ruang tamu
Shani yang di dampingi feni dan frans duduk sambil ngobrol serius dengan kedua orang tua gracia
"Berangkatnya kapan?" Tanya papa gracia
"Harusnya besok pah, sebelum ujian tengah semester di adain, karena kalo lebih, bisa ngulang kelas lagi" tutur shani
Papa gracia tampak berfikir
"Biar tunggu jawaban gracia dulu ya" timpal mama gracia
"Iya mah" balas shani patuh
Tak lama gracia datang
Menatap kesal ke arah shani mengingat mereka berantem kecil di rumahnya tadi siang
"Nah anaknya dah dateng" ucap frans
"Apa?!" Ketus gracia kepada frans
"Galak " celetuk frans
"Duduk dulu gre" pinta papanya
"Mah, mamah aja ngomong, papah jdi grogi gini" ucap papanya mengingat dia sekeluarga membohongi gracia
"Apa sih?!" Ketus gracia
"Itu shani mau balik jepang besok" ucap mamanya
"Ia , gege tau, terus apa?!" Ketus gracia menatap sekilas ke wajah shani
"Kita semua ikut berangkat" celetuk mamanya lagi
"Ngapain?" Kaget gracia
"Kalian bakal nikah disana, kamu pindah sekolah ikut ke jepang sama nak shani" ucap mamanya
"Hah?"
"Ada gue juga gre yang jagain lu" timpal feni
"Kok jadi gini?!" Bingung gracia
"Gk gk gue gk bisa, ini terlalu cepat!" Ucap gracia yang sudah memijit pelipis nya
"Kita bisa ngomong berdua gre?" Pinta shani sambil menatap kedua orang tua nya gracia
"Sebaik nya kalian ngomong dulu berdua ya" timpal papanya
Shani bangkit menarik tangan gracia keluar rumah dan mendudukan tubuh mereka di kursi teras rumah gracia
"Ge?" Panggil shani yang masih melihat gracia memijit kepalanya
"Lu mau gk nikah sama gue?"
"Lu ngelamar gue?"
"Lu mau gk?"
"Gue belum faham semua sifat lo, gue belum kenal lebih sama lo"
"Kan dari kecil kita dah kenal"
"Tapi lama lu gk nongol"
"Kan gue tetep shani"
"Sifat manusia seiring waktu gk ada yang tau shani, masih sama apa udah gk!"
"Satu yang lu harus tau?"
"Lo tetep cinta sama gue?"
Shani mengangguk pasti
"Pernikahan bukan hanya soal cinta!"
"Lu nolak?"
"Ck" gracia berdecak menatap kesal wajah shani
"Kalo gue nolak , kenapa? Lu gk terima?!"
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEATER (GreShan)
Fanfiction"Seseorang bisa tak mengakui dirinya, tapi sifat asli seseorang terlihat ketika dia sedang menikmati makanannya" Celetuk datar gracia tanpa menoleh siapapun Gue kira Cool ternyata Jamet _Gracia