Al & El || 39

25 6 0
                                    

Halo prend🙆✌

Kalian suka nonton film apasih? Dan di program apa? Disini ada yang suka nonton Shinbi house gak?
Gak tau tulisanya begimane hehe,

  
             Happy Reading☕

                          ***
"Dok.. jantung pasien melemah!"

"Ambilkan alat pemicu jantung! Segera!"

Sssstttttt cedak!

/gak tau gimana suaranya hehe, atau emang gak ada suaranya?

Alfi menggosokan alat pemicu jantungnya dan di tempelkan ke arah dada Darrel.

sungguh sekarang Darrel dengan kondisi yang tak baik-baik saja, Alfi memandang kasian terhadap Darrel yang terbaring lemah di bransaj, yang biasanya aktif menggodanya di setiap waktu, kini dia terbaring di brankar yang semua orang tak ingin menaikinya. Emang siapa sih yang mau terbaring lemah di atas brankar dan selalu mencium bau obat-obatan? Ada kah??.

"Dok.. jantungnya makin melemah dok!!"

"Bismillahirrahmanirrahim.."Alfi menggosokan alat pemicu jantung tersebut dan menempelkan ke bagian dada Darrel, berulang kali ia melakukanya agar jantung Darrel berdetak dengan sempurna.

"Ya Allah.. ku serahkan semuanya terhadapmu, Aku hanya berusaha untuk menyembuhkan pasien ku untuk bertahan hidup dan aku berpasrah kepadamu atas kehidupanya jika memang itu kehendak mu ya Allah.."  batin Alfi, ia terus berdoa atas keselamatan pasienya

"Alhamdulillah jantunganya berdetak dengan sempurna dok.."

"Alhamdulillah..."

"Cek kondisinya, saya keluar terlebih dahulu untuhulungabari keluarganya, jika sudah selesai susul saya di ruangan aeria 2.."ucap Alfi lalu berlalu pergi setelah asistenya menganggukan kepalanya patuh.

                     🌊🌊🌊

"Gimana kondisinya sekarang dok?"tanya Zaki pada Alfi yang kini sudah keluar dari ruangan

"Kondisinya sudah mulai membaik dari sebelumnya, kalo gitu saya permisi... assalamualaikum!" Alfi pergi meninggalkan Zaki yang berdiri di depan pintu, inti geng Zevora sudah pulang sejak 35 menit yang lalu dengan momy Zerin yang sudah diantarkan Rafqi dengan menggunakan mobilnya dan motor Rafqi di tinggal disini.

"Masuk Gak ya?"tanya Zaki pada dirinya karna bingung harus masuk atau tidak, dokternya juga gak bilang kalo udah di persilahkan masuk.

"Masuk deh...."kakinya hampir masuk namun ia mundur lagi dan mengurungkan niatnya.

"Kalo masuk ntar gue nangis, gak akh!"ucap Zaki, ia berjalan ke arah kursi tunggu dan duduk di sana.

Ia membuka ponselnya yang sejak tadi berdering,

"Halo, pak di tunggu di ruang meeting yang akan di laksanakan 30 menit lagi"

"Ee sebentar, saya ingin memastikan kondisi kaka saya baru saya ke sana"

"Segera, di tunggu"

Tutt....

Panggilan sambungan tersebut pun di matikan sepihak oleh Zaki, ia harus menelfon Rafqi atau johny untuk menemani kaka nya.

"John! Bisa tolong kesini gak?"

"Buat?"

"Jagain abang gue,"

"Lo?"

"Ada meeting, daddy lagi di luar negri baru tadi berangkat karna gak bisa di tunda disana, terus gue disuruh gantiin bang El buat meetting,"

"Otw.."

Tut.....

Zaki kini sudah tidak perlu memikirkan keadaan Darrel lagi, karena sebentar lagi palingan Johny datang. Ia segera bangkit dari duduknya dan berjalan di koridor rumah sakit untuk keluar dari rumah sakit.

Dugh...

"Aws!!"

"Jalan hati-hati dong!!"

"Maaf,"ucap Zaki, ia berniat membantu perempuan tersebut untuk berdiri namun perempuan tersebut tidak menerima uluran tanganya dan malah di tepis olehnya.

"Kalo gamau di bantu bilang!"ucap Zaki

"Bacot!"sarkas sang perempuan

"Eh lo! Bantuin gue bawain ini sebagai perminta maaf an lo karena udah ngesenggol gue sampe jatuh!"ucap perempuan tersebut dengan memberikan satu koper ke depan Zaki

"Apaan nih! Gue sibuk,"ucap Zaki

"Cwo/cwe?"tanya perempuan itu

"Cowo,"jawab Zaki

"Yaudah... berarti lo tau dong apa itu tanggung jawab?"

"Hm,"Zaki mengambil koper tersebut dengan tak ikhlas a

"Yang ikhlas!"sentak perempuan tersebut

"Iya-iya!"Zaki menenteng koper tersebut dengan senyuman lebarnya dan terpaksa tentunya.

"Ayok!!"perempuan tersebut jalan terlebih dahulu dan Zaki pun mengikutinya dari belakang

Sesampainya di suatu ruangan, perempuan itu berhenti di depan ruangan tersebut, Zaki pun ikut berhenti di belakangnya.

Perempuan itu berbalik, menghadap ke arah Zaki. "Udah sampe sini aja, makasih.."

"Hm,"Zaki pun memberikan koper tersebut ke arah pemiliknya

Pintu ruangan tersebut terbuka menampilkan seorang dokter muda cantik, dengan memakai jaz putih khas nya.

"Ameenda?"

"ALFIII!!!" Yang di panggil Ameenda itu memeluk tubuh Alfi, kedua perempuan itu kini sedang berpelukan... aaaaaa! Sungguh momen lucu.

"Ama siapa meen?"tanya Alfi lalu ia melirik ke arah laki-laki yang berdiri di samping Ameenda

"Kalian pacaran?"tanya Alfi tak percaya

"Heh bangsul! Kenal aja kagak,"ucap Ameenda

"Terus kenapa ini kalian bisa berdua ha?"

"Ceritanya panjang, ntar aja deh.."ucap Ameenda

"Udah?"tanya Zaki

"Lo ngapain masih disini? Kan gue udah bilang maksih!"ucap Ameenda ngegas

"Ngusir?"tanya Zaki, ia memutar bola matanya malas

"Gue gak bilang gitu, lo yang bilang"

"Yaudah gue pamit, assalamualaikum!"setelah itu, Zaki memutar badanya dan berjalan menjauh dari mereka berdua

"Eh lupa, kenalan dulu.."Zaki berbalik dan menatap ke arah Ameenda, Alfi hanya memerhatikanya saja

"Zaki,"ucap Zaki

"Ameenda,"ucap Ameenda

"Gue balik! Assalamualaikum,"Zaki pun segera lari dari sana karena teringat dengan pekerjaanya

"Lucu,"ujar Ameenda dengan mesemsem

"Woi!!"Alfi menepukan tanganya di depan Ameenda

"Lucu Alll!!! Kiyowok banget aaaaa!!"ucap Ameenda dengan memeluk lengan Alfi

"Malu Meend,"ucap Alfi yang malu akan tingkah Ameenda yang memeluknya dengan sembarang, walaupun sepi tapi kan maluuu.

"Aaa All! Kiyowok aanjiii"

"Lo suka?"tanya Alfi

"Suka bangetttt,"Ameenda mengangguk antusias

"Hayoloh!"

"Itu adiknya Darrel kalo nggak tau,"

"What?! Darrel yang katanya lo itu suka banget ngejar-ngejar lo?"tanya Ameenda

"He'em.."

"Si Darrel nya sekarang lagi dimana?"tanya Ameenda

"Dia koma,"jawab Alfi

"Ha?! Kenapa kok bisa koma?!"tanya Ameenda terkejut

AL & EL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang