Anin berjongkok agak kekanan mencoba membuka resleting celana jeans shani
"Shan, basah..." lirih anin saat tangannya sudah masuk terselip dalam celana shani
"Nin, ah. ..T-tunggu di rumah aja, aku masih nyetir" balas shani keringat dingin menahan desiran bagian intimnya
"di rumah kan giliran aku shan" bengal anin masih berusaha menyelipkan tangan kirinya.
agak meringis shani menggigit bibir bawahnya menahan desahannya keluar
tangan kiri shani yang tidak memegang setir, mencoba meraih tombol ac untuk menurunkan suhu ruang kabinnya yang mulai terasa panas
"Panas ya beibh..?" tanya anin sedikit menggigit cuping telinga kiri shani, dengan tangannya yang sudah bergerak pelan di dalam 'anu' Shani
hanya bisa pasrah memasang wajah sange nya, shani menangguk pelan dengan tatapan sayu ke arah anin
"Hemmm nin, ..." lirih shani dengan tatapan memohon anin menggerakan cepat jemarinya
sedikit terkikik anin mulai mempercepat gerakan geriliya tangannya di balik celana shani, menjamah apapun yang jemarinya sentuh
"ahh.. njir ninn" shani menatap tak percaya saat anin memasukan jarinya langsung kedalam dengan sekali hentak
tangan shani sedikit bergetar menahan stir mobil dengan nafas yang sudah tidak beraturan
jari anin terus menerus menerobos masuk lalu keluar , masuk lagi dan mengulang terus menerus hingga shani tak mampu lagi menahan orgasmenya
bertepatan denga mobilnya yang sudah memasuki halaman rumahnya, shani yang tinggal sedikit lagi akan sampai di puncaknya segera bergegas bangkit keluar mobil
berputar ke samping dan menggendong anin dengan terburu masuk kedalam rumahnya
anin yang pasrah dalam gendongan shani, menciumi dan menjilati leher putih dan jenjang shani
'Tap tap tap'
langkah cepat shani sudah berada di ambang pintu
berhenti sebentar, merogoh saku celananya untuk mengambil kunci rumah, shani menikmati dengan sedikit bergetar isapan anin pada lehernya, serta sentuhan tangan nakal anin yang sesekali mengelus kewanitaannya walau posisi anin masih dalam gendongannya
'Ceklek'
sebelum shani memasukan kunci rumahnya, pintu sudah terbuka dari dalam
shani perlahan mengangkat kepalanya
'Deg'
3 pasang mata menatap sorot kearahnya yang sedang menggendong anin
"Brak!"
feni yang membukakan pintu tadi reflek segera menutupnya kembali dan membiarkan shani masih berada diluar
membalik pandangannya kebelakang
tampak Gracia dan Chiko masih syok duduk mematung di kursi ruang tamu rumah shani
'Tap tap tap'
langkah kaki gracia mendekati feni menuju arah pintu masuk yang sudah tertutup rapat
aura dingin gracia terasa hingga membuat ruangan rumah mewah shani menjadi sedikit 'Horor' sekarang
"Buka" ucap gracia dengan suara datar
feni menutup rapat mulutnya sambil menggeleng
gracia tersenyum datar kearah feni
"Minggir bentar kakak ipar, adek mau buka pintu ya" ucap gracia pelan selembut mungkin
feni menatap wajah gracia yyang menampilkan senyum namun malah terlihat menyeramkan dengan rona merah menahan amarah di wajah gracia
mengangguk pelan, feni agak meminggir memberi jarak agar gracia bisa membuka pintunya
'Ceklek'
pintu di buka kasar oleh gracia
tampak shani berlari kecil kembali menuju pintu , sepertinya setelah mengetahui di dalam ada gracia, sesegera mungkin shani menggendong anin dan membawanya kembali menuju mobil, dan menyembunyikan anin di sana
"fuh huh huh" deru nafas lelah shani saat sudah berada di ambang pintu, tepat di hadapan gracia
gracia mendekat ke arah shani, tangannya bergerak menuju kancing dan resleting celana shani yang masih belum terpasang
'Srekk'
Gracia memasangkan nya kembali dengan tanpa berucap apapun
shani hanya diam mematung
'Deg Deg Deg' seperti kepergok selingkuh
jantung shani berdetak sangat kencang dengan keringan dinging yang mengucur di pelipisnya menggantian keringat nafsu yang baru beberapa menit tadi kering
"Capek shan?' celetuk gracia bertanya dengan nada dingin
shani hanya diam dengan otak yang sudah berputar putar mencari alasan
"aku kira yang kamu bilang butuh waktu, adalah waktu agar kamu bisa merenungkan hubungan kita shani, ternyata waktu untuk hal menyenangkan lainnya" ucap gracia
sejenak memejamkan matanya gracia menghembuskan nafas panjangnya
tangannya merapikan baju shani yang tampak kusut, tangan halusnya menarik tangan shani dan membawanya masuk kedalam rumah
melewati chiko dan feni yang menatap mereka dengan tatapan bingung
gracia terus menarik tangan shani membawanya menuju lantai 2 menuju kamar shani
"Mandi shan, aku gak suka tubuhmu tercampur dengan aroma wanita lain" ucap datar gracia sesaat setelah mereka masuk kedalam kamar shani
sedikit kikuk, shani berjalan menuju kamar mandi dan mengikuti perintah gracia seperti layaknya anak yang patuh terhadap ibunya
duduk di pinggiran kasur dengan baju ganti untuk shani di tangannya
gracia tampak diam dengan sejuta fikiran di kepalanya
tubuhnya lelah, hatinya yang ingin meraung itu sejenak ia hilangkan
tidak ada lagi air mata , ia sudah lelah jika harus selalu menangisi hal yang sama
'Ceklek'
pintu kamar mandi terbuka, tampak shani keluar dengan handuk yang melilit tubuhnya
"Pakai" ucap gracia menyerahkan baju ganti ke pada shani
"Gre.." panggil shani saat menyambut pakaian gantinya
"Aku menyerah Shani"
next.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEATER (GreShan)
Fanfiction"Seseorang bisa tak mengakui dirinya, tapi sifat asli seseorang terlihat ketika dia sedang menikmati makanannya" Celetuk datar gracia tanpa menoleh siapapun Gue kira Cool ternyata Jamet _Gracia