S2 - 17

3.6K 189 63
                                    

(Home by.Honne ft niki long distance record)















dengan mata sebelah yang di perban, shani berdiri menggendong anak perempuan yang sedang tertidur dengan damainya

"jelaskan kenapa seperti ini fen" celetuk darat shani

"gracia mengejarmu shan, di menghawatirkanmu"

"kenapa lo ijinkan dia ngejar gue"

"bukan cuma gue, chiko juga ikut memohon gracia untuk berhenti dan kembali

walau chiko sudah bersedia pernikahannya di batalkan, namun gracia tetap bengal ingin ngejar lo"

.
.
.
.
.
"Entah terbuat dari apa hati chiko, lelaki tengil itu, a-aku merasa sangat buruk sekarang fen" lirih shani, air mata kembali menetes di wajah datarnya
.
.
.
.
.
.

"gracia berikeras, dan tetap di dalam mobil depan kemudi siap ngejar lo,

Chiko berusaha meminta untuk ia cukup di samping,

namun keras kepala gracia tidak berbeda dengan lo, dia tetep kekeh ingin mengemudi

gue sama frans tidak bisa hanya diam melihat mobil gracia dan chiko udah melaju ngejar lo, kami nysul dan , hiks.. semuanya terjadi shani hikss... "



"ini salah gue fen- harusnya gue yang di dalam sana bukan gracia bukan juga chiko" ucap datar shani menatap dua gundukan makam yang masih baru benar-benar tanpa ekspresi di wajahnya


"Berhenti nyalahin diri sendiri shani!" bentak frans

"Kita gk bisa merubah takdir hiks.. mungkin memang takdir adek gue seperti ini shani hiks,.."

sambung frans lagi yang tengah berlutut memeluk batu nisan gracia

"jika lo merasa bersalah, cukup rawat dan terima dia , anggap itu sebagai pengganti rasa bersalah lo shan.. hiks.. jangan pernah lagi berfikir untuk mati

Teruslah hidup , buat anak itu bahagia layaknya anak yang tidak merasa kehilangan orang tuanya" ucap frans lagi

shani menatap sayu anak dalam gendongannya


mata kirinya menatap lirih dan mulai memerah


sedang mata kanan shani sudah di pastikan tidak lagi berfungsi, beling lumaian besar dari pecahan kaca mobilnya menyayat dan tertancap dalam kornea matanya dan dokter memvonis kebutaan di mata kanannya

'Cup'

shani mengecup dalam dahi mungil Azizi, anak gracia dan chiko yang masih berusia 3 tahun lebih itu

mengecup hangat dan dalam sambil menyembunyikan isak tangisnya



"Hiks.. G-Gue mohon maaf gre hiks.. G-gue hiks.. " lirih shani mulai pecah tangisnya masih mencium hangat dahi Azizi

air mata shani yang jatuh ke pipi Azizi, membuat anak perempuan yang memiliki lesung pipi tipis mirip sepertinya itu membuka matanya

"A-Aku bangunin kamu ze hiks.. ma-maf ya" ucap shani sedikit menjauhkan wajahnya dari Azizi

Azizi kecil sedikit menatap kesekeliling menguap kecil, dan kembali memejamkan matanya tidur kembali

shani menepuk-nepuk punggung zee yang tertidur di gendongannya

"ayo pulang shan, kasian zee" ucap feni lirih

shani hanya sedikit melamun dan menatap kosong ke arah makam gracia dan chiko

"ayo shan, hari sudah mulai gelap"

celetuk chiko yang bangkit sambil mengusap air matanya

mencoba menguatkan hatinya di hadapan shani yang mungkin jauh lebih terpukul darinya

"shan?" kembali panggil frans yang tidak mendapati respon dari shani

"hm" dehem shani mencoba mengembalikan kesadarannya

"lo harus kuat shan, demi gracia" celetuk feni merangkul tubuh shani dari samping

shani hanya mengangguk

mengarahkan langkahnya mendekati nisan gracia

shani sedikit berjongkok sambil memeluk erat Azizi dalam gendongannya




'Cup'



shani mengecup dalam batu nisan bertuliskan nama gracia dengan air mata yang mengalir pelan di mata kirinya

mengusap lembut dengan tangan kirinya



"Ge, sayang.. " panggil shani lirih setelah melepaskan kecupannya




'Hiks... hiks....' lama hening hanya suara isak tangis yang terdengar dari matanya yang sudah terpejam



mencoba menguatkan kembali hatinya sejenak shani menarik nafas panjang dan menghembuskannya








"Ijinkan manusia berengsek ini membesarkan dan merawat Azizi ya gre, dia tidak akan kesepian bahkan kekurangan kasih sayang, aku akan menjadi ibunya dan juga akan menjadi ayahnya"
















Next.


CHEATER (GreShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang